Pengobatan TB Pada Anak Obat Anti Tuberkulosis OAT Pada Anak

11 b. Pengobatan terhadap penderita yang secara klinis terinfeksi TB, dengan memberikan kombinasi obat untuk mencegah kemungkinan terjadi populasi mutan M. tuberculosis yang resisten terhadap obat antimikroba yang digunakan tunggal Wattimena, 1991.

2.3.1 Pengobatan TB Pada Anak

Prinsip dasar pengobatan TB pada anak tidak berbeda dengan pada orang dewasa, tetapi ada beberapa hal yang memerlukan perhatian: a. Pemberian obat baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan diberikan setiap hari. b. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak. Susunan paduan obat TB anak adalah 2HRZ4HR yaitu tahap intensif terdiri dari Isoniazid H, Rifampisin R dan Pirazinamid Z selama 2 bulan diberikan setiap hari 2HRZ dan tahap lanjutan terdiri dari Isoniazid H dan Rifampisin R selama 4 bulan diberikan setiap hari 4HR. Pemantauan kemajuan pengobatan pada anak dapat dilihat antara lain dengan terjadinya perbaikan klinis, naiknya berat badan, dan anak menjadi lebih aktif dibanding dengan sebelum pengobatan Depkes RI, 2005.

2.3.2 Obat Anti Tuberkulosis OAT Pada Anak

Prinsip dasar pengobatan TB pada anak tidak berbeda dengan orang dewasa, tetapi ada beberapa hal yang memerlukan perhatian yaitu pemberian obat pada tahap intensif maupun tahap lanjutan diberikan setiap hari, dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak. Jenis-jenis OAT pada anak, yaitu isoniazid, rifampisin dan pirazinamid Depkes, 2005. Universitas Sumatera Utara 12

2.3.2.1 Isoniazid

Isoniazid merupakan obat antituberkulosis yang kuat, dengan cepat dapat menembus semua jaringan dan luka serta kerjanya tidak dipengaruhi oleh pH. Efek samping tidak biasa terjadi tetapi pada neuropati perifer mungkin timbul pada penderita inaktivator lambat, dapat dicegah dengan pemberian vitamin B-6 sehari sampai 10 mg. Pemberian vitamin B-6 dosis besar, mungkin akan menetralkan aktivitas antibakteri isoniazid. Hepatitis jarang terjadi meskipun kemungkinan dapat timbul. Isoniazid juga dapat menyebabkan terjadi reaksi hipersensitivitas, dengan disertai demam. Dosis untuk anak, fase intensif 10mgkg dan fase lanjutan 15mgkg Sartono, 2005. Mekanisme kerja, pengaruhnya terhadap proses biosintesis lipid, protein, asam nukleat dan glikolisis merupakan aksi utama isoniazid untuk menghambat biosintesis asam mikolat, suatu konstituen penting dalam dinding sel mycobacteri. Perubahan pada biosintesis senyawa-senyawa di atas karena terbentuk kompleks enzim obat yang tidak aktif. Inaktivitas enzim ini terjadi melalui mekanisme perubahan nikotinamida dalam enzim oleh isoniazid. Konsentrasi rendah obat ini mungkin dapat menghambat proses perpanjangan molekul prazat asam lemak bakteri Wattimena, 1991.

2.3.2.2 Rifampisin

Rifampisin merupakan obat yang sangat ampuh terhadap TB. Dosis untuk anak sehari 15mgkg, kecuali meningitis 20mgkg. Per oral dengan cepat akan terabsorbsi dan dikeluarkan dari tubuh perlahan-lahan melalui empedu. Muka merah disertai gatal dan berair dapat terjadi dalam waktu 2-3 jam setelah Universitas Sumatera Utara 13 menelan obat, yang berlangsung selama beberapa jam. Efek samping ini akan hilang sendiri, meskipun pemberian obat diteruskan Sartono, 2005. Masalah reaksi hati yang disebabkan oleh penggunaan rifampisin, lebih sedikit pada anak dibandingkan dengan pada orang dewasa. Selain itu juga dapat timbul anoreksia, mual dan sakit perut, yang tidak memerlukan pengobatan. Dosis untuk anak fase intensif 10 mgkg dan fase lanjutan 15 mgkg Sartono, 2005. Mekanisme dari rifampisin yaitu menghambat RNA-polimerase yang tergantung pada DNA dari mycobacteri dan beberapa mikroorganisme, dimana terjadi penekanan inisiasi pembentukan rantai dalam sistesis RNA. Tempat kerja lebih spesifik obat ini adalah pada subunit β pada kompleks enzim yang bersangkutan. Penggunaan rifampisin pada konsentrasi tinggi untuk menginhibisi enzim bakteri dapat pula sekaligus menginhibisi sintesis RNA dalam mitokondria mamalia Wattimena, 1991.

2.3.2.3 Pirazinamid

Relatif pirazinamid merupakan obat antituberkulosis yang kuat, dan digunakan per oral. Daya kerjanya ampuh dalam lingkungan pH 5-5,5. Efek samping utama yang dapat terjadi ialah kerusakan hati. Pirazinamid tidak digunakan jika hati dan ginjal rusak atau terganggu fungsinya. Dosis untuk anak, fase intensif 35 mgkg dan fase lanjutan 50 mgkg atau seminggu 2 kali 750 mg Sartono, 2005. Pirazinamid dapat diabsorbsi dengan baik dari saluran cerna. Konsentrasi puncak dapat tercapai setelah kira-kira dua jam. Pemberian secara Universitas Sumatera Utara 14 oral sebanyak satu gram setelah dua jam konsentrasi dalam plasma kira-kira 45mcgml setelah 15 menit. Distribusinya baik ke seluruh tubuh. Ekskresi berlangsung terutama melalui filtrasi glomerulus dan ekskresi ini cepat. Konsentrasi dalam urin dapat ditemukan antara 50-100 mcgml setelah beberapa jam pemberian dosis tunggal. Pirazinamid mengalami hidrolisa dalam tubuh menjadi asam pirazinoat dan kemudian dihidroksilasi menjadi asam 5- hidroksipirazinoat yang merupakan produk ekskresi utama. Waktu paruh eliminasinya antara 10-16 jam Wattimena, 1991.

2.4 Rumah Sakit Haji Medan

Dokumen yang terkait

Profil Penggunaan Obat Anti Diare Pada Pasien Anak Rawat Rawat Jalan Di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari 2012 - Juni 2012

42 227 58

Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada pasien Tuberkulosis Paru di Puskemas Pamulang Tangerang Selatan Provinsi Banten periode Januari 2012 – Januari 2013

5 51 83

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU SIDAWANGI JAWA BARAT PERIODE JANUARI - JUNI 2015

0 6 14

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE JAN

4 11 14

PENDAHULUAN EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE JANUARI-AGUSTUS 2010.

1 4 23

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2009.

0 2 19

Pola Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Pasien Tuberkulosis (TBC) Paru yang Menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Adi Husada Kapasari Surabaya Periode Tahun 2004-2006 - Ubaya Repository

0 0 1

Pola Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Pasien Anak TB Paru Rawat Jalan di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari-Juni 2012

1 4 46

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis (TB) 2.1.1 Pengertian Tuberkulosis - Pola Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Pasien Anak TB Paru Rawat Jalan di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari-Juni 2012

0 1 10

Pola Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Pasien Anak TB Paru Rawat Jalan di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari-Juni 2012

0 0 12