Sebaran OBH dan Sebaran Penduduk Miskin
55
demikian, maka semakin banyak penduduk, maka semakin besar kebutuhan akan bantuan hukum. Karena itulah maka sebaran OBH terkonsentrasi di Pulau Jawa.
PROSENTASE SEBARAN
OBH YANG LOLOS VERIFIKASI PER
‐ PULAU
BALI NUSA
TENGGARA 6
JAWA 49
KALIMANTAN 4
MALUKU PAPUA
5 SULAWESI
10 SUMATERA
26
Total
Mengingat skema bantuan hukum dalam Undang‐Undang Nomor 16 Tahun 2011 adalah untuk orang miskin, akan sangat menarik untuk melihat apakah sebaran
OBH ini berbanding lurus dengan sebaran penduduk miskin. Tentu saja tidak semua
penduduk miskin bermasalah dengan hukum. Namun Penduduk Miskin merupakan sasaran pemberian bantuan hukum non litigasi. Dari 9 kegiatan non litigasi, hanya 3
Mengingat skema bantuan hukum dalam Undang-Undang nomor 16 Tahun 2011 adalah untuk orang miskin, akan sangat menarik untuk melihat apakah sebaran oBH ini
berbanding lurus dengan sebaran penduduk miskin. Tentu saja tidak semua penduduk miskin bermasalah dengan hukum. namun Penduduk Miskin merupakan sasaran
pemberian bantuan hukum non litigasi. dari 9 kegiatan non litigasi, hanya 3 kegiatan yang tidak membutuhkan SkTM, yakni Penyuluhan Hukum, Penelitian Hukum dan
Pemberdayaan Masyarakat. Pun demikian, diharapkan kegiatan tersebut mengambil lokasi di daerah yang banyak penduduk miskinnya slum area
Berikut adalah sebaran Penduduk Miskin menurut Pulau:
kegiatan Hukum
tersebut Berikut a
Melihat mengiku
melayani sebaran 5
seluruh sebandin
jumlah p Kemudia
Propinsi, propinsi,
akan ter kabupate
Sebaran tidak jika
jumlah K Jika kita
Jawa, ma kabupate
Jakarta sedangka
memiliki
Sulawe Kalimanta
yang tid dan Pem
mengam adalah seb
diagram ti sebara
i 12,19 5 OBH
Pendudu ng dengan
enduduk an, mengi
, maka s , sebaran
rlihat ber en tanpa
yang men a kita me
Kabupaten melihat
aka terlih en di Prop
misalnya an di Dae
i.
si; 12,2
n; 6,92
B Nus
dak mem mberdaya
mbil lokasi baran Pe
di atas an pendu
pendud di Papua
uk di du n prosen
k miskin d ingat cak
sebaran O n yang ak
rapa kab OBH.
ngikuti d elihat lebi
n yang ad lebih de
hat bahw pinsi Ban
a, praktis rah Istim
Bali dan
atenggara; 15,63
mbutuhka aan Mas
i di daera nduduk M
s, terliha uduk mi
uk miski dan Malu
ua pulau ntase jum
di Pulau t kupan ke
OBH juga kan digun
upaten d istribusi
ih dalam da OBH de
etail seba wa sebara
nten, DKI s hanya
mewa Yog
Tah
an SKTM syarakat.
