Data Waktu dan Lama Penutupan Pintu Perlintasan Data Survey Lalu lintas

IV.5 Data Waktu dan Lama Penutupan Pintu Perlintasan

Waktu dan lamanya penutupan pintu perlintasan diketahui dengan menggunakan stopwacth pada lokasi pengamatan. Perhitungan penutupan pintu dimulai saat pintu berada pada posisi 45° dari arah vertikal sampai pintu terbuka 45° dari arah horisontal. Selanjutnya data waktu dan lama penutupan pintu perlintasan dapat dilihat pada Tabel IV.1. Tabel IV.1 Data Waktu dan Lama Penutupan Pintu Perlintasan No Waktu pintu ditutup Lama penutupan detik Jenis Kereta Api Awal Akhir 1 07.12.31 07.16.01 210 KA. BARANG 2 07.40.52 07.43.15 143 KA. EKONOMI 3 08.38.27 08.41.05 98 KA. EXPRESS 4 09.13.44 09.14.20 96 KA. EXPRESS 5 09.35.58 09.39.29 219 KA. BARANG 6 09.44.57 09.48.16 199 KA. EKONOMI 7 11.06.03 11.07.38 95 KA. EXPRESS 8 11.51.17 11.52.33 76 KA. EXPRESS 9 12.30.52 12.34.35 223 KA. BARANG 10 12.35.15 12.40.00 285 KA. BARANG 11 12.47.26 12.48.41 81 KA. EXPRESS 12 13.57.32 14.00.20 168 KA. EKONOMI 13 14.25.29 14.29.18 231 KA. BARANG 14 15.11.22 15.15.10 238 KA. BARANG 15 15.27.59 15.30.41 193 KA. EKONOMI 16 15.46.27 15.47.43 76 KA. EXPRESS 17 15.15.42 15.18.10 148 KA. EKONOMI 18 16.25.21 16.28.00 158 KA. EKONOMI 19 17.24.10 17.26.25 155 KA. EKONOMI 20 17.48.14 17.51.00 166 KA. EKONOMI Sumber : Survey lapangan Universitas Sumatera Utara Dari Tabel IV.1 dapat diketahui bahwa pada periode pengamatan 07:00 – 09:00 terdapat 6 kali penutupan pintu, pada periode 11:00 – 14:00 terdapat 7 kali penutupan dan periode waktu 15:00 – 18:00 terdapat 7 kali penutupan pintu perlintasan. Sehingga total penutupan yang teramati pada saat survei adalah sebanyak 20 kali penutupan. Frekuensi penutupan yang tinggi pada saat kondisi arus lalu lintas juga tinggi menyebabkan timbulnya kerugian berupa hilangnya waktu akibat tundaan dan antrian. Waktu penutupan yang besar mengakibatkan waktu antrian yang lama yang menimbulkan kerugian waktu dan pencemaran udara dari emisi gas buang kendaraan.

IV.6 Data Survey Lalu lintas

Lalu lintas pada jalan perlintasan sebidang ini relatif padat. Untuk itu dilakukan suatu survey lalu lintas untuk mendapatkan jumlah volume lalu lintas. Survey ini dilakukan dengan pencatatan berbagai jenis kendaraan bermotor yang melewati perlintasan sebidang dengan interval selama 11 jam 07.00WIB - 18.00 WIB Adapun jenis kendaraan yang disurvey dalam penelitian ini dibagi dalam 4 empat moda angkutan : 17. Kendaraan pribadi seperti sedan, sepeda motor, dll. 18. Angkutan umum seperti angkutan perkotaan, angkutan pedesaan, becak bermotor, bus sedang, bus besar, dll. 19. Angkutan karyawan seperti bus sedang dan bus besar. 20. Angkutan barang seperti pick up box, truck 2 As, dan truck 3 As. Universitas Sumatera Utara Perhitungan volume lalu lintas dan Lalu lintas Harian Rata-rata LHR untuk tiap- tiap lokasi survey, masing-masing jenis kendaraan yang di data dikalikan terhadap faktor Satuan Mobil Penumpang SMP nya. Faktor SMP dapat dilihat pada tabel IV.2 . Tabel IV.2. Faktor Satuan Mobil Penumpang SMP Sumber : Morlok 1999 Pada umumnya lalu lintas yang melewati jalan raya terdiri dari campuran kendaraan cepat dan lambat, kendaraan berat dan ringan serta kendaraan tak bermotor. Selain itu setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan yang berbeda, karena dimensi, kecepatan, percepatan maupun kemampuan manuver masing-masing tipe kendaraan serta berpengaruh terhadap geometrik jalan. Maka sebagai penyeragaman dari setiap jenis kendaraan tersebut dibuat suatu keseragaman satuan yang disebut Satuan Mobil Penumpang. No Jenis Kendaraan Faktor SMP 1 Mobil penumpang 1.0 2 Kendaraan roda tiga 0.8 3 Sepeda Motor 0.2 4 Truk ringan 5 ton 1.5 5 Truk menengah 5 - 10 ton 2.0 6 Truk besar 10ton 2.5 7 Mikrobis 1.8 8 Bis besar 2.2 Universitas Sumatera Utara Dari hasil survey, diperoleh data volume lalu lintas dan Lalu lintas Harian Rata – rata LHR pada lokasi perlintasan sebidang.

