24
4.3 Persentase Penderita TB Berdasarkan Usia
Penggolongan umur pada penelitian ini berdasarkan penggolongan masa anak-anak menurut The British Pediatric Association BPA pada tahun
2003, yang terdiri dari Neonatus awal kelahiran-1 bulan, Bayi 1 bulan-2 tahun, Anak 2 tahun-12 tahun, tetapi pada penelitian ini tidak ditemukan
data pasien neonatus sehingga data yang diperoleh dari data rekam medik pasien anak penderita TB di Rumah Sakit Haji Medan periode Januari-Juni
2012 berdasarkan usia adalah pasien anak rawat jalan penderita TB yang mendapatkan peresepan TB paling banyak adalah usia anak 2-12 tahun yaitu
210 resep 71,9 sedangkan bayi 1 bulan-2 tahun hanya 82 resep 28,1 dan didapat
ρ 0,554 seperti pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Penderita TB Berdasarkan Usia pada pasien anak rawat
jalan penderita TB di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari- Juni 2012.
Usia Obat TB
Total ρ
Ada OAT Tidak ada OAT
1 bulan – 2 tahun
82 28,1
17 32,1
99 0,554
2 tahun – 12 tahun
210 71,9
36 67,9
246 Total
292 100
53 100
345 Pada pasien anak berdasarkan usia 2-12 tahun umumnya mempunyai
keluhan yang lebih banyak daripada bayi, hal ini sesuai dengan pertambahan usia dan aktivitas yang lebih banyak menjadi penyebab terganggunya fungsi
kekebalan tubuh Maas, 2007. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian
Saptawati di Jakarta 2012
yang menyatakan bahwa pasien bayi usia 1
Universitas Sumatera Utara
25
bulan-2 tahun jarang menderita TB. Tetapi data tersebut tidak sesuai dengan
penelitian Sulaimi 2006, yang menyatakan bahwa kisaran umur 5-14 tahun sering disebut umur kesayangan karena pada semua populasi manusia
kelompok ini mempunyai frekuensi penyakit TB yang terendah. Perbedaan ini
disebabkan karena berbedanya periode dan tempat pengambilan data. 4.4
Persentase yang Mengandung Obat TB
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap pola penggunaan obat
TB pada pasien anak rawat jalan penderita TB di Rumah Sakit Haji Medan berdasarkan OAT yang paling banyak diresepkan adalah rifampisin sebanyak
268 R 43,30 , isoniazid INH sebanyak 258 R 41,68 dan pirazinamid 93 R 15,02 seperti pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi obat TB pada pasien anak rawat jalan penderita TB di
Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari-Juni 2012.
Obat TBC Jumlah R
Persentase Isoniazid INH
258 41,68
Rifampisin 268 43,30
Pirazinamid 93 15,02
Jumlah 619 100
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Jas 2007, yang lebih banyak menggunakan rifampisin 85, isoniazid 74 dan pirazinamid 69.
Pada penelitian ini penggunaan rifampisin dan isoniazid hampir sama banyak, hal ini dikarenakan rifampisin dan isoniazid merupakan obat terpenting dalam
pengobatan TB yang digunakan dalam fase intensif dan fase lanjutan. Isoniazid bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman 90 populasi kuman dalam
beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman-kuman yang sedang berkembang.
Universitas Sumatera Utara
26 Rifampisin dapat membunuh kuman semidormant persisten yang tidak dapat
dibunuh oleh isoniazid. Pirazinamid juga bersifat bakterisid, dapat membunuh
kuman yang berada dalam sel dalam suasana asam Syamsul, 2010. 4.5
Persentase Resep yang Mengandung Obat TB Berdasarkan Kombinasi Obat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap pola penggunaan obat TB pada pasien anak rawat jalan penderita TB di Rumah Sakit Haji Medan
berdasarkan kombinasi obat yang paling banyak diresepkan adalah kombinasi isoniazid dengan rifampisin sebanyak 137 resep 59,57 sedangkan
kombinasi isoniazid, rifampisin dan pirazinamid sebanyak 92 resep 40 dan kombinasi antara rifampisin dengan pirazinamid hanya 1 resep 0,43 seperti
pada Tabel 4.5. Tabel 4.5
Distribusi Obat TB Berdasarkan Kombinasi Obat Pada Pasien Anak Rawat Jalan Penderita TB di RS Haji Medan Periode Januari-
Juni 2012.
Kombinasi Obat TBC Jumlah
Persentase Isoniazid INH + Rifampisin
137 resep 59,57
Isoniazid INH + Pirazinamid -
- Rifampisin + Pirazinamid
1 resep 0,43
Isoniazid INH + Rifampisin + Pirazinamid
92 resep 40
Jumlah 230 resep
100
Berdasarkan Depkes RI mengenai penatalaksanaan pengobatan adapun susunan pengobatan pada anak terdiri dari tahap intensif terdiri dari isoniazid
H, rifampisin R dan pirazinamid Z selama 2 bulan diberikan setiap hari 2HRZ. Tahap lanjutan terdiri dari isoniazid H dan rifampisin R selama 4
bulan diberikan setiap hari 4HR Depkes, 2005.
Universitas Sumatera Utara
27 Berdasarkan hasil penelitian, pasien anak rawat jalan pada periode
Januari-Juni 2012 di Rumah Sakit Haji Medan yang paling banyak kombinasi isoniazid dengan rifampisin, ini menunjukkan pada periode ini pasien yang
menerima resep OAT berada pada tahap pengobatan lanjutan, diikuti dengan penggunaan kombinasi isoniazid, rifampisin dan pirazinamid yang digunakan
pada pengobatan tahap intensif.
4.6 Persentase yang Mengandung Obat TB Berdasarkan Generik dan