PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM YANG SUDAH

17 3. Peraturan daerah Provinsi dan keputusan Biro Hukum Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 4. Peraturan gubernur Sumatera Barat no.292010 Tentang Prosedur Pemberian Bantuan Biaya untuk Penanganan kasus Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu. 5. keputusan Bupati Banyuasin no.3422008 tentang Penunjukan LBH Palembang sebagai kuasa Hukum Pada kegiatan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin kurang Mampu di kabupaten Musi Banyuasin Jo keputusan Bupati Banyuasin no. 3442008 tentang kriteria dan Mekanisme Pengajuan Permohonan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin di kabupaten Musi Banyuasin Jo keputusan Bupati Banyuasin no.3462008 tentang Penggunaan dana kegiatan Penanganan kasus Hukum Masyarakat Miskin dalam kabupaten Musi Banyuasin. 6. Peraturan Walikota Palembang. 7. Peraturan Walikota Semarang no.102010 tentang Fasilitas Bantuan Hukum Bagi Warga Miskin. 8. Peraturan Walikota no.632009 tentang Pelayanan Bantuan Hukum kepada Peduduk Tidak Mampu. 9. Peraturan Bupati no. 82010 Pelaksanaan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin. Skema Bantuan Hukum beragam. demikian juga besarannya. namun dengan adanya Undang-undang Bantuan Hukum ini, sebagian besar dari mereka menyesuaikan dengan Skema dalam Undang-Undang nomor 16 Tahun 2011. Terlebih di undang-undang Bantuan Hukum disebutkan bahwa Pemberi Bantuan Hukum adalah oBH yang lolos veriikasiakreditasi dari kemenkumham. 22 dua puluh dua Pemerintah daerah tersebut antara lain: No Provinsi Bantuan hukum Untuk orang Miskin Nominal perkasus Dasar Hukum 1. Pemprov Sumatera Barat. Sudah ada sejak tahun 2007. yang dibantu hanya untuk tingkat pertama. baik litigasi dan non litigasi. ada veriikasi dr pihak pemprov lgsg ke pengadilan. kurang lebih anggaran untuk tahun 2014 sebesar 75 juta. Sedangkan di Sumatera Barat, pemerintah setempat menyediakan dana bantuan hukum sebesar 35, 3 juta. 2007-2013 6 juta per kasus. setahunnya 5-10 kasus. untuk tahun 2014 anggaran perkasus naik menjadi 7.5 juta. Peraturan ggubernur no. 29 tahun 2010 tentang prosedur pemberian bantuan biaya untuk penanganan kasus hukum bagi masyarakat kurang mampu. sedang dalam proses pembuatan perda. 2. PEMPRoV Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Selatan di tahun 2009 menganggarkan 1,5 miliar dan jumlahnya naik menjadi 2,8 milyar pada tahun 2010 dan 2011 dan di tahun 2012 meningkat menjadi 7,4 milyar. Anggaran per- kasusnya belum menentu karena masih menunggu Permenkeu. Perda no. 8 Tahun 2012 Tentang Bantuan Hukum Cuma-Cuma, sedang revisi. 3. PEM PRoV Jateng. Belum ada, karena di undang-undang di jelaskan daerah boleh melaksanakan kegiatan bantuan hukum untuk orang miskin namun harus ada payung hukumnya berupa perda. Masih menunggu Perda. 18 No Provinsi Bantuan hukum Untuk orang Miskin Nominal perkasus Dasar Hukum 4. PEMPRoV Sulawesi Tengah. Pemprov Sulawesi Tengah membedakan jumlah biaya yang diberikan berdasarkan tingkatan peradilan. Tingkat pertama dianggarkan 10 juta rupiah per kasus, turun menjadi 5-7 juta di tingkat banding dan kasasi. Total anggaran yang disediakan pada 2011 adalah Rp200 juta. 5. PEMPRoV Jatim. Peraturan daerah Perda nomor 9 Tahun 2012 tentang Bantuan Hukum untuk Masyarakat Miskin. 6. PEMkoT Palembang. Untuk Tahun Anggaran Tahun 2013 Pemerintah kota Palembang telah mengganggarkan dana bantuan hukum sebesar Rp.700.000.000,- dan telah terserap seluruhnya. Untuk mengakses dana bantuan hukum, pemberi bantuan hukum mengajukan penagihan dengan cara reimbursement dengan perincian Rp.10.000.000,- untuk perkara perdata dan Rp.9.700.000,- untuk perkara pidana. Untuk tahun 2014 Pemerintah kota Palembang juga akan menganggarkan dana bantuan hukum kurang lebih sama dengan tahun 2013 yakni Rp.700.000.000,- dimana tidak akan diadakan seleksi lagi dan Pemerintah kota Palembang langsung melakukan Penunjukan terhadap organisasi Lembaga Bantuan Hukum yang sudah terakreditasi dan terveriikasi berdasarkan UU Bantuan Hukum no.16 tahun 2011 dan bekerja secara professional dan tidak proit orientied. 7. PEMkAB Bogor 10 juta per kasus . 8. PEMkAB Sumedang sudah dianggarkan dari tahun 2012. anggaran di tahun 2012 75 juta jd melalui pergub, tp tidak terserap semua. sedangkan di tahun 2013 sebesar 75 juta tidak terserserap krn sedang proses pembuatan perda. di tahun 2014 sebesar 166 juta. Perda no. 4 tahun 2014. sudah ada kerjasama dengan kanwil kemenkumham dan kepolisian utk data tahanan yg sedang ditangani oleh kepolisian. 19 No Provinsi Bantuan hukum Untuk orang Miskin Nominal perkasus Dasar Hukum 9. PEMkAB Sukabumi 10. PEMkAB Cianjur. 11. PEMkoT Surabaya . 12. PEMkAB Sumenep. data tahun 2009 , di anggarkan untuk 30 kasus, perkasusnya di anggarkan sebesar 5 juta 13. PEMkAB Sinjai. Perda nomor 18 tahun 2013 Tentang Bantuan Hukum gratis untuk masyarakat miskin. kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan dengan Peraturan Bupati nomor 8 tahun 2010 tentang pelayanan bantuan hukum kepada masyarakat tidak mampu. 14. PEMkoT Palu. 15. PEMkoT Semarang. Anggaran tahun 2014, 60 juta Perda belum ada , jadi mengacu kepada perjanjian dengan pihak ketiga. misalkan ada pihak yg membutuhkan menunjuk [pengacara dan pengacara yang mengajukan ke pemkot salatiga dan dibuat perjanjian. 16. PEMkAB Bantul. 17. PEMkAB karawang. 18. PEMkoT Serang. 19. PEMPRoV Banten 20 No Provinsi Bantuan hukum Untuk orang Miskin Nominal perkasus Dasar Hukum 20. PEMkoT Padang. 21. PEMkoT Makassar di Makassar, dana bantuan hukum punya mata anggaran sendiri dalam APBd. Besarannya 5 juta rupiah untuk kasus pidana dan 7 juta rupiah untuk kasus perdata. Total anggaran yang disediakan adalah Rp56 juta. 22. Pemkab Musi Banyuasin 21 Adanya pemberian Bantuan Hukum oleh Pemda ini di satu sisi memperluas akses keadilan, namun di sisi lain menjadi tantangan bagi Panitia Pengawas daerah untuk memastikan tidak adanya double payment atas satu perkara. 3. Bantuan Hukum oleh Lembaga Bantuan Hukum Jelas, Pemberian Bantuan Hukum sudah selama ini dilakukan oleh Lembaga-lembaga Bantuan Hukum yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada beragam model pemberian bantuan hukum. Beragam model tersebut sangat mewarnai dalam pembuatan regulasi pelaksana di mana BPHn melibatkan banyak aktivis Pengabdi Bantuan Hukum. Masukan-masukan tersebut terutama menyangkut mekanisme, standar, pembiayaan, pelaporan keuangan, praktek litigasi dan non litigasi, dan lain-lain. 4. Bantuan Hukum skema Pro Bono. Mapping skema ini menemukan bahwa jumlah advokat di seluruh Indonesia hanya berkisar 27.000 orang, tentu sangat tidak seimbang dengan jumlah orang miskin dan hampir miskin yang diperkirakan berjumlah sekitar 80 juta orang di seluruh Indonesia ditambah konsentrasi penyebaran advokat tidak merata. Pada umumnya ada di kota- kota besar dan Pulau Jawa. Fakta itu diperburuk dengan sedikitnya advokat yang menjalankan aktivitas pro bono, yang sebenarnya menjadi kewajiban mereka dalam Undang-Undang Advokat dan PP-nya. 5. PRA VERIFIKASI OBH. BPHn dengan didukung oleh Program Justice For he Poor, Bank dunia melakukan mapping organisasi bantuan hukum di seluruh indonesia sebagai tahap pra veriikasi. Ada 257 oBH di seluruh Indonesia yang bisa didata. data ini sangat penting untuk pemetaan veriikasi. di luar dari data pemetaan ini, diperkirakan masih ada sekitar 50 organisasi bantuan hukum lainnya yang belum terdata, khususnya dari LkBH-LkBH Perguruan Tinggi. Adapun hasil pra-veriikasi tersebut adalah sebagai berikut: NO KEPULAUAN JUMLAH OBH 1 JAWA 113 2 SUMATERA 67 3 kALIMAnTAn 14 4 SULAWESI 23 5 BALI 5 6 nUSA TEnggARA 13 7 MALUkU 16 8 PAPUA 6 TOTAL 257 22 Adapun diagram Sebaran oBH menurut Hasil Pra Veriikasi ini adalah sbb: Jawa 44 Sumatera 26 Kalimantan 6 Sulawesi 9 Bali 2 Nusa Tenggara 5 Maluku 6 Papua 2 SEBARAN OBH nampak sebaran oBH paling banyak ada di Pulau Jawa sebanyak 44 , disusul Sumatera sebanyak 26 dan Sulawesi sebanyak 9 . Sebaran tersebut juga tidak merata dalam tiap propinsinya. Misalnya di Jawa Tengah, dari 26 oBH hasil Pra Veriikasi, sebagian besar di Semarang yakni 13 oBH, disusul di Solo 7 oBH, kemudian Purwokerto 2 oBH. Sesudahnya, Jepara, Salatiga, kendal dan Magelang masing-masing memiliki 1 oBH. di Sumatera pun demikian. dari 67 oBH hasil Pra Veriikasi, Propinsi Aceh memiliki jumlah oBH terbanyak yakni 16. Sebarannya pun tidak merata. Paling banyak di Banda Aceh yakni 8 oBH, disusul Lhokseumawe 3 oBH. kemudian Aceh Tengah, Aceh Selatan, Langsa, Aceh Besar, dan Pidie masing-masing 1 oBH. dari hasil Pra Veriikasi ini, diperoleh gambaran untuk melakukan veriikasi lapangan. Skenario dan simulasi pun segera dilakukan. Pembuatan kluster-kluster yang didasarkan pada perhitungan geograis yakni jarak, waktu tempuh, bandara terdekat, dan lain-lain. dari kluster tersebut, diperoleh Peta Veriikasi, simulasi jumlah tim veriikator, simulasi penjadwalan, dan seterusnya. iii. Study Visit Salah satu tahapan pra implementasi yang dilakukan adalah melakukan study visit. Ada 3 kunjungan yang dilakukan selama pra implementasi, yakni melihat praktek posbakum dan sidang keliling, serta mempelajari langsung implementasi Bantuan Hukum di georgia, Eropa Timur. a Posbakum di Surabaya dan Mataram. Study visit ini didukung oleh World Bank dan memberikan masukan yang konkrit mengenai praktek posbakum baik di Pengadilan Agama maupun Pengadilan negeri di Surabaya dan Mataram. b Sidang keliling di Cianjur. Study Visit ini didukung olen World Bank dan memberikan masukan tentang 23 pelaksanaan implementasi bantuan Hukum di bawah SEMA 2012 serta proil masyarakat yang dilayani, mekanisme penetapan status miskin oleh hakim serta pembebasan biaya perkara prodeo. c Implementasi Bantuan Hukum di georgia, Ukraina dan Moldova Juni 2012 Study Visit di georgia ini didukung oleh TIFA dan oSJI dengan mengundang juga perwakilan dari Ukraina dan Moldova. Study ini memberi masukan sangat banyak terutama menyangkut praktek bantuan hukum internasional, mekanisme pemberian bantuan hukum oleh kementerian melalui Legal Aid Service mirip dengan skema di Indonesia, skema bantuan hukum di tiga negara tersebut, layanan bantuan hukum, identiikasi penerima bantuan hukum, prosedur aplikasi, praktek bantuan hukum di kantor bantuan hukum, paralegal partfull time paralegal and community based paralegal, manajemen sistem bantuan hukum, manajemen kualitas layanan, skema duty lawyer dan lain-lain. d Skema Bantuan Hukum di Melbourne di bawah negara Bagian Victoria Juli 2013 Study visit ini didukung oleh Australia Aid melalui program AIPJ diselenggarakan dalam perspektif membangun kemitraan antara pengadilan, klinik bantuan hukum universitas, lsm dan lembaga negara lainnya yang berkontribusi pada tersedianya layanan hukum berkualitas. Mengamati bagaimana beberapa peradilan yang berbeda di Australia menjalankan pos bantuan hukum di dalam lingkungan pengadilan, melihat langsung praktek klinik Bantuan Hukum Universitas, Pemberian layanan konsultasi hukum melalui telepon, keparalegalan, dan lain-lain. kunjungan meliputi klinik bantuan hukum Monash University, baik yang berlokasi di Family Court of Australia FCoA maupun di Monash University; Pos bantuan hukum yang dikelola oleh Victorian Legal Aid VLA pada FCoA, Magistrates Court, Children’s Court; Pos bantuan hukum yang dijalankan oleh LSM seperti Womens Legal Services WLS, Peninsula Legal Services, dan Layanan konsultasi hukum via telepon yang disediakan oleh VLA, WLS, disability discrimination Legal Services, Law Access nSW dan Monash University Family Law Assistance Programme FLAP. e Skema Bantuan Hukum di Sidney di bawah negara Bagian new South Wales nopember 2013 Study visit ini didukung oleh Australia Aid melalui program AIPJ mempelajari implementasi layanan bantuan hukum yang diberikan Legal Aid New South Wales. Beberapa kunjungan antara lain ke kantor Legal Aid NSW lembaga bantuan hukum, Sydney Central Police Headquarters kepolisian Sydney, mengikuti kegiatan di Sydney Central Local Courts pengadilan setempat di Sydney, menghadiri pertemuan dengan Aboriginal Legal Service layanan hukum bagi masyarakat Aborigin dan dengan beberapa organisasi masyarakat sipil yang memberikan layanan bantuan hukum.

b. VerifikasiAkreditasi

Tahapan krusial pra implementasi berikutnya adalah VeriikasiAkreditasi. Persyaratan utama dari VeriikasiAkreditasi adalah: 1. Berbadan Hukum; 2. Mempunyai kantor atau Sekretariat tetap; 3. Memiliki Pengurus yang meliputi ketua, Sekretaris dan Anggota; 4. Memiliki Program Bantuan Hukum; 5. Memiliki minimal 1 satu advokat yang masih memiliki ijin beracara 24 Setelah PERMEnkUMHAM noMoR 3 TAHUn 2013 TEnTAng TATA CARA VERIFIkASI dAn AkREdITASI LEMBAgA BAnTUAn HUkUM ATAU oRgAnISASI kEMASYARAkATAn diundangkan pada tanggal 8 Februari 2013, BPHn segera membentuk Panitia Veriikasi Akreditasi yang terdiri dari: ketua : dR. WICIPTo SETIAdI, S.H., M.H. kEPALA BPHn Sekretaris : CHAndRA AnggIAT, S.H., M.H. dITJEn AHU Anggota : 1. ALVon kURnIA PALMA, S.H., M.H 2. ARIST MERdEkA SIRAIT, S.H., M.H 3. dR. YonI A. STYono 4. ABdUL FICkAR HAJAR,S.H. 5. SEPTA CHAndRA,S.H. Tim ini dibantu oleh kelompok kerja PokJA Veriikasi yang dipimpin oleh Bambang Palasara, S.H. kepala Pusat Penyuluhan Hukum. Pokja VeriikasiAkreditas segera melakukan persiapan-persiapan, diantaranya: • Penyiapan Pengumuman VeriikasiAkreditasi • Penyiapan Formulir • Pemetaan dan klusterisasi veriikasi faktual • koordinasi dengan Mitra Pembangunan • Workshop VeriikasiAkreditasi dengan mengundang kepala kantor Wilayah dan kepala divisi Pelayanan Hukum Mitra Pembangunan mendukung sepenuhnya Pelaksanaan VeriikasiAkreditasi. Australian Aid melalui Program AIPJ mendukung pelaksanan Veriikasi di 22 Propinsi Sumsel, Bengkulu, Riau, Jambi, Babel, kep.Riau, Banten, Jateng, Jawa Timur, dIY, Bali, kalbar, kalsel, Sulut, gorontalo, Sulbar, Sultra, Papua Barat, Papua, Lampung, nTT, kaltim, sedangkan UndP di 5 Propinsi Aceh, kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Yayasan TIFA di 6 Propinsi Sulawesi Selatan, dkI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, nusa Tenggara Barat, Jawa Barat. Pengumuman VeriikasiAkreditasi organisasi Bantuan Hukum dilaksanakan tanggal 18 Februari – 8 Maret 2013 di website kemenkumham dan Mitra Pemerintah, RRI, 41 koran lokal dan Harian kompas. Formulir veriikasi dapat diunduh di website BPHn. Berdasarkan Pemetaan Pra Veriikasi yang dilaksanakan oleh Justice for he Poor, beberapa skenario dan simulasi Tim Veriikasi dilakukan. Simulasi tersebut dibuat dengan asumsi 257 oBH hasil Pra Veriikasi. namun ternyata antusiasme organisasi Bantuan Hukum luar biasa. Tercatat ada 593 organisasi Bantuan Hukum yang mendaftar atau lebih dari dua kali lipat hasil Pra Veriikasi. Akibatnya, jadwal veriikasi administrasi dan Faktual yang semula dijadwalkan tanggal 13-28 Maret 2013 diundur hingga 15 April 2013. Sebelum berangkat ke lapangan, BPHn menyelenggarakan workshop Veriikator pada tanggal 4-7 Maret 2013 di Jakarta. Acara ini dibuka oleh Menteri Hukum dan HAM RI dengan dihadiri oleh seluruh kepala kantor Wilayah dan kepala divisi Pelayanan Hukum beserta veriikator dari BPHn.