32
Jadi pola, motif dan warna dalam batik tradisional, mempunyai arti simbolik. Ini disebabkan batik dulu merupakan pakaian upacara kain panjang,
sarung, selendang, dodot, kemben, ikat kepala, oleh karena itu harus dapat mencerminkan suasana upacara dan dapat menambah daya magis. Karena itu
diciptakanlah berbagai pola dan motif batik yang mempunyai simbolisme yang bisa mendukung atau menambah suasana religius dan magis dari upacara itu. Jadi
batik tidak hanya untuk memperindah tubuh dan menyenangkan pandangan mata saja, tapi merupakan bagian dari upacara itu sendiri bersama dengan alat-alat
upacara yang lain Iwan Tirta, 1985: 3.
2. Batik Modern
Merupakan Batik dengan tema ragam hias yang tidak terikat oleh ragam hias tradisi, sehingga menghasilkan ragam hias baru seperti manusia, alam benda,
pemandangan atau gambaran pola tradisi. Bentuk ragam hias bisa berubah-ubah dan merupakan ungkapan pribadi seseorang. Alat yng digunakan tidak hanya
canting melaikan bisa dengan alat lain, contohnya kuas, sendok, dll. Warna yang digunakan tidak terbatas dan banyak menggunakan celupan kimia.
Menurut Sewan Susanto 1980, batik kreasi baru sendiri secara umum memiliki jenis corak atau gaya batik yang antara lain adalah:
a. Gaya abstrak dinamis, misalnya menggambarkan rangkaian bunga,
cerita rakyat dan sebagainya. b.
Gaya gabungan, yaitu pengolahan dan sterilisasi ornamen dari berbagai daerah terjadi suatu rangkaian yang indah, biasanya dari ragam hias
tradisi. c.
Gaya lukisan, ini menggambarkan yang serupa lukisan seperti pemandangan atau bentuk bangunan, diisi dengan isen yang diatur rapi
sehingga menghasilkan suatu hasil seni yang indah.
33
d. Gaya khusus dari cerita lama, misalnya diambil dari ramayana atau
mahabarata, gaya ini kadang-kadang seperti campuran antara riil dan abstrak.
Berbeda dengan batik tradisional, pada batik modern motif maupun pewarnaan tidak tergantung pada pola-pola dan pewarnaan tertentu seperti pada
batik tradisi, namun desainnya bisa berupa apa saja dan warna yang beragam. Batik modern juga menggunakan bahan dan proses pewarnaan yang mengikuti
perkembangan dari bahan-bahan pewarnanya. Terkadang pada beberapa area desain, canting tidak dipergunakan namun dengan menggunakan kuas dan untuk
pewarnaan kadang diterapkan langsung dengan menggunakan kapas atau kain. Dengan kata lain, proses pembuatan batik modern hampir seperti batik tradisional
namun desain dan pewarnaannya terserah pada citarasa seni pembuat dan tergantung bahan-bahan pewarnanya. Bahkan dengan berkembangnya bahan dasar
kain dan bahan kain berwarna, batik modern menjadi semakin bervariasi, seperti batik pada bahan katun lurik Jogja, bahan kain poplin, bahan piyama, bahan wool.
D. Tinjauan Tentang Warna Batik