48 seluruh Indonesia, setiap orang yang mendengar kata
Dayak
, sudah tentu pandangannya tertuju kepada salah satu suku di Indonesia yang mendiami Kalimantan. Apakah arti kata
Dayak
itu yang sebenarnya? O.K. Rahmat dan R. Sunardi, mengatakan bahwa kata
Dayak
adalah satu perkataan menamakan
stam-stam
yang tidak beragama Islam yang mendiami - pedalaman Kalimantan. Istilah ini sendiri diberikan oleh bangsa di pesisir Kalimantan yang
berarti
gunung
. Bila Bangsa Melayu yang mendiami pesisir Kalimantan yang memberi istilah
Dayak
kepada
stam-stam
yang tidak beragama Islam yang mendiami pedalaman Kalimantan dan berarti
orang gunung
, maka timbul suatu pertanyaan, siapakah orang
Melayu
itu? Bila dilihat dari arti yang umum, tidak lain, yang dinamakan bangsa Melayu pada waktu itu adalah
orang-orang yang berasal dari Melayu dan berbahasa Melayu. Akan tetapi apabila yang dimaksud dengan orang Melayu adalah orang Dayak yang telah menganut agama Islam, akan
terasa ada yang janggal. Bila dilihat dari sisi orang Dayak sendiri, yang disebut orang Melayu ialah orang-orang yang berasal dari daerah Melayu dan para pendatang lainnya, selain
Tionghoa, yang tinggal di Kalimantan. Muncul lagi pertanyaan, apakah ada kata
Dayak
dalam bahasa Melayu yang artinya
orang gunung?
Sampai saat ini belum pernah ada kamus yang menyatakan bahwa
Dayak
berarti
orang gunung
. Kemungkinan pengertian kata
Dayak
sama dengan
orang gunung
, disebabkan karena sebagian besar orang-orang
Dayak
tinggal di udik-udik sungai yang tanahnya bergunung-gunung, tetapi bukan berarti bahwa kata
Dayak
berarti
orang gunung
. Di samping nama
Dayak
, kita kenal juga istilah
Dyak
yang merujuk pula pada pengertian
Dayak
. Istilah
Dyak
ini diberikan oleh orang-orang Inggris kepada suku-suku Dayak di Kalimantan Utara. Suku Dayak di Kalimantan, tersebar di seluruh pulau Kalimantan, hidup
berpencar, di hulu-hulu sungai, di gunung-gunung, lembah dan kaki bukit. Untuk menyebut identitas diri, menyebut tempat asal, mereka memakai daerah aliran sungai besar di mana
mereka bertempat tinggal. Misalnya yang berasal dari daerah Sungai Barito, mereka me- nyebut diri sebagai
uluh
Barito, demikian pula yang berasal dari daerah aliran Sungai Kahayan,
uluh
Kahayan. Ada
uluh
Katingan,
uluh
Kapuas dan sebagainya.
Dayak
juga dapat berarti
Sahawung
. Suatu organisasi orang-orang Dayak, diberi nama Partai Daya. Dengan demikian kata
Dayak
dan
Daya
, dalam bahasa
Ngaju
, menunjukkan kata sifat dan menunjukkan pula suatu kekuatan. Demikian pula kata
Sahawung
, yang berarti sifat kepahlawanan seseorang, gagah perkasa, dan tidak kenal menyerah. Kalau kita hubungkan sifat orang-orang Dayak di masa lalu, yang terkenal dengan
semboyan
Menteng Ureh Mamut
, yang berarti seseorang yang mempunyai kekuatan gagah berani dan tidak kenal menyerah, maka nama
Daya Sahawung
lebih condong kepada kata sifat. Dalam bahasa Sangen, Dayak berarti bakena yang artinya gagah, cantik.
2.7. Pengertian dan Konsep Olahraga Masyarakat
Sebagaimana diuraikan diatas, maka pada olahraga masyarakat di luar negeri disebut sebagai
sport for all. Sport for All
di dunia yang tumbuh dan berkembang sejak tahun 1970- an, te1ah meluas di segala penjuru dunia. Organisasi-organisasi sport for all telah dibentuk
baik tingkat internasional, regional, continental, nasional maupun local. Yang menjadi masalah adalah apa sebenarnya pengertian akan sport for all itu dan apa yang mennjadi
konsep akan berkembangnya sport for all di dunia.
Pengertian akan
sport for all
itu sendiri. Memiliki arti kalimat itu sendiri dapat diterjemahkan dalam “Olahraga untuk semua”, artinya olahraga itu bukan monopoli
olahragawan berprestasi saja, tetapi olahraga dapat dilakukan oleh siapa saja, tak terbatas pada jenis kelamin dan usianya, malah bagi yang belum melakukan dianjurkan oleh
World Health Organisation
yang terkenal dengan singkatan WHO yaitu Badan Dunia yang bergerak dibidang kesehatan. Yang menjadi tujuan dari WHO dengan semboyan
health for all
49 adalah agar semua penduduk di dunia ini, tanpa membedakan usia, jenis kelamin, status kaya
atau miskin bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Suatu tujuan yang amat mulia akan tetapi hasilnya pun masih jauh dari harapan,
karena beragamnya masyarakat dimana mereka tinggal, masih terdapatnya perbedaan menyolok antara Negara kaya dan miskin serta perbedaan status kaya miskin pada suatu
masyarakat dalam satu Negara. Pendek kata Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bergerak di bidang kesehatan pun masih belum mampu untuk mengatasi sepenuhnya kendala
untuk merealisasikan gerakan
health for all
. Demikian pula gerakan dalam merealisasikan sport for all. Meskipun telah banyak organisasi olahraga masyarakat yang terlibat dan
bertujuan untuk merealisasikannya, namun hasilnya juga masih belum memuaskan. Adapun konsep yang mendasari mengapa orang berpaling pada olahraga
masyarakat atau
sport for all
sebagai salah satu pilihan untuk dikembangkan, dapat di inventarisasi sebagai berikut : berkurangnya gerakan fisik manusia dalam kehidupan modern
dewasa ini, sebagai akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga kehidupan manusia dimudahkan dengan memencet tombol untuk mencapai tujuannya. Dalam hal ini
dapat diberikan contoh tersedianya lift dalam gedung bertingkat, tombol remote control untuk tidak perlu berjalan mendekati pesawat televise untuk memindah channel ataupun mengatur
volume suara, tersedianya telepon selular sebagai pilihan untuk tidak selalu tergantung pada telepon rumah, dan masih banyak contoh yang lain lagi.
Olahraga masyarakat sudah merupakan kebutuhan masyarakat banyak, selain sangat bermanfaat untuk masyarakat banyak guna memelihara dan meningkatkan kesehatan
dan kebugaran, sehingga banyak Negara telah meyakini bahwa dengan memasyarakatkan olahraga akan, dapat menekan atau mengurangi anggaran di bidang kesehatan suatu Negara.
Sebagai reaksi atas gerakan olimpic. Sebagaimana diketahui gerakan olimpik telah berangsur-angsur mendapatkan pupularitasnya, sejak pad tahun 1886 olympiade modern yang
pertama diadakan di kota Athena, Yunani. Sejak tahun 1984, yaitu pada olympiade ke 23 di Los Angeles, Amerika Serikat, ollympiade telah dikelola secara kodern management, yang
dapat menghasilkan untung besar bagi panitia sampai ratusan Juta U.S. Dollar. Sejak itu Negara-negara berlomba-lomba untuk menjadi tuan rumah olympiade, bahkan sudah
cenderung kearah komersialisasi. Pada dasarnya ollympiade yang hanya mempertandingkan 28 cabang olahraga itu, irengetrapkan seleksi yang ketat bagi atlet yang akan berlaga d i
kancah olympiade yang diikuti hanya kurang lebih 10.000 orang dari hampir 200 negara. Seleksi yang ketat dan inemprioritaskan atlit-atlit muda yang punya bakat tinggi, pada cabang
olahraga yang hanya 28 cabang itu dirasakan sangat membatasi keikutsertaan masyarakat banyak. Oleh karena itu sebagai reaksi atas berkembangnya gerakan olimpik tersebut di
ciptakan olahraga masyarakat, yang tidak membatasi peserta, baik dari segi umur, jenis kelamin, keanggotaan pada organisasi nasionalinternasional tertentu, dan lain-lain.
2.8. Pengertian Olahraga Tradisional