ah yang ba Miskin me
t bagaim iskin. Seb
n dari to uku akan
u tersebu mlah pend
ersebut. erja Orga
a harus nakan ada
dalam pr Luas dan
per prop engan jum
aran OBH an terseb
Jakarta d Kepulau
yakarta, h
un 201
, yakni P Pun de
anyak pe enurut Pu
mana seb baran 49
otal pend melayan
ut. Artin duduk, na
anisasi Ba dilihat p
alah seba opinsi ya
n Pendudu pinsi. Ter
mlah kabu H Terakre
but baru dan Daera
uan Serib hanya Ka
Jawa;
Pa Malu
11
Penyuluh emikian,
nduduk m ulau:
baran OB 9 OBH
uduk di ni 25,95
nya, pros amun tid
antuan H pada leve
aran per ang mem
uk menur rlebih jika
upaten ta editasi pe
bisa me ah Istime
bu yang abupaten
12,19
apua dan
uku; 25,95
han Huku diharap
miskinny
BH sama H di Pula
Pulau Jaw pendudu
sentase dak denga
Hukum ad el propin
kabupate miliki OBH
rut Pulau a kita me
anpa OBH er kabup
elayani le ewa Yogy
tidak m Kulonpro
Sumatera;
um, Pene pkan keg
ya slum a
a sekali au Jawa
wa, seme uk miskin
sebaran an prose
dalah wi nsi. Pada
en. Karen H dan b
u ternyata embandin
H. paten di
ebih dari yakarta. D
memiliki ogo yang
; 12,56
elitian giatan
area
tidak akan
entara n dari
OBH entase
ilayah level
na itu, erapa
a juga ngkan
Pulau 80
Di DKI OBH,
tidak
Melihat diagram di atas, terlihat bagaimana sebaran oBH sama sekali tidak mengikuti sebaran penduduk miskin. Sebaran 49 oBH di Pulau Jawa akan melayani 12,19
penduduk miskin dari total penduduk di Pulau Jawa, sementara sebaran 5 oBH di Papua dan Maluku akan melayani 25,95 penduduk miskin dari seluruh Penduduk di
56
dua pulau tersebut. Artinya, prosentase sebaran oBH sebanding dengan prosentase jumlah penduduk, namun tidak dengan prosentase jumlah penduduk miskin di Pulau
tersebut.
kemudian, mengingat cakupan kerja organisasi Bantuan Hukum adalah wilayah Propinsi, maka sebaran oBH juga harus dilihat pada level propinsi. Pada level propinsi,
sebaran yang akan digunakan adalah sebaran per kabupaten. karena itu, akan terlihat berapa kabupaten dalam propinsi yang memiliki oBH dan berapa kabupaten tanpa oBH.
Sebaran yang mengikuti distribusi Luas dan Penduduk menurut Pulau ternyata juga tidak jika kita melihat lebih dalam per propinsi. Terlebih jika kita membandingkan
jumlah kabupaten yang ada oBH dengan jumlah kabupaten tanpa oBH.
Jika kita melihat lebih detail sebaran oBH Terakreditasi per kabupaten di Pulau Jawa, maka terlihat bahwa sebaran tersebut baru bisa melayani lebih dari 80 kabupaten
di Propinsi Banten, dkI Jakarta dan daerah Istimewa Yogyakarta. di dkI Jakarta misalnya, praktis hanya kepulauan Seribu yang tidak memiliki oBH, sedangkan di
daerah Istimewa Yogyakarta, hanya kabupaten kulonprogo yang tidak memiliki.
SEBARAN OBH PER KABUPATEN WILAYAH JAWA
6 4
5 11
16 11
8 5
6 27
35 38
5 10
15 20
25 30
35 40
Banten DI Jogjakarta
DKI Jakarta Jawa Barat
Jawa Tengah Jawa Timur
Sebaran OBH Terakreditasi per Propinsi di Jawa
KotaKab yang memiliki OBH
Terakreditasi Total KotaKab di
Propinsi
namun jika kita melihat Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, maka akan terlihat betapa disparitas antara kabupaten dengan oBH dan tanpa oBH. di Jawa Barat, dari
27 kabupaten, hanya 11 kabupaten di antaranya yang memiliki oBH atau hanya 40 , sementara di Jawa Tengah dari 35 kabupaten, keberadaan oBH hanya ada di 16
kabupaten atau hanya 45. kesenjangan yang lebih lebar ada di Jawa Timur, di mana dari 38 kabupaten, hanya ada 11 kabupaten yang memiliki oBH atau hanya 28.
