Merupakan kritik terhadap teori-teori dan metode-meto- Interdisipliner. Ada unsur analisis hierarki ke- kuasaan. Biasanya mengutamakan me- tode penelitian kualitatif.

hapan penelitian. Pengetahuan tentang peran dan relasi gender i- ni dapat diperoleh melalui analisis gender yang sudah dijelaskan se- belumnya.

3. Tidak menyamaratakan istilah gender dengan perempuan.

Istilah gender sering kali diaso- siasikan dengan perempuan, se- hingga ketika berbicara tentang pengintegrasian perspektif gen- der yang terpikir hanyalah perem- puan. Penelitian yang berper- spektif gender tidak hanya berfo- kus pada kepentingan perem- puan, tetapi juga harus memper- timbangkan kepentingan laki-laki dan hubungan kepentingan di an- tara keduanya.

4. Bersifat inklusif dan memper- timbangkan keberagaman di-

versity. Yang dimaksud dengan inklusif adalah memperhatikan aspirasi kelompok-kelompok yang ter- pinggirkan; sedangkan yang di- maksud dengan mempertim- bangkan keberagaman adalah memahami bahwa kelompok ma- syarakat, termasuk perempuan dan laki-laki, memiliki kebera- gaman yang cukup tinggi. Karena itu, sampel penelitian atau kelom- pok sasaran target group pene- litian atau subjek penelitian diu- sahakan harus dapat mengako- modasi keberagaman tersebut. Contohnya, menyadari bahwa a- da perempuan kelas ekonomi a- tas, menengah, dan bawah; ada perempuan Islam, Kristen, Hindu, Budha; ada perempuan bekerja dan tidak bekerja; ada perem- puan Sunda, Jawa, Batak. De- ngan demikian, sampel penelitian harus bisa mewakili keberagaman tersebut di atas.

5. Menggunakan pendekatan partisipatif participatory.

Kelompok sasaran atau subjek penelitian tidak diperlakukan se- bagai objek penelitian, tetapi se- bagai partisipan penelitian yang memiliki suara yang dapat diper- timbangkan dalam setiap proses penelitian.

6. Merupakan kritik terhadap teori-teori dan metode-meto-

de penelitian sosial serta stan- dar penelitian ilmiah. Penelitian berperspektif gender biasanya tidak bisa digeneralisasi dan sering kali dianggap tidak ob- jektif karena penelitian ini tidak memercayai adanya universali- tas. Penelitian ini lebih memper- timbangkan experiential know- ledge, kontekstualitas dan prakti- METODOLOGI PENELITIAN YANG SENSITIF GENDER 140 JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008 kalitas, serta sering kali melibat- kan unsur emosi dan refleksi diri.

7. Interdisipliner.

Metode dan topik penelitian bia- sanya diamati dari berbagai bi- dang akademik sehingga dapat melihat permasalahan sosial dari berbagai dimensi yang berbeda.

8. Ada unsur analisis hierarki ke- kuasaan.

Penelitian yang sensitif-gender harus juga sensitif terhadap keti- dakseimbangan kekuasaanpo- wer antara peneliti dan partisipan penelitian dan juga di antara para partisipan penelitian. Ketidakse- imbangan tersebut dapat diatasi dengan cara menjelaskan agenda penelitian kepada partisipan dan menyadari subjektivitas peneliti; dan penggunaan metode partisi- patif ini juga sangat membantu mengatasi ketidakseimbangan kekuasaan antara peneliti dan partisipan.

9. Biasanya mengutamakan me- tode penelitian kualitatif.

Walaupun teknik pengumpulan data dengan pendekatan kuanti- tatif juga dapat dilakukan dengan mengintegrasikan perspektif sen- sitif-gender di dalamnya, teknik pengumpulan data yang diutama- kan pada penelitian yang sensitif- gender biasanya adalah teknik pengumpulan data kualitatif. Tek- nik pengumpulan data kualitatif diharapkan dapat mengakomoda- si pendapat, keinginan, dan juga perasaan partisipan. Contohnya: wawancara terbuka, focus group discussion, autobiografi, dan se- bagainya.

10. Biasanya penelitian ini dilihat sebagai suatu aksi politik.