IV.6.1 Volume Kendaraan

Dari hasil survey yang diperoleh : Volume kenderaan Jam Maksimum pada perlintasan Desa Pagar Jati Km 31 + 086 berada pada pukul 16.00 - 17.00 WIB dengan total volume 3.181,4 smpjam. Lalu lintas Harian Rata – rata LHR pada perlintasan ini sebesar 28.245,5 smpjam. Hasil perkalian Lalu lintas Harian Rata – rata LHR dengan frekuensi kereta api sebesar 564.910 smpk. Tabel IV.3. Total Kendaraan dan Volume Lalu Lintas No Waktu Total Kendaraan kendjam Volume Lalu Lintas smpjam 1 07.00 - 08.00 2.927 2934 2 08.00 - 09.00 2.653 2785,4 3 09.00 - 10.00 2.471 2531,1 4 10.00 - 11.00 2.194 2372,1 5 11.00 - 12.00 2.248 2177,9 6 12.00 - 13.00 2.395 2341 7 13.00 - 14.00 2.257 2137,5 8 14.00 - 15.00 2.199 2066,8 9 15.00 - 16.00 2.823 2836,1 10 16.00 - 17.00 3.236 3181,4 11 17.00 - 18.00 2.893 2882,2 Total 28.296 28.245,5 Sumber : survey Lapangan Universitas Sumatera Utara Hubungan Volume lalu lintas dengan waktu pergerakan kendaraan dapat dilihat pada grafik IV.1. Grafik IV.1. Hubungan Volume Kendaraan vs Waktu Sumber : survey Lapangan

IV.6.2 Kecepatan kenderaan

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan, karena mudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan yang penting untuk biaya pemakai jalan dalam analisa ekonomi. Kecepatan tempuh didefinisikan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 ini sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan LV sepanjang segmen jalan : V = L TT Dimana: V = Kecepatan rata-rata ruang LV kmjam L = Panjang segmen km TT = Waktu tempuh rata-rata LV sepanjang segmen jam 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Universitas Sumatera Utara Tabel IV.4. Kecepatan rata-rata total jenis kenderaan No Jenis kenderaan Waktu tempuh rata-rata detik Kecepatan rata- rata kmjam 1 Mobil penumpang 45.7 31.1 2 Sepeda motor 40.4 35.7 3 Kenderaan roda 3 49.3 29.3 4 Truk ringan 44.5 32.5 5 Truk menengah 51.9 27.8 6 Truk berat 53.2 27.1 7 Bus besar 52.2 27.6 8 Mikrobis 45.6 31.7 Total 47.8 30.4 Sumber : survey Lapangan