Jelas perbandingan jumlah kabupaten dengan oBH dan tanpa oBH di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sangat timpang. Walaupun wilayah kerja oBH bisa lintas
kabupaten asal dalam propinsi, namun 24 oBH di 11 kabupten di Jawa Timur harus menjangkau luas wilayah hampir 48.000 km2. Sedangkan 16 oBH di 11 kabupaten di
Jawa Barat harus melayani hampir 35.000 km2 luas wilayah. Sedangkan luas wilayan 32.500 km2 harus dijelajahi oleh 36 oBH di 16 kabupaten di Jawa Tengah.
57
Sebaran 49 oBH di Pulau Jawa ini tentu tidak sebanding dengan sebaran Penduduk Miskin yang mencapai 12,9 dari total penduduk pulau Jawa. Tentu saja walau hanya
12,9 prosentasenya, namun jumlah penduduk miskin di Pulau Jawa adalah 16,7 Juta –jumlah penduduk yang harus dilayani oleh hanya 150 oBH.
Tentu akan menarik jika sebaran per propinsi ini juga memperhitungkan jumlah penduduk miskin di masing-masing propinsi. Berikut adalah data jumlah penduduk
miskin dan jumlah oBH di Pulau Jawa.
Propinsi Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah OBH
dkI Jakarta 363.400
46 Jawa Barat
4.648.600 16
Jawa Tengah 5.107.400
36 dI. Yogyakarta
560.900 18
Jawa Timur 5.356.200
24 Banten
690.500 11
Melihat tabel di atas, nampak 16 oBH di Jawa Barat di 11 kabupaten harus melayani 4.648.000 penduduk miskin, dengan luas wilayah hampir 35.000 km2. Tentu ini sangat
tidak mungkin dilakukan. demikian pula dengan 24 oBH di Jawa Timur dan 36 oBH di Jawa Tengah yang masing-masing harus melayani lebih dari 5 juta penduduk miskin di
wilayah mereka sendiri.
Sebaran oBH di Pulau Sumatera yang mencapai 26 juga tidak merata di tiap kabupatennya. Berikut tabel perbandingan kabupaten dengan oBH dan tanpa oBH di
Pulau Sumatera:
SEBARAN OBH PER KABUPATEN WILAYAH SUMATERA
10 1
3 1
1 3
2 3
1 5
23
7 10
11 7
15 12
19 17
33
Aceh Bangka
Belitung Bengkulu
Jambi Kepulauan
Riau Lampung
Riau Sumatera
Barat Sumatera
Selatan Sumatera
Utara
KotaKab yang memiliki OBH Terakreditasi Total KotaKab di Propinsi
dari 10 Propinsi di Pulau Sumatera, jumlah oBH yang sebarannya hampir mencapai separuh jumlah kabupaten hanya di Propinsi Aceh di mana dari 23 kabupaten, ada 10
kabupaten yang memiliki oBH. dengan kata lain, sekitar 43 dari seluruh kabupaten di Propinsi Aceh telah tercover oleh keberadaan oBH. namun di hampir semua Propinsi,
perbandingan kabupaten dengan oBH dan tanpa oBH sangat kecil.
58
Ada 4 Propinsi yang hanya memiliki 1 kabupaten dengan oBH, yakni Bangka Belitung, Jambi, kepulauan Riau dan Sumatera Selatan. Hal yang lumrah ada di Bangka Belitung
dan kepulauan Riau, di mana dua Propinsi tersebut hanya memiliki masing-masing 1 oBH. namun di Propinsi Jambi, dari 7 oBH yang lolos veriikasi, semua terkumpul di
1 kabupaten. Hal yang sama terjadi di Sumatera Selatan, di mana 6 oBH terkumpul di Palembang. demikian juga perbandingan kabupaten dengan oBH dan Tanpa oBH juga
sangat kecil. Bangka Belitung dan kepulauan Riau masing-masing memiliki 1 kabupaten dengan oBH dari total 7 kabupaten atau hanya 14 dari seluruh kabupaten. Sedangkan
di Jambi, prosentasenya lebih sedikit lagi, yakni 1 dibanding 11 kabupaten atau hanya 9 . Yang paling kecil tentu di Sumatera Selatan, di mana hanya 1 kabupaten dengan oBH
dari 17 kabupaten atau hanya 5,8 dari seluruh jumlah kabupaten.
