59
2.17. Kerangka Konseptual Kerangka Konseptual Penelitian
Masyarakat
Olahraga Tradisional Meyipet dan Balogo di Masyarakat Kota
Palangka Raya
Wawancara, Dokumentasi
Observasi Teori Utama adalah
- Teori Tindakan Sosial
Teori Pendukung : - Teori Budaya
- Interaksionisme Simbolik,
- Teori
Fenomenologi -,
Penentuan Informan dengan Purposive
-Tokoh masyarakat, - Kepala Disbudpar
- Kepala Disdikpora - Guru Olahraga.
- Siswaclub - Pelatih
- Atlit
Fokus
A.1. Kegiatan Olahraga Tradisional Menyipet dan Balogo di
Masyarakat Kota Palangka Raya :
- Festival - Invitasi
- Suplemen Kurikulum - Pengembangan
2. Pengembangan Kemampuan
Motorik : - Kemampuan Tehnik
- Kemampuan Strategi - Kemampuan Taktik
3. Pendidikan Budaya: - Sikap Sportivitas
- Sikap Kesatria 4. Pengembangan Keterampilan
Psikososial: - Komunikasi
- Empati
B.Kendala
– kendala dalam Kegiatan Olahraga Tradisional Meyipet dan
Balogo di Masyarakat Kota Palangka Raya :
- Internal - eksternal.
60
METODE PENELITIAN 3.1.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan. pendekatan kualitatif dan diharapkan mendapatkan hasil yang mendalam
insight
sekaligus menyeluruh
holistic
. Dikatakan demikian, karena menurut Muhadji pendekatan kualitatif dilandasi filsafat fenomenologi, yang melahirkan
beberapa istilah, seperti naturalistik oleh Guba, etnometodologi oleh Bogdan, dan interaksionisme simbolik oleh Blumer, dan masing-masing mempunyai kekhasan dalam
menjalankan penelitiannya.
Pendekatan kualitatif karena sifat data jenis informasi yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Alasan memakai pendekatan naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat
natural, wajar, atau sebagaimana adanya
natural setting
, tanpa manipulasi dan tidak diatur dengan eksperimen atau test. Penelitian kualitatif sangat menekankan pemilihan latar
alamiah, karena fenomena yang dikaji, apapun bentuknya, punya makna yang hakiki bila berada dalam konteksnya yang asli atau alamiah.
Pemilihan metode kualitatif tersebut dengan pertimbangan : Pertama metode kualitatif memiliki keunggulan, antara lain i lebih melihat proses daripada produk dari
objek penelitiannya; ii sebagai upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional, iii menggunakan analisis data secara induktif; iii untuk meneliti latar
belakang fenomena yang tidak dapat diteliti dengan menggunakan penelitian kuantitatif, iv untuk meneliti sesuatu secara mendalam v untuk meneliti sesuatu latar belakang misalnya
tentang motivasi, peranan, nilai, sikap dan persepsi, vi dimanfaatkan peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya Moleong, J. Lexi. 2004 : 7.
Kedua, peneliti berusaha mendeskripsikan dan memahami masyarakat yang menjadi sasaran pengamatan tadi lebih dipandang sebagai subyek yang memiliki kreativitas, pendapat,
sikap, dan cita-cita tentang diri mereka sendiri atau dunia luar. Ketiga, Sifat dari permasalahan yang diteliti lebih sesuai jika digunakan pendekatan
kualitatif daripada pendekatan kuantitatif, sebab sifat permasalahan yang menghendaki data yang dikumpulkan bersifat data kualitatif tentang kegiatan olahraga tradisional
meyipet
dan
balogo
, dan kendala-kendala dalam kegiatan olahraga tradisional tersebut. Keempat, sifat dari permasalahan dalam penelitian ini dan tujuan yang hendak
diperoleh yaitu tentang kajian fenomena dari olahraga tradisional yang hendak mengungkap dibalik yang tampak dari fenomena tersebut yang sulit dipahami oleh metode kuantitatif.
Realita fenomena sosial sering tampil dalam kondisi yang normal, kompleks, jamak dan
Analisis Data : Grounded
Temuan Penelitian
Proposisi Minor Proposisi Mayor
61 dinamik, oleh karena itu kajian dengan menggunakan pendekatan kualitatif akan lebih
proporsional.
Kelima, karena penelitian ini merupakan kajian fenomenologi maka hal tersebut termasuk di dalam jenis penelitian definisi sosial dan materi penelitian menyangkut budaya
maka analisis penelitian yang proporsional adalah dengan strategi analisis penelitian
Grounded Theory
yang dikembangkan oleh Strauss dan Corbin, yaitu melalui prosedur
open coding
perspektif emik. Paradigma definisi sosial. Sebagaimana yang dikemukakan dalam paradigma
definisi sosial bahwa teori interaksionisme simbolik dan fenomenologi masuk di dalam kategorinya. Teori interaksionisme simbolik menurut Blumer dalam hal ini sudah digunakan
untuk memahami interaksi yang terjadi dalam kegiatan olahraga tradisional. 3.2.
Penentuan Informan Salah satu karakter dari penelitian kualitatif adalah mendasarkan pada realitas
atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks, dan didalamnya mengandung regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi. Oleh karena itu data atau
informasi ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai dengan variasi yang ada, sehingga fenomena yang diteliti dapat berlangsung secara utuh. Dalam prosedur penentuan
informan yang terpenting adalah bagaimana dapat menemukan informan kunci
key informan
atau situasi sosial tertentu yang syarat informasi sesuai dengan fokus penelitian dengan benar sesuai secara metodologi.
Penentuan informan, berperan penting dan menentukan terhadap keberhasilan penelitian. Memperhatikan kenyataan sosial dan realita bahwa peneliti adalah dosen
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, dan aspek lain bahwa peneliti juga orang asli Kalimantan Tengah yang dari kecil sampai sekarang dibesarkan di Kalteng, dan sekaligus
sebagai pelaku olahraga tradisional tersebut. Maka penentuan informan yang sesuai dengan metodologi dan pendekatan kualitatif adalah purposive Sanggar Kanto dalam Burhan
Bungin, 2003: 51. yaitu penentuan informan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan metodologis. Adapun pertimbangan dimaksud antara lain, 1, 2 pengambil
kebijakan Dinas Budaya dan Pariwisata, dan Guru Olahraga. 3.3.
Fokus Penelitian A.
1. Kegiatan olahraga tradisional
menyipet
dan
balogo
di masyarakat Kota Palangka B.
Raya. a.
Festival
menyipet
dan
balogo
b. Invitasi
menyipet
dan
balogo
c. Suplemen Kurikulum
menyipet
dan
balogo
d. Pengembangan
menyipet
dan
balogo
2. Pengembangan Kemampuan Motorik a. Kemampuan teknik
b. Kemampuan strategi c. Kemampuan taktik.
3. Pendidikan Budaya a. Sikap sportivitas
b. Sikap Kesatria 4. Pengembangan Keterampilan Psikososial
a. Komunikasi b. Empati
B. Kendala-kendala dalam Kegiatan olahraga tradisional
menyipet
dan
balogo
di masyarakat Kota Palangka Raya. 1.
Faktor Internal 2.
Faktor Eksternal.
62
3.4. Lokasi Penelitian