VerifikasiAkreditasi 4422 laporan tahunan bantuan hukum

24 Setelah PERMEnkUMHAM noMoR 3 TAHUn 2013 TEnTAng TATA CARA VERIFIkASI dAn AkREdITASI LEMBAgA BAnTUAn HUkUM ATAU oRgAnISASI kEMASYARAkATAn diundangkan pada tanggal 8 Februari 2013, BPHn segera membentuk Panitia Veriikasi Akreditasi yang terdiri dari: ketua : dR. WICIPTo SETIAdI, S.H., M.H. kEPALA BPHn Sekretaris : CHAndRA AnggIAT, S.H., M.H. dITJEn AHU Anggota : 1. ALVon kURnIA PALMA, S.H., M.H 2. ARIST MERdEkA SIRAIT, S.H., M.H 3. dR. YonI A. STYono 4. ABdUL FICkAR HAJAR,S.H. 5. SEPTA CHAndRA,S.H. Tim ini dibantu oleh kelompok kerja PokJA Veriikasi yang dipimpin oleh Bambang Palasara, S.H. kepala Pusat Penyuluhan Hukum. Pokja VeriikasiAkreditas segera melakukan persiapan-persiapan, diantaranya: • Penyiapan Pengumuman VeriikasiAkreditasi • Penyiapan Formulir • Pemetaan dan klusterisasi veriikasi faktual • koordinasi dengan Mitra Pembangunan • Workshop VeriikasiAkreditasi dengan mengundang kepala kantor Wilayah dan kepala divisi Pelayanan Hukum Mitra Pembangunan mendukung sepenuhnya Pelaksanaan VeriikasiAkreditasi. Australian Aid melalui Program AIPJ mendukung pelaksanan Veriikasi di 22 Propinsi Sumsel, Bengkulu, Riau, Jambi, Babel, kep.Riau, Banten, Jateng, Jawa Timur, dIY, Bali, kalbar, kalsel, Sulut, gorontalo, Sulbar, Sultra, Papua Barat, Papua, Lampung, nTT, kaltim, sedangkan UndP di 5 Propinsi Aceh, kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Yayasan TIFA di 6 Propinsi Sulawesi Selatan, dkI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, nusa Tenggara Barat, Jawa Barat. Pengumuman VeriikasiAkreditasi organisasi Bantuan Hukum dilaksanakan tanggal 18 Februari – 8 Maret 2013 di website kemenkumham dan Mitra Pemerintah, RRI, 41 koran lokal dan Harian kompas. Formulir veriikasi dapat diunduh di website BPHn. Berdasarkan Pemetaan Pra Veriikasi yang dilaksanakan oleh Justice for he Poor, beberapa skenario dan simulasi Tim Veriikasi dilakukan. Simulasi tersebut dibuat dengan asumsi 257 oBH hasil Pra Veriikasi. namun ternyata antusiasme organisasi Bantuan Hukum luar biasa. Tercatat ada 593 organisasi Bantuan Hukum yang mendaftar atau lebih dari dua kali lipat hasil Pra Veriikasi. Akibatnya, jadwal veriikasi administrasi dan Faktual yang semula dijadwalkan tanggal 13-28 Maret 2013 diundur hingga 15 April 2013. Sebelum berangkat ke lapangan, BPHn menyelenggarakan workshop Veriikator pada tanggal 4-7 Maret 2013 di Jakarta. Acara ini dibuka oleh Menteri Hukum dan HAM RI dengan dihadiri oleh seluruh kepala kantor Wilayah dan kepala divisi Pelayanan Hukum beserta veriikator dari BPHn. 25 Setelah pembentukan panitia BPHn untuk melakukan verikasi dan akreditasi kepada oBH, dan setelah oBH-oBH mengajukan permohonan untuk dapat diveriikasi, kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh BPHn adalah melakukan proses veriikasi administrasi dan faktual di seluruh Indonesia. kegiatan veriikasi administrasi kegiatan dilakukan dengan : - pencocokan identitas Lembagaorganisasi bantuan hukum Bantuan Hukum; - pencocokan dokumen pendirian dan akta pendirian Lembagaorganisasi bantuan hukum Bantuan Hukum; - pengecekan program pemberian Bantuan Hukum paling singkat 1 satu tahun sejak akta pendirian diterbitkan dengan melampirkan bukti penanganan kegiatan baik litigasi maupun nonlitigasi. Sedangkan pada kegiatan veriikasi faktuil dilakukan: - pengecekan lembaga organisasi Bantuan Hukum telah terdaftar pada instansi pemerintah; - pengecekan keberadaan kantor atau kesekretariatan; - pengecekan kepengurusan lembaga bantuan hukum dan organisasi; dan - pengecekan izin atau lisensi beracara bagi advokat. Tahapan berikutnya adalah Akreditasi dengan membagi oBH berdasarkan 3 kategori yakni:

