Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan-kesimpulan yang merupakan gambaran secara ringkas, sistematis, jelas atau akurat dan mudah dipahami
tentang kerajinan batik tulis ditinjau dari pengembangan bentuk motif dan warna di CV. Pesona Tembakau.
G. Teknik Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan trustworthiness data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan credibility, keteralihan transferability, kebergantungan dependability, dan
kepastian confirmability Moleong, 2011:324.
1. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu pemeriksaan melalui sumber dengan membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat Moleong, 2011: 330. Hal tersebut dapat dicapai melalui cara:
a. Peneliti membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara dengan
Iman Nugroho sebagai pemilik CV. Pesona Tembakau. b.
Peneliti membandingakan hasil wawancara Fitria Fara Azizah selaku manager CV. Pesona Tembakau dengan wawancara Iman Nugroho pemilik CV.
Pesona Tembakau.
c. Peneliti membandingakan hasil wawancara Supriyanto selaku karyawan CV.
Pesona Tembakau dengan wawancara Iman Nugroho pemilik CV. Pesona Tembakau.
d. Peneliti membandingkan hasil wawancara Hazim Arya, Sunarsih, Zahroni, dan
Muftinah selaku karyawan CV. Pesona Tembakau dengan wawancara Iman Nugroho pemilik CV. Pesona Tembakau.
e. Hasil wawancara Iman Nugroho, Fitria Fara Azizah, Supriyanto, Hazim Arya,
Sunarsih, Zahroni, dan Muftinah dicek kebenarnanya dengan pakar ahli seni UNY yaitu Zulfi Hendri, S.Pd., M.Sn.
Dengan perbandingan tersebut, maka akan meningkatakan derajat kepercayaan pada saat pengujian data dan mendapatkan data yang akurat
mengenai pengembangan bentuk motif dan warna batik tulis di CV. Pesona Tembakau.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari
dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Selanjutnya ditelaah secara rinci sampai pada suatu titik sehingga proses penemuan secara tentative
dapat diuraikan dengan jelas dan penelaahan secara rinci dapat dilakukan Moleong, 2011: 329-330.
61
BAB IV SETTING LOKASI DAN LATAR BELAKANG
CV. PESONA TEMBAKAU A.
Lokasi Penelitian
Indonesia khususnya Jawa sejak lama sudah dikenal akan seni dan budayanya. Salah satu hasil kesenian yang diturunkan nenek moyang bangsa
Indonesia yang sangat tinggi nilainya adalah batik. Batik sudah lama dikenal di Indonesia khususnya Jawa batik mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini
dilihat dari batik yang masih ada yaitu batik klasik, yang disimpan di museum- musium. Juga pada buku-buku yang khususnya membicarakan mengenai batik,
batik saat ini telah berkembang baik lokasi penyebaraan, teknologi, desain, maupun penggunaannya yang semula hanya dikenal di lingkungan kraton saja,
kini batik berkembang sampai daerah-daerah lain seperti: Tasikmalaya, Garut juga didaerah pesisir pantai utara seperti: Jakarta, Indramayu Cirebon, Tuban, Gresik,
Sidoarjo dan Madura. Di Provinsi Jawa Tengah beragam jenis batik dapat ditemukan dan masing-masing daerah mempunyai ciri khasnya sendiri. Berikut ini
beberapa daerah di Jawa Tengah dikenal sebagai daerah penghasil batik seperti: Yogyakarta, Solo, Banyumas, Tulungagung, Wonogiri, Pekalongan, Lasem,
Tegal, Magelang, Cilacap, Blora, Klaten, Semarang, Kebumen, Sragen, adapun daerah tersebut yang sudah ada sejak lama menghasilkan berbagai macam batik,
kini di daerah Jawa Tengah mempunyai daerah penghasil batik baru yang memiliki inovasi corak atau motif sesuai dengan kekhasan daerahnya yaitu
Kabupaten Temanggung.