IV.6.3 Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat pelayanan jalan atau Level Of Service LOS adalah menunjukkan kondisi ruas jalan secara keseluruhan. Tingkat pelayanan ditentukan berdasarkan nilai kuantitatif seperti VC, kecepatan waktu kejenuhan, serta penilaian kualitatif, seperti kebebasan pengemudi dalam bergerakmemilih kecepatan, derajat hambatan lalu lintas, keamanan dan kenyamanan. Secara umum, LOS dibedakan atas 6 tingkatan, mulai dari LOS A dengan tingkat pelayanan terbaik sampai LOS F dengan tingkat pelayanan terburuk. Penjelasan mengenai karakteristik tiap-tiap tingkatan pelayanan jalan dapat dikemukakan sebagai berikut : 7. Tingkat Pelayanan A. Arus lalu lintas bebas antara satu kendaraan dengan kendaraan lain, volume lalu lintas rendah, kecepatan operasi tingkat dan sepenuhnya ditentukan oleh pengemudi, bebas bermanuver dan menentukan lajur kendaraan. Universitas Sumatera Utara 8. Tingkat Pelayanan B. Arus lalu lintas stabil, kecepatan kenderaan sedikit mulai dibatasi oleh kenderaan lain tapi secara umum, kenderaan masih memiliki kebebasan untuk menentukan kecepatan, bermanuver, dan lajur kendaraan itu sendiri. 9. Tingkat Pelayanan C Arus stabil, kecepatan serta kebebasan bermanuver dan merubah lajur dibatasi oleh kendaraan lain tapi masih berada pada tingkat kecepatan lain, tapi masih berada pada tingkat kecepatan yang memuaskan, biasa dipakai untuk mendesain jalan perkotaan. 10. Tingkat Pelayanan D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan menurun cepat akibat volume yang berfluktuasi dan hambatan sewaktu-waktu, kebebasan bermanuver dan kenyamanan rendah, bisa ditoleransi tapi waktu waktu stabil. 11. Tingkat Pelayanan E Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berubah-berubah, volume mendekati atau dengan kapasitasnya, terjadi hentian sewaktu-waktu. 12. Tingkat Pelayanan F Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume lebih besar dari kapasitas, lalu lintas terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan yang panjang. Highway Capacity Manual 1985 memberikan pembagian tingkat pelayanan berdasarkan Kecepatan rata – rata dan Tundaan kendaraan. Pembagian tingkat pelayanan ini dimuat tabel IV.5. Universitas Sumatera Utara Tabel IV.5. Tingkat Pelayanan untuk persimpangan jalan arteri Tingkat Pelayanan Kecepatan Perjalanan rata-rata Tundaan kendaraan Kelas I Kelas II Milljam Kmjam Milljam Kmjam A ≥ 35 ≥ 56 ≥ 30 ≥ 45 5 B ≥ 28 ≥ 45 ≥ 24 ≥ 38 5 – 15 C ≥ 22 ≥ 33 ≥ 18 ≥ 29 15,1 – 25 D ≥ 18 ≥ 29 ≥ 14 ≥ 22 25,1 – 40 E ≥ 13 ≥ 21 ≥ 10 ≥16 40,1 – 60 F 13 21 10 16 60 Sumber : Highway Capacity Manual 1985 III.6.4 Kapasitas Jalan Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat dipertahankan persatuan jam yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi yang ada. Untuk jalan dua-lajur dua-arah, kapasitas didefinisikan untuk arus dua-arah kedua arah kombinasi, tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah perjalanan dan kapasitas didefinisikan satu arah. Dengan menggunakan persamaan II.8. C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS Di mana: C = Kapasitas smpjam C o FC = Kapasitas dasar smpjam W FC = Faktor penyesuaian lebar jalan SP = Faktor penyesuaian pemisah arah Universitas Sumatera Utara FC SF F = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan CS = Faktor penyesuaian ukuran kota 4. Co Co adalah kapasitas dasar. Nilai kapasitas dasar bagi desa Pagar Jati Km 31+086, tipe jalan 4D, lebar jalur 3.75 m, menurut tabel II.6. adalah 1650 smpjam tiap lajurnya 5. FC FCw adalah faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat lebar jalur lalu lintas berdasarkan lebar jalur lalu lintas efektif W W C 6. FC . Pada desa Pagar Jati Km 31+086, tipe jalan 4D, lebar jalur 3.75 m, faktor penyesuaian lebar jalan dari tabel II.5. sebesar 1,04. FCsp adalah faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat pemisahan arah lalu lintas untuk jalan dua-lajur dua-arah 22 dan empat-lajur dua-arah 42 yang tak terbagi. Pada desa Pagar Jati Km 31+086, tipe jalan 4D, faktor penyesuaian lebar jalan sebesar 1. SP 7. FC FCsp adalah faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat ukuran kota. Pada desa Pagar Jati Km 31+086, tipe jalan 4D, faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat ukuran kota dari tabel II.7. sebesar 1. SP Universitas Sumatera Utara Dari data - data survey lapangan maka dihitung kapasitas jalan pada lokasi survey perlintasan sebidang yaitu desa Pagar Jati Km 31+086. Hasil perhitungan dapat dilihat sebagai berikut dengan menggunakan persamaan II.8. C = Co x FC W x FC SP x FC SF x FC CS C = 6600 x 1,04 x 1 x 1 x 1 C = 6.864 smpjam

