Upaya ke depan Upaya dan Tindak Lanjut

Hari Subagyo 129 dampak negatif terhadap lingkungan fisik maupun sosial budaya masyarakat. Dengan demikian, tujuan kegiatan pengusahaan hutan alam lestari dapat dicapai dengan tetap memperhatikan azas perusahaan dan azas kelestarian. Hal tersebut menunjukan bahwa kegiatan pengusahaan hutan harus mampu memberikan keuntungan finansial Di samping itu, segala pengorbanan dalam bentuk biaya, baik langsung maupun tidak langsung, seperti teknis produksi, lingkungan, sosial, maupun pemenuhan terhadap kewajiban negara, harus dapat ditutupi oleh pendapatan yang berasal dari hutan. PT Putraduta Indah Wood merupakan salah satu dari perusahaan kehutanan pemegang Hak Pengusahaan Hutan HPH yang ditetapkan berdasarkan SK. HPH No, 178KptsIV 1988, dengan luas arealnya 61 000 Ha dan berlokasi di Propinsi Jambi. Dalam melaksanakan kegiatan pengusahaan hutannya, PT Putraduta Indah Wood telah berusaha mengintegrasikan tiga prinsip kelestarian yakni kelestarian produksi, ekologi, dan sosial. Sasaran yang ditetapkan adalah terwujudnya kondisi sumberdaya hutan lestari serta kelestarian perusahaan yang mengelolanya. Salah satu permasalahan serius yang yang dihadapi oleh PT Putraduta Indah Wood dalam mengelola sumberdaya hutan yang lestari adalah ancaman bahaya kebakaran hutan. Besarnya ancaman bahaya kebakaran hutan ini, karena hampir seluruh arealnya 90 merupakan tipe hutan rawa gambut, dan merupakan areal yang rawan akan kebakaran hutan pada musim keringkemarau. Kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran hutan pada tipe hutan rawa gambut berlangsung relatif cepat dengan dampak negatif yang serius. Tegakan hutan pada umumnya mengalami kematian musnah, serta hilangnya lapisan gambut pada areal yang bergambut tipis dan terjadi penurunan permukaan gambut pada areal yang bergambut dalam. Dampak kebakaran hutan rawa gambut mengakibatkan kerusakan yang lebih berat apabila dibandingkan dengan dampak eksploitasi berat pembalakan liar. Hal ini karena tingkat kerusakan yang terjadi tidak saja terjadi pada tegakan hutan tetapi juga terjadi pada tanahnya gambut. Kerusakan yang terjadi pada kedua sistem tersebut akan turut menurunkan produktivitas lahan dan menurunkan daya dukung lahan dalam menopang pertumbuhan vegetasi di atasnya. Secara umum sebab-sebab terjadinya kebakaran hutan, di hutan rawa gambut lebih dari 90 disebabkan oleh faktor manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja. Kebakaran hutan rawa gambut dapat terjadi secara periodik, terutama dengan datangnya musim kemaraukering panjang. Sumber api sebagian besar berasal dari aktivitas manusia di dalam hutan itu sendiri maupun di luar kawasan hutan. Aktivitasnya dapat berupa penyiapan lahan usaha tani dengan sistem tebas, tebang, dan bakar, pembuatan api untuk masak, dan pembuangan putung rokok sembarangan oleh perambah hutan, seperti para penyadap getah jelutung, dan para pekerja pembalakan legal maupun illegal. Kebakaran hutan besar yang pernah terjadi di areal HPH PT Putraduta Indah Wood telah terjadi pada tahun 1997, yang dipicu oleh musim kemarau panjang sebagai akibat adanya El Niño. Kebakaran besar ini mencapai luas 8.850 Ha dan areal yang mengalami kerusakan hutan yang serius dengan musnahnya tegakan hutan dan hilangnya sebagian lapisan gambut diperkirakan mencapai luas 30-nya. Disadari bahwa kegiatan pemadaman kebakaran hutan memang sulit. Berbagai upaya telah dilakukan, namun upaya pemadaman api tersebut tidak bisa terlaksana dengan cepat. Akibat dari kebakaran tersebut, kerugian yang diderita oleh PT Putraduta Indah Wood, di samping