kemudian ada 4 Propinsi yang masing-masing memilii 3 kabupaten dengan oBH, yakni Bengkulu, Lampung dari 15 kabupaten dan Sumatera Barat dari 19 kabupaten. di
Propinsi Bengkulu, dari 10 kabupaten, 8 oBH hanya tersebar di 3 kabupaten. kemudian di Lampung, 7 oBH tersebar di 3 dari 10 kabupaten. Sedangkan Sumatera Barat, 5 oBH
menyebar di 3 dari 19 kabupaten.
Sedangkan Riau, propinsi dengan jumlah oBH terbanyak ketiga di Pulau Sumatera 10 oBH, seluruh oBH tersebut hanya tersebar di 2 dari 12 kabupaten. kemudian
Sumatera Utara sebagai Propinsi dengan jumlah oBH terbanyak kedua di Sumatera 14 oBH, semua tersebar hanya di 5 dari 33 kabupaten.
Jika kita melihat sebaran jumlah Penduduk miskin, maka sebaran 26 oBH di Pulau Sumatera hanya akan melayani 12,56 Penduduk Miskinnya, atau sekitar 6,4 juta orang
miskin yang harus dilayani oleh hanya 75 oBH di Pulau Sumatera.
Jika prosentase tersebut dilihat per propinsi, maka akan terlihat jelas kesenjangannya. Berikut data jumlah penduduk miskin dan jumlah oBH per propinsi:
NO Propinsi
Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah OBH
1 Aceh
894.800 21
2 Sumatera Utara
1.481.300 14
3 Sumatera Barat
442.100 5
4 Riau
482.100 9
5 Jambi
272.700 5
6 Sumatera Selatan
1.074.800 5
7 Bengkulu
303.600 7
8 Lampung
1.298.700 7
9 kepulauan Bangka Belitung
72.100 1
10 kepulauan Riau
129.600 1
dari Tabel tersebut, terlihat 21 oBH di Aceh akan melayani 894.800 penduduk miskin, atau memiliki rasio 1 oBH melayani sekitar 42.600 penduduk miskin. Rasio ini lebih kecil
dari Bangka Belitung yang hanya memiliki 1 oBH yang harus melayani 72.100 penduduk miskin atau bahkan kepulauan Riau yang memiliki 1 oBH dan harus melayani hampir
130 ribu penduduk miskin.
59
Sebaran yang tidak merata juga terjadi di wilayah Bali dan nusa Tenggara. Wilayah yang memiliki sebaran oBH sebanyak 6 ini memiliki perbandingan kabupaten dengan oBH
dan tanpa oBH sebagai berikut:
SEBARAN OBH PER KABUPATEN WILAYAH BALI DAN NUSA TENGGARA
2 4
6 9
10 22
5 10
15 20
25
Bali NTB
NTT
Sebaran OBH Terakreditasi per Propinsi di Bali dan Nusa Tenggara
KotaKab. Memiliki OBH Jumlah KotaKab di Prop
No Propinsi
Jumlah Penduduk MIskin Jumlah OBH
1 Bali
166.200 5
2 nusa Tenggara Barat
894.800 7
3 nusa Tenggara Timur
1.012.900 8
Hanya di nusa Tenggara Barat yang memiliki sebaran 7 oBH sampai mencakup 4 kabupaten dari 10 kabupaten, atau 40 dari wilayah Propinsi. di Bali, hanya ada 2
kabupaten yang memiliki 5 oBH dari 9 kabupaten. Sedangkan di nusa Tenggara Timur, dari 8 oBH, sebarannya hampir merata di 6 kabupaten. namun demikian, 6 kabupaten
itu hanya sekitar seperempat dari keseluruhan 22 kabupaten yang ada.