1. KATEGORI A memiliki:

a. Jumlah kasus yang ditangani paling sxedikit 1 satu tahun sebanyak 60 enampuluh kasus b. Jumlah program bantuan hukum nonlitigasi paling sedikit 7 tujuh program; c. Jumlah advokat paling sedikit 10 sepuluh orang dan paralegal yang dimiliki paling sedikit 10 sepuluh orang; d. Pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki advokat paling rendah strata I dan paralegal yang telah mengikuti pelatihan paralegal e. Jangkauan penanganan kasus atau lingkup wilayah provinsi dan kabupatenkota f. Status kepemilikan dan sarana prasarana kantor; g. kepengurusan lembaga h. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangg i. Laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi j. nomor Pokok Wajib Pajak Lembagaorganisasi bantuan hukum k. jaringan yang dimiliki Lembagaorganisasi bantuan hukum.

2. KATEGORI B memiliki:

a. jumlah kasus yang ditangani paling sedikit 1 satu tahun sebanyak 30 tiga puluh kasus b. jumlah program bantuan hukum nonlitigasi paling sedikit 5 lima program c. jumlah advokat paling sedikit 5 lima orang dan paralegal yang dimiliki paling sedikit 5 lima orang; d. pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki advokat paling rendah strata I dan paralegal yang telah mengikuti pelatihan paralegal e. jangkauan penanganan kasus atau lingkup wilayah provinsi dan kabupatenkota f. status kepemilikan dan sarana prasarana kantor g. kepengurusan lembaga lengkap; h. anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; 26 i. laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi; j. nomor Pokok Wajib Pajak Lembagaorganisasi bantuan hukum; dan k. jaringan yang dimiliki Lembagaorganisasi bantuan hukum.

