Transportasi Udara TRANSPORTASI PULAU SUMATERA

Singapura, sehingga strategi yang dibangun adalah menetapkan Pelabuhan Batam sebagai komplementer dari Pelabuhan Singapura dan ke depan secara bertahap dikembangkan sebagai hub international port. Kandidat pelabuhan lain yang dapat diproyeksikan sebagai hub internasional port adalah Belawan yang saat ini berstatus pelabuhan internasional terutama untuk melayani liquidbulk cargo. Pelabuhan lain di Pulau Sumatera akan berperan sebagai feeder bagi Pelabuhan Batam. b. Pelabuhan Internasional di Teluk Bayur-Padang dan Dumai; c. Pelabuhan Nasional di Malahayati, Meulaboh, Lhokseumawe, Tanjung Pinang, Sibolga, Pekanbaru Tanjung Buton, Pulau Baai, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Balai Asahan, Tembilahan, Ranai, Kuala Tanjung, Moro Sulit, Muara Sabak, Tanjung Batu, Tanjung Kedabu, Rengat, Pulau Kijang, Kuala Enok, Perawang, Pulau Sambu, Singkep - Dabo, Sungai Pakning, Buatan, dan Panjang; d. Pelabuhan Regional di Singkil, Kuala Langsa, Pangkalan Brandan, Bagansiapiapi, Pangkalan Dodek, Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Sinabang, Bintuhan, Kuala Gaung, Kuala Tungkal, Nipah Panjang, Panipahan, Panjalal, Serasan, Sungai Liat, Tanjung Api-ApiPalembang, Kota Agung, Sungai Guntung, dan Bakauheni. e. Pelabuhan lokal di Tanjung Kedabu dan Pulau Kijang.

3. Transportasi Udara

Pengembangan sistem jaringan transportasi udara di pulau Sumatera meliputi upaya untuk: a. Memantapkan fungsi bandar udara pusat penyebaran di Pulau Sumatera dalam rangka meningkatkan aksesibilitas antar kota dalam lingkup Pulau Sumatera maupun antar kota dalam lingkup nasional; b. Membuka dan memantapkan jalur-jalur penerbangan internasional antara kota-kota PKN dengan negara tetangga dan negara-negara pusat pemasaran produksi dan jasa dari Pulau Sumatera, khususnya ke kawasan sub-regional ASEAN. Pengembangan sistem jaringan transportasi udara dilakukan secara dinamis dengan memperhatikan IV- 8 tatanan kebandarudaraan nasional dengan prioritas penanganan meliputi: a. Bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan primer untuk pengembangan wilayah dengan prioritas tinggi di Medan Baru dan Hang Nadim - Batam; b. Bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan sekunder untuk pengembangan wilayah dengan prioritas tinggi di bandara Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru, bandara Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang dan Bandara Internasional Minang- kabau - Padang; c. Bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan tersier untuk pengembangan wilayah dengan prioritas sedang di bandara Sultan Iskandar Muda - Banda Aceh, Kijang - Tanjung Pinang, Sultan Thaha - Jambi, Raden Inten - Bandar Lampung, Ranai - Natuna, Pinang Kampai - Dumai, Fatmawati - Bengkulu, HS Hanandjoeddin - Tanjung Pandan, Depati Amir - Pangkal Pinang; d. Bandar udara bukan pusat penyebaran untuk pengembangan wilayah dengan prioritas sedang di Cut Nyak Dien - Meulaboh, Rembele - Takengon, Maemun Saleh - Sabang, Lasikin - Sinabang, Teuku Cut Ali - Tapaktuan, Aek Godang - Padang Sidempuan, Sibisa - Parapat, Pulau-pulau Batu - Nias Selatan, Silangit - Tapanuli Utara, DR. FL. Tobing - Tapanuli Tengah, Binaka - Gunung Sitoli, Dabo - Singkep, Japura - Rengat, Sei Bati - Tanjung Balai Karimun, Rokot - Sipora, Kerinci - Sungai Penuh, dan Lubuk Linggau dengan prioritas sedang.

4. Transportasi Perkeretaapian