Sedangkan jika melihat sebaran kemiskinan, maka 20 oBH ini harus melayani lebih kurang 2 juta orang miskin di tiga propinsi ini. namun rasio di tiga propinsi ini juga tidak
merata. di Bali, 5 oBH hanya melayani 166.200 penduduk miskin atau rata-rata 1 oBH melayani 33.200 orang miskin. Sedangkan di nusa Tenggara Barat, 7 oBH melayani
sekitar 900 ribu orang miskin. Hampir sama rasionya dengan nusa Tenggara Barat di mana 8 oBH melayani sekitar 1 juta orang miskin. Tentu saja perbandingan ini sangat
timpang karena sangat tidak mungkin bahkan jika 1 oBH harus melayani 33 ribu orang miskin.
Sedangkan di wilayah kalimantan, sebaran oBH yang mencapai 4 sangat tidak merata sebarannya di masing-masing Propinsi. Sebagai catatan, Propinsi kalimantan Utara
belum dijadikan wilayah sebaran walaupun ada 1 oBH di sana karena belum ada kantor Wilayah kemenkumham. Berikut perbandingan kabupaten dengan oBH dan tanpa oBH
di wilayah kalimantan:
60
SEBARAN OBH PER KABUPATEN WILAYAH KALIMANTAN
2 1
2 2
14 13
14 20
5 10
15 20
25
Kalimantan Barat Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah Kalimantan Timur
Sebaran OBH Terakreditasi per Propinsi di Kalimantan
KotaKab yang memiliki OBH
Terakreditasi Total KotaKab di
Propinsi
Wilayah kalimantan terkenal dengan luas wilayahnya. Contohnya kalimantan Timur yang luasnya mencapai 204.534 km2 atau sekitar 12,18 dari luas Indonesia. dengan
luas wilayah yang sedemikian besar, dari 20 kabupaten, hanya ada 5 oBH yang tersebar di 2 kabupaten. Sedangkan kalimantan Tengah yang luasnya mencapai 153.564 km2
atau 8,12 dari wilayah Indonesia hanya memiliki 3 oBH yang tersebar di 2 kabupaten dari 14 kabupaten yang ada. di kalimantan Barat, dengan luas yang mencapai 7,76 dari
seluruh Indonesia atau mencapai 147.307 km2, hanya ada 4 oBH di 2 kabupaten dari 14 kabupaten. Sedangkan wilayah di Pulau kalimantan yang relatif tidak terlalu luas,
yakni kalimantan Selatan yang mencapai 43.546 km2 atau 2,30 dari luas Indonesia, hanya ada 2 oBH di 1 kabupaten dari 13 kabupaten yang ada.
Sedangkan untuk sebaran penduduk Miskin, sebaran 4 oBH hampir seimbang dengan 6 penduduk yang dikategorikan penduduk miskin dari seluruh Penduduk di Pulau
kalimantan. Berikut sebaran penduduk miskin di tiap propinsi di Pulau kalimantan:
No Propinsi
Jumlah Penduduk Miskin Jumlah OBH
1 kalimantan Barat
380.100 4
2 kalimantan Tengah
146.900 3
3 kalimantan Selatan
194.600 2
4 kalimantan Timur
247.900 5
Tentu saja rasio paling kecil ada di kalimantan Timur di mana 5 oBH melayani hampir 250 ribu penduduk miskin, atau rata-rata 1 oBH melayani 50 ribu penduduk
miskin. namun dengan luas wilayah yang paling besar, dengan jumlah 20 kabupaten dan jangkauan wilayah hampir satu setengah kali lipat pulau Jawa Pulau Jawa hanya
127.569 km2 dengan hanya 5 oBH jelas sangat tidak seimbang. Hal yang sama berlaku bagi kalimantan Tengah dengan 3 oBH di mana masing-masing oBH rata-rata harus
melayani sekitar 50 ribu penduduk miskin di luas wilayah yang sedikit lebih besar dari Pulau Jawa. kemudian di kalimantan Barat yang luasnya juga sedikt lebih besar
dari Pulau Jawa, hanya ada 4 oBH yang masing-masing harus melayani hampir 100 ribu penduduk miskin. di kalimantan Selatan yang luasnya hampir sama dengan Luas
Propinsi Jawa Timur, hanya ada 2 oBH yang masing-masing harus melayani hampir 100 ribu orang miskin –bandingkan dengan Jawa Timur yang memiliki 24 oBH.