IV.6.5. Derajat Kejenuhan

Derajat Kejenuhan DS didefenisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja perlintasan dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Perhitungan Derajat Kejenuhan menggunakan persamaan II.9. sebagai berikut : D S = V JM Di mana: C D S V = Derajat Kejenuhan JM C = Kapasitas Jalan smpjam = Volume Jam Maksimum smpjam Hasil perhitungan Derajat kejenuhan dapat dilihat sebagai berikut: D S = V JM D S = 3.181,4 smpjam C 6864 smpjam D S = 0.46 Universitas Sumatera Utara

IV.6.6. Tundaan

Tundaan menurut MKJI 1997 disebut sebagai waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati suatu simpang dibandingkan terhadap situasi tanpa simpang. Tundaan adalah waktu yang hilang terbuang selama perjalanan selama perjalanan akibat adanya gangguan lalu lintas yang berada di luar kemampuan pengemudi untuk pengemudi untuk mengontrolnya. Ada dua tundaan menurut MKJI 1997, tundaan tetap fixed delay dan tundaan tidak tetap operational delay. Tundaan tetap tundaan geometrik adalah tundaan yang disebabkan oleh perangkat kontrol lalu lintas. seperti lampu lalu lintas, rambu-rambu berhenti, perlintasan kereta api dan sebagainya. Tundaan operasional tundaan lalu lintas adalah tundaan yang disebabkan oleh adanya unsur-unsur lalu lintas itu sendiri. Tundaan ini dapat disebabkan oleh gangguan samping side frictions yaitu pergerakan lalu lintas lainnya yang mengganggu arus lalu lintas, seperti kendaraan parkir, pejalan kaki, dan kendaraan yang berjalan lambat. Selain itu tundaan operasional juga disebabkan oleh gangguan di dalam aliran lalu lintas itu sendiri internal frictions, seperti volume lalu lintas yang besar yang melebihi kapasitas jalan dan kendaraan yang menyalip. Dari data - data survey lapangan maka dihitung Tundaan total pada lokasi survey perlintasan sebidang yaitu desa Pagar Jati Km 31+086. Hasil perhitungan dapat dilihat sebagai berikut. Tundaan lalu lintas diperoleh dari grafik II.1. yakni sebesar 5 detik. Sedangkan tundaan geometrik sebesar 3,26 detik. Maka tundaan total sebesar 8,26 detik. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA

Dokumen yang terkait

Kajian Pengaruh Pembangunan Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road) Terhadap Pola Dan Struktur Ruang Kota

20 103 180

Studi Pengaruh Perlintasan Sebidang Jalan Dengan Rel Kereta Api Terhadap Karakteristik Lalulintas (Studi Kasus: Perlintasan Kereta Api Jalan Sekip)

22 130 107

Studi Pelanggaran dan Waktu Tunda Di Sekitar Pintu Perlintasan Kereta Api Jalan Sumatra Bandung.

0 0 25

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JALAN DAN KORBAN AKIBAT KECELAKAAN ANTARA KERETA API DENGAN KENDARAAN JALAN RAYA PADA PERLINTASAN KERETA API SEBIDANG LIAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN.

0 0 1

(ABSTRAK.pdf)Analisis perilaku Beresiko Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Perlintasan Sebidang Antara Jalan Raya Dan Jalur Kereta Api (Study Kasus perlintasan sebidang di jalan Hasanudin, Semarang).

0 0 1

(ABSTRAK) STUDI KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI DI PERLINTASAN SEBIDANG ANTARA JALAN REL DENGAN JALAN UMUM (Studi kasus perlintasan kereta api di jalan kaligawe kota semarang).

0 0 2

Studi Keselamatan Dan Keamanan Transportasi Di Perlintasan Sebidang Antara Jalan Rel Dengan Jalan Umum ( Studi Kasus Perlintasan Kereta Api Di Jalan Kaligawe Kota Semarang ).

8 49 123

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

Fenomena Kehidupan Petugas Jalan Perlintasan Kereta Api - Ubaya Repository

0 0 1

PERENCANAAN MODEL HUBUNGAN PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG DENGAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN DI JALAN RAYA JEMUR SARI SURABAYA

0 0 136