3. KATEGORI C memiliki:

a. jumlah kasus yang ditangani paling sedikit 1 satu tahun sebanyak 10 sepuluh kasus; jumlah program bantuan hukum nonlitigasi paling sedikit 3 tiga program; b. Jumlah advokat paling sedikit 1 satu orang dan paralegal yang dimiliki paling sedikit 3 tiga orang c. Pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki advokat paling rendah strata I dan paralegal yang telah mengikuti pelatihan paralegal; d. Jangkauan penanganan kasus atau lingkup wilayah provinsi dan kabupatenkota e. Status kepemilikan dan sarana prasarana kantor; f. kepengurusan lembaga lengkap g. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga h. Laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi i. nomor Pokok Wajib Pajak Lembagaorganisasi bantuan hukum; dan j. Jaringan yang dimiliki Lembagaorganisasi bantuan hukum. dari 593 oBH yang mendaftar, ada 14 oBH yang tidak dapat diveriikasi secara faktual. Penyebabnya beragam, dari alamat yang tidak dapat ditemukan, sudah bubar, mengundurkan diri dan lain-lain. Pada akhirnya, ada 579 oBH yang diveriikasi secara faktual dan administrasi. Sebaran organisasi Bantuan Hukum yang diveriikasi, terlihat hampir separuh diantaranya ada di Pulau Jawa 281, kemudian disusul Sumatera 127 dan Sulawesi 48. Sebar diant Sulaw Pengu webs Surat Nomo Pengu Huku denga OBH. Ada Ada Pro 2 AC E H ran Organ aranya a wesi 48. umuman ite Keme t Keputus or M.HH umuman um. Ada an rincia apun hasi a 4 Prop opinsi Ban 31; 4 2 AC E H nisasi Ba ada di Pu . Verifika enkumha san Ment H‐02.HN.0 Hasil V 310 Org n Akredi il Verifika pinsi yan ngka Beli 2 5 48; 8 32; 6 2 G O RO N T AL O antuan Hu ulau Jawa asiAkred m dan B teri Huku 03.03 T Verifikas ganisasi B itasi A: 1 asiAkred ng hanya tung, Kep 81; 49 6 31; 5 2 2 G O RO N T AL O ukum ya a 281, ditasi dila BPHN. Pe um dan H ahun 20 iAkredit Bantuan 0 OBH; A ditasi ada a memilik pulauan R 15 2 T E N G AH ng diveri kemudia akukan t engumum Hak Asasi 013 tan tasi Pela Hukum y Akreditas alah sebag ki masin Riau, Sula 56; 27 3 T E N G AH LU K U ifikasi, te an disusu tanggal man terse i Manusia nggal 31 aksanaan yang lolo si B: 21 O gai beriku ng‐masing awesi Bar 3 LU K U erlihat ha ul Sumate 30 Mei ebut ditua a Repub 1 Mei 2 n Pembe s Verifik OBH; Akr ut: g 1 satu rat dan Su 1 B ARAT ampir sep era 127 2013 m angkan d blik Indo 2013 ten rian Ban kasiAkre reditasi C u OBH ulawesi U SUMATERA JAWA KALIMANT SULAWESI BALI NUS TENGGARA MALUKU PAPUA 1 B ARAT paruh dan elalui dalam onesia ntang ntuan ditasi C: 279 yakni Utara. A TAN SA A Pengumuman VeriikasiAkreditasi dilakukan tanggal 30 Mei 2013 melalui website kemenkumham dan BPHn. Pengumuman tersebut dituangkan dalam Surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor M.HH-02.Hn.03.03 Tahun 2013 tanggal 31 Mei 2013 tentang Pengumuman Hasil VeriikasiAkreditasi Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum. Ada 310 organisasi Bantuan Hukum yang lolos VeriikasiAkreditasi dengan rincian Akreditasi A: 10 oBH; Akreditasi B: 21 oBH; Akreditasi C: 279 oBH. 27 Adapun hasil VeriikasiAkreditasi adalah sebagai berikut: OBH. Ada Ada Pro 2 AC E H apun hasi a 4 Prop opinsi Ban 21 1 5 11 AC E H B A B E L B A LI B AN T E N il Verifika pinsi yan ngka Beli 8 18 46 2 B E N G K U LU D IY D K I JAK ART A G O RO N T AL O asiAkred ng hanya tung, Kep 2 7 16 36 2 G O RO N T AL O JAMB I JAW A B ARAT JAW A T E N G AH ditasi ada a memilik pulauan R 24 4 2 3 JAW A T IMU R K AL IMAN T AN B ARAT K AL IMAN T AN S E LAT AN K AL IMAN T AN T E N G AH alah sebag ki masin Riau, Sula 5 1 7 3 K AL IMAN T AN T E N G AH K AL IMAN T AN T IMU R K E P RI LAMP U N G M A LU K U gai beriku ng‐masing awesi Bar 3 6 7 8 M A LU K U M A LU K U U T ARA N T B N U S A T E N G G ARA T IMU R ut: g 1 satu rat dan Su 4 2 10 1 P AP U A P AP U A B ARAT RI AU S U LAW E S I B ARAT u OBH ulawesi U 1 13 8 5 S U LAW E S I B ARAT S U LAW E S I S E LAT AN S U LAW E S I T E N G AH S U LAW E S I T E N G G ARA yakni Utara. 1 6 14 5 S U LAW E S I U T ARA S U MAT E RA S E LAT AN S U MAT E RA U T ARA S U MB AR Ada 4 Propinsi yang hanya memiliki masing-masing 1 satu oBH yakni Propinsi Bangka Belitung, kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara. Adapun Prosentase keberhasilan oBH yang lolos veriikasiakreditasi per pulau adalah sebagai berikut: Ada pul Dar nam ver 1 Profil t tersebar NTB, NTT tersebar Sumatera tersebar h Dari 3 2 Jumlah Ju Ju apun Pro au adalah ri grafik i mpak lebi rifikasi, se Pemberi t di DKI Ja T dan Sul 1 di Aceh a Selatan, 7 di semua K 310 OBH – Akr Wal Man – Akr UPN – Akr h advoka umlah Adv umlah Par TOTAL LOLOS GAGAL osentase h sebagai itu terliha ih siap da ementara Bantuan akarta 2 lawesi Te 5, DKI J , Sumater a propins k H, diantara reditasi A lisongo S ngkurat K reditasi B N Veteran reditasi C t dan Jum vokat: 16 ralegal: 2 SUMATER 156 80 76 51,28 keberha i berikut: at justru alam men a OBH di J Hukum 2 , Jawa Te enggara. Jakarta 4 ra Utara, i p anya 50 L A, terdir Semarang Kalsel. , terdiri d n Jakarta. , terdiri d mlah Para 610 Advo 342 Para RA JAW 28 15 13 53,7 asilan OB OBH di S ngikuti ve Jawa dan 2013 engah 2 4, Jawa B Papua, B p LKBH: ri 3 LKB g, FH dari 2 LKB dari 45 LK alegal kat alegal WA KAL 81 51 30 74 BH yang Sulawesi erifikasi Sumater , DIY, Jaw Barat 3, anten, Be BH, yakn H Univ. BH, yakni KBH LIMANTAN 31 14 17 45,16 lolos ve dan Bali akredita ra lolos se wa Timur, Jawa Ten engkulu, D ni: LPKB Jember, i: LKBHI U SULAWE 48 30 18 62,50 erifikasia Nusa T si di man eparuhny , Kaliman ngah 2, DIY. HI Fak. LKBH U UII Jogja ESI BALI TENG 3 2 1 62,5 akreditas Tenggara na 62,5 ya. ntan Selat Jawa Tim Syariah Univ. Lam dan LKBH NUSA GGARA M 32 20 12 50 si per a yang lolos tan, mur, IAIN mbung H FH MALUKU PAPUA 31 15 16 48,39 dari graik itu terlihat justru oBH di Sulawesi dan Bali nusa Tenggara yang nampak lebih siap dalam mengikuti veriikasiakreditasi di mana 62,5 lolos veriikasi, sementara oBH di Jawa dan Sumatera lolos separuhnya. 28 1 Proil Pemberi Bantuan Hukum 2013 i. Akreditasi A: 10 OBH tersebar di dkI Jakarta 2, Jawa Tengah 2, dIY, Jawa Timur, kalimantan Selatan, nTB, nTT dan Sulawesi Tenggara. ii. Akreditasi B: 21 OBH tersebar di Aceh 5, dkI Jakarta 4, Jawa Barat 3, Jawa Tengah 2, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Papua, Banten, Bengkulu, dIY. iii. Akreditasi C: 279 OBH tersebar di semua propinsi iv. Kiprah LKBHKlinik Hukum Kampus dari 310 oBH, diantaranya 50 LkBH: – Akreditasi A, terdiri 3 LkBH, yakni: LPkBHI Fak. Syariah IAIn Walisongo Semarang, FH Univ. Jember, LkBH Univ. Lambung Mangkurat kalsel. – Akreditasi B, terdiri dari 2 LkBH, yakni: LkBHI UII Jogja dan LkBH FH UPn Veteran Jakarta. – Akreditasi C, terdiri dari 45 LkBH 2 Jumlah advokat dan Jumlah Paralegal Jumlah Advokat: 1610 Advokat Jumlah Paralegal: 2342 Paralegal 3 Catatan VeriikasiAkreditasi 2013 i. Kelemahan Utama OBH: Pengarsipan kelemahan terbesar dari organisasi Bantuan Hukum yang mengikti VeriikasiAkreditasi adalah dokumentasi kegiatan atau pengarsipan. Sebagian besar oBH kelabakan ketika diminta memberikan bukti-bukti penanganan kasus, laporan keuangan, atau persyaratan administrasi lainnya. Ini disebabkan karena tidak adanya dokumentasi atau arsip dari kegiatan yang dilakukan. Bahkan untuk laporan keuangan pun, banyak oBH yang tidak memiliki. ketidakmampuan oBH dalam memberikan dokumen-dokumen kegiatan merupakan penyebab terbesar kegagalan mereka dalam veriikasi. ii. Persyaratan Administrasi yang dianggap berat Sebagian besar LBHormas yang mendaftar untuk veriikasi dan akreditasi mengalami kesulitan dalam memenuhi persyaratan administratif. dokumen badan hukum, keterangan kepemilikansewa kantor, sistem laporan keuangan, Standar penanganan dan laporan serta pendokumentasian kasus, AdART dan SoP, mekanisme complaint, dan semacamnya, jarang sekali didokumentasikan dengan baik dan lengkap; iii. Tingginya Standard veriikasiakreditasi Sulit untuk memenuhi tingginya syarat kepengurusan dan penanganan kasus LBHormas yang mendaftar veriikasi dan akreditasi. Jumlah Advokat, Paralegal, dan kasus yang ditangani tidak tetap setiap tahunnya. Sangat sedikit Advokat yang mau bekerja secara pro bono; 29

c. Rapat Kerja Nasional Pemberi Bantuan Hukum

Setelah selesai VeriikasiAkreditasi, tahapan berikutnya yang ditunggu-tunggu ialah Penandatanganan kontrak kerja. Tahapan ini merupakan bagian dari Rapat kerja nasional Pemberi Bantuan Hukum yang dilaksanakan di Hotel Sultan Jakarta tanggal 25-27 Juli 2013. Rakernas yang akan dilaksanakan hari ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah bagaimana cara mengimplementasikan Undang-undang nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum dan aturan pelaksananya dengan baik. kebijakan ini menegaskan pentingnya akses terhadap keadilan bagi orang miskin dan kelompok orang miskin. Melalui Rakernas ini Pemerintah juga mengukuhkan bantuan hukum sebagai strategi pencapaian akses terhadap keadilan. Rapat kerja nasional Bantuan Hukum ini diikuti oleh 310 ketua organisasi Bantuan Hukum terakreditasi. Tema Rakernas adalah “PERWUJUdAn AkSES kEAdILAn MELALUI BAnTUAn HUkUM gRATIS UnTUk RAkYAT MISkIn ”. Rapat dibuka di Istana negara oleh Presiden Republik Indonesia, dihadiri para Menteri, ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, kepala kepolisian Republik Indonesia, ketua komisi Pemberantasan korupsi, dan duta Besar Australia serta pejabat terkait. Pembukaan tersebut diisi dengan: a Penandatanganan kontrak dan Pakta Integitas Pemberian Bantuan Hukum yang secara simbolis diwakili oleh ketua LBH YLBHI Jakarta, LBH APIk Jayapura dan LBH LP3M Aceh. b Pengarahan dari Presiden Republik Indonesia kemudian Rakernas dilanjutkan di Hotel Sultan Jakarta dengan fokus pembahasan mengenai: 1. Standard Pelayanan Bantuan Hukum oleh Pemberi Bantuan Hukum baik litigasi maupun non litigasi 2. Pertanggungjawaban keuangan 3. Pengawasan Bantuan Hukum. narasumber Rakernas ini adalah Menteri Hukum dan HAM RI, Wakil Menteri Hukum dan HAM RI, kPk, kepala Badan Pembinaan Hukum nasional, kepala Pusat Penyuluhan Hukum.

d. Peningkatan Kapasitas OBH dan Panitia Pengawas Daerah

1. Bimbingan Teknis untuk OBH dan Panitia Pengawas Daerah Peningkatan kapasitas yang dilakukan adalah memastikan efektiitas pelaksanaan bantuan hukum melalaui organsiasi bantuan hukum. Untuk membangun efektiitas implementasi bantuan hukum, dibutuhkan upaya peningkatan kapasitas organisasi bantuan hukum untuk dapat secara maksimal memahami berbagai aturan teknis bantuan hukum agar dapat memberikan bantuan hukum kepada masyarakat miksin sesuai dengan standard yang telah ditentukan. Peningkatan kapasitas ini dihadiri oleh ketua oBH, Bendahara oBH dan seluruh anggota Panitia Pengawas daerah. Materi Peningkatan kapasitas bersifat sangat teknis, 30 yakni Identiikasi permasalahan dalam implementasi Undang-Undang Bantuan Hukum, Standard Pemerian Bantuan Hukum litigasi dan non litigasi, Standard Pelaporan keuangan, Monitoring dan Evaluasi, Sistem Informasi database Bantuan Hukum, dan Rencana Aksi Strategis membangun efektivitas Pelaksanaan Bantuan Hukum. Pelaksanaan Peningkatan kapasitas ini didukung oleh UndP dan AIPJ. Peningkatan kapasitas organisasi Bantuan Hukum dan Panitia Pengawas daerah dilakukan dengan dukungan dari UndP di 5 lima Propinsi yakni Aceh 24-25 oktober 2013, kalimantan Tengah 1-2 nopember 2013, Sulawesi Tengah, Maluku 2-3 oktober 2013 dan Maluku Utara 5-6 oktober 2013. kemudian didukung juga oleh AIPJ di 4 empat Propinsi yakni nusa Tenggara Barat 17-18 oktober 2013, nusa Tenggara Timur 24-25 Maret 2014, Sulawesi Selatan 23-24 desember 2013, Sulawesi Tenggara 5-6 Februari 2014 2. Rapat Kerja Pengawas Bantuan Hukum 15 Propinsi Peningkatan kapasitas berikutnya berupa Rapat kerja Pengawas Bantuan Hukum yang dilakukan pada tanggal 19-21 desember 2013 di Jakarta atas dukungan dari Yayasan TIFA. Peserta Raker ini ialah anggota Tim Pengawas daerah dari 15 Propinsi yang masing-masing terdiri dari kepala Rutan, Biro Hukum dan staf Sub Bidang Pelayanan dan Bantuan Hukum kantor Wilayah.

e. Rapat Kerja Nasional Panitia Pengawas Bantuan Hukum

Selain rakernas Pemberi Bantuan Hukum, kemenkumham juga mengadakan rapat bagi Panitia Pengawas daerah. Ada tiga rapat yang sudah dilaksanakan, yakni 1. Rapat Pelaksanaan Bantuan Hukum 26-28 September 2013 dalam rapat ini, hadir sebagai peserta ialah kepala Bidang Pelayanan Hukum dan kepala Sub Bidang Pelayanan Hukum dari 33 kantor Wilayah. dibuka dengan Pengarahan dari Wamenkumham, acara ini menghadirkan para narasumber dari kepala BPHn, Bappenas, kemenkeu, kPk, Inspektur Jenderal kemenkumham, serta pejabat pengelola keuangan di BPHn. 2. Rapat kerja Teknis Panitia Pengawas 15 Propinsi 19-20 Desember 2013 Rapat kerja Teknis ini didukung sepenuhnya oleh Yayasan TIFA. dalam kesempatan ini, BPHn mengundang anggota Panitia Pengawas daerah yang meliputi kepala Rumah Tahanan, Biro Hukum Pemda dan 1 satu orang staf Sub Bidang Penyuluhan dan Bantuan Hukum dari 15 kantor Wilayah. dalam rapat yang sangat teknis ini, hadir sebagai narasumber kepala BPHn, dirjen PAS, kPk, serta pejabat pengelola keuangan BPHn. 3. Temu Konsultasi Bantuan Hukum di jajaran Kementerian Hukum dan HAM 12-14 Februari 2014 Temu konsultasi Bantuan Hukum ini dihadiri oleh kepala divisi Pelayanan Hukum sebagai ketua Panitia Pengawas daerah tahun 2014 dan kepala Bidang Pelayanan Hukum sebagai sekretaris Panitia dari 33 kantor Wilayah. dibuka oleh Menteri Hukum dan HAM RI, Temu konsultasi ini menghadirkan para narasumber yakni kepala BPHn, Sekretaris Jenderal kemenkumham, Inspektur Jenderal kemenkumham, kPk, Sekretariat TnP2k, serta pejabat pengelola keuangan di BPHn.