61
di Wilayah Sulawesi, sebaran oBH yang mencapai 10 juga sangat tidak seimbang dengan jumlah kabupaten yang ada. Berikut perbandingan kabupaten dengan oBH dan
Tanpa oBH di masing-masing Propinsi di Wilayah Sulawesi:
SEBARAN OBH PER KABUPATEN WILAYAH SULAWESI
1 1
3 5
3 1
6 6
24
13 14
15
5 10
15 20
25 30
Gorontalo Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara
Sebaran OBH Terakreditasi per Propinsi di Sulawesi
KotaKab. Memiliki OBH
Jumlah KotaKab di Prop
dari diagram itu terlihat hanya Sulawesi Tengah yang paling tinggi rasionya, dengan 8 oBH yang tersebar di 6 dari 13 kabupaten. Sedangkan Sulawesi Selatan yang memiliki
jumlah oBH terbanyak yakni 13 oBH, sebarannya hanya ada di 3 dari 24 kabupaten. Sementara di Sulawesi Tenggara, 5 oBH tersebar di 3 dari 14 kabupaten. di gorontalo,
2 oBH terpusat di 1 dari 6 kabupaten. Sedangkan di dua propinsi yang masing-masing memiliki 1 oBH yakni Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara, perbandingannya juga sangat
timpang, di mana di Sulawesi Barat ada 6 kabupaten dan di Sulawesi Utara ada 15 kabupaten yang harus dilayani.
Sedangkan sebaran penduduk miskin, 10 sebaran oBH ini hampir seimbang dengan sebaran 12,2 penduduk miskin di Sulawesi. Berikut sebaran penduduk mskin di
masing-masing Propinsi:
NO Propinsi
JumlahPenduduk Miskin Jumlah OBH
1 Sulawesi Utara
194.900 1
2 Sulawesi Tengah
423.600 8
3 Sulawesi Selatan
832.900 13
4 gorontalo
198.300 2
5 Sulawesi Barat
164.900 1
6 Sulawesi Tenggara
330.000 5
Terlihat di Sulawesi Selatan, dengan 13 oBH, maka masing-masing harus melayani sekitar 64 ribu orang miskin yang tersebar di 24 kabupaten. Hampir sebanding dengan Sulawesi
Tenggara di mana 5 oBH masing-masing harus melayani hampir 66 Ribu penduduk miskin di 14 kabupaten. Sedangkan di Sulawesi Tengah, 8 oBH harus melayani masing-
masing sekitar 53 ribu penduduk miskin di 13 kabupaten. di gorontalo, masing-masing oBH harus melayani sekitar 100 ribu penduduk miskin di 6 kabupaten.
