Lingkungan Eksternal Merintis kerjasama dengan pengguna lulusan, yaitu perusahaan-perusahaan

a. Mendorong dosen untuk menulis buku ajar dan penelitian dengan biaya dari DPP

UMM.

b. Menurunkan beban sks yang harus ditempuh mahasiswa dari 160 SKS menjadi 145

SKS

c. Mendorong dan memfasilitasi staf akademik untuk meningkatkan kualitasnya

dengan studi lanjut, magang kerja, mengikuti seminar-seminar, lokakarya, studi banding tingkat regional, nasional maupun internasional.

d. Merintis kerjasama dengan pengguna lulusan, yaitu perusahaan-perusahaan

pemerintah maupun swasta

2.2.3. Lingkungan Eksternal

BPS 2003 melaporkan terdapat 9,53 juta orang menganggur dan 28,46 juta orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu setengah menganggur. Jumlah penganggur diperkirakan masih terus bertambah karena terbatasnya kesempatan kerja yang dapat diciptakan dan banyaknya PHK. Jumlah pengangguran yang besar ini jelas menjadi beban. Pada tahun 2003 di Indonesia tercatat ada 38,7 juta penduduk miskin. Kemiskinan ini di antaranya disebabkan karena tidak memiliki pekerjaan atau bekerja serabutan tidak tetap. Sektor pertanian kini menjadi harapan dalam mengurangi jumlah pengangguran. Sektor pertanian pada tahun 2002 mampu menciptakan kesempatan kerja bagi 40.63 juta orang. Sektor pertanian diharapkan dapat menyerap tambahan tenaga kerja sebanyak 1,4 juta selama perioda 2005 – 2009 Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004 – 2009, Depnaker. Sehingga jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor ini menjadi 42,4 juta pada tahun 2009. Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terlibat, sektor pertanian paling dominan dalam menciptakan kesempatan kerja. Pada tahun 2002, kesempatan kerja yang diciptakan di sektor pertanian sebanyak 40,63 juta orang 44,34. Sebagian besar tenaga kerja pertanian berada pada sub sektor tanaman panganpalawija, hortikultura, dan perkebunan, yang jumlahnya pada tahun 2002 mencapai 34,9 juta orang atau 84,15 dari total tenaga kerja pertanian di luar perikanan dan kehutanan 39.173.283 jiwa. Sebaran tenaga kerja pertanian di luar perikanan dan kehutanan berdasarkan kelompok umur memperlihatkan bahwa, sebagian besar berada pada umur 25-44 tahun 46, kemudian kelompok umur diatas 45 tahun 38, dan kelompok umur kurang dari 25 tahun 16. Mengamati komposisi umur tenaga kerja tersebut dikhawatirkan di masa depan akan kekurangan tenaga kerja pertanian. Dilihat dari pendidikannya, 81 tenaga kerja pertanian adalah lulusan SD. Sehingga sektor pertanian menunjukan tren aging agriculture, yaitu suatu kondisi dimana tenaga kerja yang berada di pertanian adalah tenaga kerja yang berusia lanjut. Sehingga diperlukan tenaga muda terdidik untuk membangun pertanian ke depan. Areal perkebunan di Indonesia terdiri dari 12.368 juta ha perkebunan rakyat, 2.8 juta ha perkebunan besar swata, dan 1 juta ha milik BUMN. Dengan kooditi utama karet 3.610 ribu ha, kelapa 3.701 ribu ha, kopi1.396 ribu ha, kakao 765 ribu ha dan lainnya seluas 6.715 ribu ha. Nilai eksport tahun 2002 mencapai US 5.179 milyar, dengan urutan kelapa sawit 6.333 ribu ton, karet 1.495 ribu ton, minyak inti sawit 738 ribu ton, minyak kelapa 492 ribu ton, kakao 468 ribu ton, dan kopi 325 ribu ton serta komoditas lainnya 1.894 ribu ton. Pangsa pasar dunia untuk eksport, Indonesia menguasai Karet 37, Minyak kelapa 20, Lada 27, Kakao 10, M. sawit 13 dan Kopi 8 serta Teh 6, dengan pasar utama Amerika, Jepang, Singapura, Eropa, Kanada dan Mexico. Peningkatan ekspor ini

Bab 2 – Laporan Evaluasi Diri