Transportasi Perkeretaapian TRANSPORTASI PULAU SUMATERA

tatanan kebandarudaraan nasional dengan prioritas penanganan meliputi: a. Bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan primer untuk pengembangan wilayah dengan prioritas tinggi di Medan Baru dan Hang Nadim - Batam; b. Bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan sekunder untuk pengembangan wilayah dengan prioritas tinggi di bandara Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru, bandara Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang dan Bandara Internasional Minang- kabau - Padang; c. Bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan tersier untuk pengembangan wilayah dengan prioritas sedang di bandara Sultan Iskandar Muda - Banda Aceh, Kijang - Tanjung Pinang, Sultan Thaha - Jambi, Raden Inten - Bandar Lampung, Ranai - Natuna, Pinang Kampai - Dumai, Fatmawati - Bengkulu, HS Hanandjoeddin - Tanjung Pandan, Depati Amir - Pangkal Pinang; d. Bandar udara bukan pusat penyebaran untuk pengembangan wilayah dengan prioritas sedang di Cut Nyak Dien - Meulaboh, Rembele - Takengon, Maemun Saleh - Sabang, Lasikin - Sinabang, Teuku Cut Ali - Tapaktuan, Aek Godang - Padang Sidempuan, Sibisa - Parapat, Pulau-pulau Batu - Nias Selatan, Silangit - Tapanuli Utara, DR. FL. Tobing - Tapanuli Tengah, Binaka - Gunung Sitoli, Dabo - Singkep, Japura - Rengat, Sei Bati - Tanjung Balai Karimun, Rokot - Sipora, Kerinci - Sungai Penuh, dan Lubuk Linggau dengan prioritas sedang.

4. Transportasi Perkeretaapian

Program jangka panjang pengembangan sistem jaringan jalur kereta api di Pulau Sumatera meliputi upaya untuk: a. Mengembangkan jaringan transportasi kapasitas tinggi untuk angkutan penumpang dan barang, khususnya untuk produk komoditas berskala besar, berkecepatan tinggi, berbiaya murah, dengan energi yang rendah; b. Mendukung pengembangan sistem kota-kota di Pulau Sumatera yang terpadu melalui pengintegrasian kota- kota di wilayah pesisir, baik industri, pertambangan, maupun pariwisata serta kota-kota agropolitan, baik kehutanan, pertanian maupun perkebunan; IV- 9 c. Menyambungkan lintas KA Trans Sumatera Nangroe Aceh Darussalam - Provinsi Lampung yang saat ini masih terpisah sehingga diperoleh eskalasi manfaat secara jaringan yang maksimal; d. Menghubungkan jaringan KA dengan pelabuhan laut dan bandar udara dalam rangka menciptakan keterpaduan antar moda transportasi; e. Mengurangi kerusakan konstruksi dan permukaan jalan yang cukup berarti serta pemakaian energi dan kecelakaan di jalan raya dengan adanya perpindahan angkutan barang pada umumnya dari jalan raya ke jalan rel pada tahapan operasional; f. Mendukung pengembangan wilayahpengembangan ekonomi di wilayah Sumatera yang relatif kurang berkembang akibat aksesibilitas yang kurang. Arah pembangunan perkeretaapian di Pulau Sumatera difokuskan pada upaya peningkatan, rehabilitasi, pengembangan aksesibilitas dan pembangunan sarana dan prasarana sebagai berikut: a. Peningkatan keselamatan dan pelayanan yang dilakukan melalui pendekatan: pengujian dan sertifikasi kelaikan prasarana dan sarana, audit khusus prasarana dan sarana, pelaksanaan random check sarana, pengujian petugas operasi dan peningkatan keselamatan di JPL penjaga perlintasan kereta api; b. Peningkatan jumlah armada dan utilitasnya yang dilakukan melalui efisiensi operasi dengan maksimali- sasi daya tarik lokomotif, serta optimalisasi armada dengan maksimalisasi jarak tempuh lokomotif, kereta dan gerbong km lok, km kereta, km gerbong; c. Peningkatan kapasitas lintas yang dilakukan melalui: 1 Pembangunan pos blok pada lintas Tanjung Enim - Tarahan dan lintas Prabumulih - Kertapati; 2 Pembangunan partial double track dan short-cut antara lain pada lintas antara Tulung Buyut - Blambangan Umpu, Tanjung Enim - Baturaja, dan Rejosari - Tarahan; 3 Pengembangan sistem jaringan jalur kereta api di Pulau Sumatera yang lebih dititikberatkan ke angkutan barang dan sebagian angkutan penumpang dan diwujudkan secara bertahap menurut prioritasnya, diantaranya meliputi: IV- 10 a Sistem jaringan lintas utama dengan prioritas tinggi pada lintas: Besitang - Banda Aceh - Uleeulee, Duri - Pekanbaru - Muaro, Teluk Kuantan - Muaro Bungo, Betung - Simpang, Simpang – Tj. Api-api, KM3 - Bakauheni, Teluk Kuantan - Muarobungo - Jambi; b Sistem jaringan lintas utama dengan prioritas sedang pada lintas: Rantau Prapat - Duri - Dumai, Jambi - Betung; c Sistem jaringan lintas utama dengan prioritas rendah pada lintas: Kota Padang - Bengkulu, Bengkulu - Padang, Sibolga - Padang Sidempuan - Rantau Prapat, Pekanbaru - Jambi, dan Muaro - Teluk Kuantan - Rengat - Kuala Enok; Sumber: Studi Sumatra Railway Project ADB – 1089 , Jakarta ¿ U TANPA SKALA Gambar IV.1 Rencana Pengembangan Jaringan KA di Pulau Sumatera d Sistem jaringan Kereta Api Batubara dengan prioritas tinggi pada lintas: Tanjung Enim - Prabumulih - Tarahan, Tanjung Enim - Kertapati - Tanjung Api Api. IV- 11 Palembang Prabumulih Tanjung Enim Baturaja Bandar Lampung Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Lampung JAKARTA Bangka Island Tanjung Api Api Lubuklinggau Tarahan Pro vin si Be ng ku lu

1. TANJUNG ENIM-PRABUMULIH- TARAHAN