62
Sedangkan di wilayah Papua dan Maluku, di mana sebaran oBH hanya berkisar 5, sebaran per propinsi juga tidak merata. Berikut diagram sebaran oBH per propinsi di
wilayah Papua dan Maluku:
SEBARAN OBH PER KABUPATEN WILAYAH PAPUA DAN MALUKU
3 4
2 2
11 10
29
13 5
10 15
20 25
30 35
Maluku Maluku Utara
Papua Papua Barat
Sebaran OBH Terakreditasi per Propinsi di Papua dan Maluku
KotaKab. Memiliki OBH
Jumlah KotaKab di Prop
dari diagram tersebut terlihat hanya di Maluku Utara di mana 6 oBH yang lolos veriikasiakreditasi tersebar di 4 dari 10 kabupaten. Sedangkan di Maluku, 3 oBH
berada di 3 kabupaten dari 11 kabupaten yang ada. Rasio yang sangat timpang terdapat di Papua, di mana 4 oBH tersebar hanya di 2 dari 29 kabupaten. Sedangkan di Papua
Barat, 2 oBH tersebar di 2 dari 13 kabupaten.
Jika melihat sebaran 4 dari seluruh oBH, maka 4 ini harus melayani 25 penduduk miskin di Wilayah ini. Berikut tabel sebaran penduduk miskin di wilayah Maluku dan
Papua:
No Propinsi
Jumlah Penduduk Miskin Jumlah OBH
1 Maluku
360.300 3
2 Maluku Utara
97.300 6
3 Papua
944.800 4
4 Papua Barat
249.800 2
Jika kita melihat besaran angka, terlihat jumlah Penduduk Miskin tidak sebanyak wilayah lain, namun justru sebarannya merupakan paling besar yakni 25 dari penduduk
miskin di Indonesia. dengan kata lain, jumlah penduduk di wilayah ini memang relatif lebih sedikit di banding wilayah lain, namun jumlah penduduk miskinnya justru paling
banyak. Belum lagi jika kita melihat luas wilayahnya. Papua, misalnya, luasnya mencapai 319.036 km2 atau 16,7 dari total luas wilayah di Indonesia. Luas Papua bahkan lebih
luas dari kalimantan Timur, atau 2,5 kali dari Pulau Jawa dengan penduduk miskin hampir 1 juta dan hanya dilayani oleh 4 oBH. Sedangkan Papua Barat dengan luas
97.024 km2 atau mencapai sekitar 5 dari total luas wilayah Indonesia sedikit lebih besar dari Sumatera Selatan dengan hampir 250 ribu penduduk miskin hanya dilayani
63
oleh 2 oBH. Bandingkan dengan wilayah yang hampir sama, Sumatera Selatan dilayani oleh 5 oBH. Sedangkan Maluku Utara dengan luas wilayah 31.982 km2 atau hampir
seluas Propinsi Jawa Tengah, dengan hampir 100 ribu penduduk miskin, hanya dilayani oleh 6 oBH. Bandingkan dengan Jawa Tengah yang dilayani oleh 36 oBH. Sedangkan
Maluku dengan luas wilayah 46.914 atau hampir sama dengan luas Propinsi Jawa Timur dengan penduduk miskin hampir 370 ribu hanya dilayani dengan 3 oBH. Bandingkan
dengan Jawa Timur yang dilayani oleh 24 oBH.
Secara nasional, jika kita rekap, dari 511 kabupatenkota, maka jumlah kabupaten dengan oBH hanya 127, atau 13 dibanding jumlah kabupaten tanpa oBH yang
mencapai 384 kabupaten. Berikut rekapitulasinya:
REKAP: 511 Kabupaten Kabupaten dengan OBH: 127,
Kabupaten tanpa OBH: 384
53 7
11 12
14 30
119
56 63
41 78
154
Jawa Kalimantan
Maluku dan Papua Nusa Tenggara
Sulawesi Sumatera
Sum of Jumlah OBH Sum of Jumlah KabKota
Jika melihat jumlah penduduk miskin, maka 310 oBH yang sebarannya tidak merata dan tidak sebanding dengan sebaran penduduk miskin ini harus melayani sebanyak
30.019.000 orang miskin. Artinya 1 satu oBH harus melayani sekitar 97.000 orang miskin dengan luas jangkauan wilayah yang juga tidak seimbang di masing-masing
Propinsi.
64
Berikut peta penyebaran oBH: