Target Projection in No.
Main Activities 2007
2008 2009
as broad as 2800 hectares.
28. Pengembangan pemanfaatan HHBK Development of Non-
Wood Forest Yield NWFY Utilization.
- Deregulasi pemanfaatan HHBK Drawing up
of Deregulation of NWFUtilization -
Rencanainventarisasi potensi pengembangan hasil hutan bukan kayu di
tingkat propinsi Planning and Inventory of development potentiality of NWFY in
provinces.
- Rencana pengembangan tanaman
agroforestry dalam rangka penanganan kawasan perbatasan negara, di 7 Propinsi
Propinsi NAD, Kepri, Kalbar, Kaltim, Sulut, NTT dan Irjabar Plan preparation for
developing agroforestry plantation to handle in 7 Provinces NAD, Riau Archipelago, West
Kalimantan, East Kalimantan, North Sulawesi, East Nusa Tenggara dan West
Irian Jaya.
- Kelembagaan usaha HHBK melalui
penguatan jejaring kerja dan usaha HHBK dan temu usaha tani, serta bimbingan teknik
dan pelatihan peserta model pengembangan usaha hasil hutan bukan kayu Establishment
of NWFY care institution through Strengthening network and care, care
contact, technical guide and trainning and participant model in developing care of
NWFY. -
Pengembangan dan pemeliharaan tanaman hasil hutan bukan kayu, seluas 2.605 Ha
Development and caring of NWFY plantation as broad as 2.605 hectares.
- Pemanfaatan HHBK secara lestari dan
komersial meningkat 3 per tahun Growth of Sustainable and commercial utilization of
NWFY as many as 3 year.
- Pemanfaatan HHBK dapat meningkatkan
penyerapan tenaga kerja setempat 3 , dan kesejahteraan masyarakat setempat
meningkat Increasing of local labour employment from NWFY utilization attain to 3
besides increasing of local people welfare.
- Pengembangan tanaman agroforestry dalam
rangka penanganan kawasan perbatasan negara, di 7 Propinsi Propinsi NAD, Kepri,
Kalbar, Kaltim, Sulut, NTT dan Irjabar.Development of agroforestry
plantation in order to handle country border land in 7 Provinces NAD, Riau Archipelago,
West Kalimantan, East Kalimantan, North Sulawesi, East Nusa Tenggara dan West
Irian Jaya. -
Pemanfaatan HHBK secara lestari dan komersial meningkat 3 per tahun. Growth
of Sustainable and commercial utilization of NWFY as many as 3 year.
- Pemanfaatan HHBK dapat meningkatkan
penyerapan tenaga kerja setempat sebesar 3, dan kesejahteraan masyarakat setempat
meningkat Increasing of local labour employment from NWFY utilization attain to 3
besides increasing of local people welfare.
- Pengembangan tanaman agroforestry dalam
rangka penanganan kawasan perbatasan negara, di 7 Propinsi Propinsi NAD, Kepri,
Kalbar, Kaltim, Sulut, NTT dan Irjabar. Development of agroforestry plantation in
order to handle country border land in 7 Provinces NAD, Riau Archipelago, West
Kalimantan, East Kalimantan, North Sulawesi, East Nusa Tenggara dan West
Irian Jaya.
29. Pengembangan daerah penyangga di sekitar
kawasan konservasi Development of Buffer Zone
- Regulasi pengelolaan kawasan penyangga
Regulation setting of BZ Management. -
Rencana-rencana pengembangan daerah penyangga di sekitar kawasan konservasi
- Kelembagaan pengelolaan kawasan
konservasi berjalan optimal Attainment optimum work of institution managing
conservation area -
Kawasan penyangga berfungsi optimal , masyarakat yang tinggal didaerah penyangga
sejahtera dan terlibat dalam pengelolaan kawasan Achievement of optimum function
Target Projection in No.
Main Activities 2007
2008 2009
BZ Around Conservation Area
Preparation of BZ Development Plan around conservation Area.
- Pengembangan dan pembangunan daerah
penyangga dapat terlaksana sesuai peraturanperundangan yang berlaku
Performance of BZ construction and development according to valid regulation
and rules. of BZ along with attaining people welfare and
participation in area management.
30. Pengembangan RHL Swadaya Development of
Folkself FLR. -
Pedoman kerjasama Dephut dengan mitra Drawing up of cooperation guidance
between forestry ministry and other institution.
- Pengembangan kader ormasa dalam rangka
RHL Development of mass organization cader for FLR.
- Penanaman bibit oleh kader-kader ormas dan
masyarakat sekitar hutan Implementation of seedling plantation by mass organization
caders and folk around forest. -
Kemampuan dan peran masyarakat madani dalam upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan
RHL meningkat secara nyata Heighthening of capacity and participation of
people in FLR efforts factually.
31. Pengembangan Hutan Kemasyarakatan
Development of Social Forestry SF.
- Peraturan sistem insentif dan disinsentif,
untuk HKm Model pada 12 propinsi, yaitu Bengkulu, Lampung, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan
Setting up of incentive and disincentive system regulation for social forestry model in
12 Provinces consisting of Bengkulu, Lampung, DIY, West Nusa Tenggara, East
Nusa Tenggara, and West Kalimantan.
- Fasilitasi penguatan kelembagaan,
pengembangan usaha, dan pemantapan model HKm pada 12 propinsi Strengthening
of care institution, development, and solidification of SF Model in 12 Provinces.
- Insentif Pengembangan HKM model 12
propinsi Implementation of SF model development incentive in 12 Provinces.
- Pengelolaan HKm Model di 12 Propinsi
berjalan optimal Achievement of Optimum Management of SF model.
- Pengelolaan hutan berbasis masyarakat
dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja setempat sebesar 3 dan
meningkatkan kesejahteraaan masyarakat sebesar 4 Capability increases of people
base forest management in supporting local labour employment and people welfare with
growth of each as many as 3 and 4 .
32. Pembinaan hukum dan peraturan perundangan