Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Prasekolah

Kemampuan anak prasekolah dirangsang dengan stimulasi terarah pada kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak kasar pada anak prasekolah misalnya dengan mendorong anak untuk bermain bola bersama temannya, permainan menjaga keseimbangan tubuh, belari, melompat dengan satu kaki, diajari bermain sepeda, dan sebagainya Depkes, 2012, hlm.37. Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak halus pada anak prasekolah misalnya menulis namanya, menulis angka-angka, menggambar, berhitung, berlatih mengingat, membuat sesuatu dari tanah liat atau lilin, bermain berjualan, belajar mengukur dan lain-lain Depkes, 2012, hlm.37. Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bicara dan bahasa pada anak prasekolah misalnya bermain tebak-tebakan, berlatih mengingat-ingat, menjawab pertanyaan “mengapa?”, mengenal uang logam, mengamati atau meneliti keadaan sekitanya dan lain-lain Depkes, 2012, hlm.38. Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bersosialisasi dan kemandirian pada anak prasekolah misalnya mendorong anak untuk berpakaian sendiri, menyimpan mainan tanpa bantuan, ajak berbicara tentang apa yang dirasakan, berkomunikasi dengan anak, berteman dan bergaul, mematuhi peraturan keluarga dan lain-lain Depkes, 2012, hlm.39.

2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Prasekolah

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan Universitas Sumatera Utara juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan yang tepat terutama untuk melibatkan ibu dan keluarga Depkes, 2012, hlm. 40. Kegiatan stimulasi deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya, masyarakat kader, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan tenaga professional kesehatan, pendidikan dan sosial Depkes, 2012, hlm.1. Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional Hermawan, 2011. Menurut Depkes RI 2012 ada 3 jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya berupa deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, deteksi penyimpangan perkembangan dan deteksi penyimpangan mental emosional. Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining atau deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel.2.2. Jadwal dan Jenis Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Balita dan Anak Pra Sekolah Depkes, 2012, hlm.40. Umur Jenis Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan Perkembangan Mental Emosional BB TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT GPPH 0 bln √ √ 3 bln √ √ √ √ 6 bln √ √ √ √ 9 bln √ √ √ √ 12 bln √ √ √ √ 15 bln √ √ 18 bln √ √ √ √ √ 21 bln √ √ √ 24 bln √ √ √ √ √ 30 bln √ √ √ √ 36 bln √ √ √ √ √ √ √ 42 bln √ √ √ √ √ 48 bln √ √ √ √ √ √ 54 bln √ √ √ √ √ 60 bln √ √ √ √ √ √ 66 bln √ √ √ √ √ 72 bln √ √ √ √ √ √ Keterangan : BB TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan LK : Lingkar Kepala KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan TDD : Tes Daya Dengar TDL : Tes Daya Lihat KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional CHAT : Ceklist for Autism in Toddler GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas Universitas Sumatera Utara Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah sewaktu-waktu pada keadaan kasus rujukan, ada dicurigai anak mempunyai penyimpangan pertumbuhan, dan jika ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang. 1 Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui atau menemukan status gizi kurang atau buruk dan mikro atau makrosefali. Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengukuran berat badan terhadap tinggi badan BBTB dan pengukuran Lingkar Kepala Anak LKA Depkes, 2012, hlm.41. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan sebagai berikut : Tabel 2.3. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Depkes, 2012, hlm.41. Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan Keluarga dan masyarakat - orang tua - kader kesehatan - petugas PAUD, BKB, TPA dan guru TK - KMS - Timbangan Dacin Puskesmas - Dokter - Bidan - Perawat - Ahli Gizi - Peugas lainnya - Tabel BBTB - Grafik LK - Timbangan - Alat Ukur tinggi Badan - Pita pengukur lingkar kepala 1.1. Pengukuran Tinggi badan terhadap tinggi badan Tujuan pengukuran BB TB adalah untuk menemukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BBTB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita, pengukuran dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara tenaga kesehatan terlatih. Pengukuran BBTB pada anak prasekolah menggunakan timbangan injak. Cara penimbangannya yaitu: 1. Letakkan timbangan dilantai yang datar. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari, tidak memakai jaket, alas kaki, topi, jam tangan, dan tidak memegang sesuatu. 2. Anak berdiri diatas timbangan tampa dipegangi. 3. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan Depkes, 2012, hlm 42. Cara pengukuran Tinggi badan yaitu : 1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu saat diukur tinggi badannya, kemudian anak berdiri tegak menghadap kedepan, punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur, 2. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun. 3. Baca angka pada batas tersebut Depkes, 2012, hlm 42. Penggunaan Tabel BB TB untuk menentukan status gizi anak yaitu dengan amelakukan pengukuran tinggi badan anak sesuai cara diatas, lihat kolom tinggi badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran, pilih kolom untuk beratbadan berdasarkan jenis kelamin anak, cari berat badan yang terdekat dengan berat badan anak. dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standar Deviasi SD Depkes, 2012, hlm 42. 1.2. Pengukuran Lingkar Kepala Anak Tujuan pengukuran lingkar kepala anak adalah untuk mengetahui batas lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal pemeriksaan disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran Universitas Sumatera Utara dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap 6 bulan. pengukuran dan penilaian lingkar kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih Depkes, 2012, hlm. 50. Cara mengukur lingkar kepala yaitu alat pengukur lingkar kepala anak mengenai dahi, menutupi alais mata, diatas diua telinga, dan bagian kepala yang menonjol, tarik agak kencang. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0. Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak kemudian buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang Depkes, 2012, hlm. 50. Interpretasi hasil pengukuran yaitu bila ukuran lingkar kepala anak berada didalam “jalur hijau” maka lingkar kepala anak normal. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar “jalur hijau” maka lingkaran kepala anak tidak normal. Lingkar kepala anak tidak normal ada 2 dua, yaitu makrosepal bila berada diatas “jalur hijau” dan mikrosefal bila berada di bawah “jalur hijau”. Intervensi yang dilakukan bila detemukan makrosefal ataupun mikrosefal segera rujuk kerumah sakit Depkes, 2012, hlm. 50. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Grafik Lingkar Kepala perempuan dan laki-laki Universitas Sumatera Utara 2 Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak keterlambatan, gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar. Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi skrining atau pemeriksaan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP, Tes Daya Lihat TDL dan Tes Daya Dengar TDD. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan Depkes, 2012, hlm.52. Tabel 2.4. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Depkes, 2012, hlm.52. Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan Keluarga dan masyarakat - orang tua - kader kesehatan, BKB, TPA Buku KIA - Petugas PAUD terlatih - Guru TK terlatih - KPSP - TDL - TDD Puskesmas - Dokter - Bidan - Perawat - KPSP - TDL - TDD Keterangan: Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu Dan Anak KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan TDL : Tes Daya Lihat TDD : Tes Daya Dengar BKB : Bina Keluarga Balita TPA : Tempat Penitipan Anak Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini TK : Taman Kanak-kanak Universitas Sumatera Utara 2.1.Skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Skrining atau pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. alat atau instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP menurut umur, alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan kubus Depkes, 2012, hlm 52. Cara penggunaan KPSP yaitu : a. Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus dibawa. b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1 bulan. c. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh anak untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP . Tanyakan pertanyaan secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir tersebut. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab Depkes, 2012, hlm 52. Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila ibu atau pengasuh anak menjawab :anak bisa atau pernah atau sering atau kadang- kadang melakukan nya. sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh menjawab anak belumpernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau Universitas Sumatera Utara pengsuh tidak tahu. Jumlah jawaban “Ya“ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan S. Jumlah jawaban “Ya“ =7 atau 8, perkembangan anak meragukan M. Jumlah jawaban “Ya“ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan P. Untuk Jawaban TIDAK , perlu diperincikan jumlah jawaban Tidak menurut jenis keterlambatan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian Depkes, 2012, hlm 53. Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak sesuai umur S maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi sesering mungkin, sesuai dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan Depkes, 2012, hlm 53. Bila perkembangan anak meragukan meragukan M, beri petunjuk pada ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan anak. lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP ulang “Ya“ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan P Depkes, 2012, hlm 53. Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan P, maka rujuk ke rumah sakit dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan gerakan Universitas Sumatera Utara kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian Depkes, 2012, hlm 53. Tabel 2.5 KPSP Pada Anak Umur 60 Bulan Depkes, 2012, hlm. 67. 1. Isilah titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan. “Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”……….. “Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”…………….. “Apa yang kamu lakukakn jika kamu lelah?”…………… Jawab “Ya” bila anak menjawab 3 pertanyaan dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat. Jika dingin jawaban yang benar adalah “menggigil”, “pakai mantel”, atau “masuk kedalam rumah” Jika lapar jawaban yang benar adalah “makan” Jika lelah jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”, “berbaring atau tidur-tiduran”, “istirahat” atau “diam sejenak” Bicara bahasa Ya Tidak 2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? Sosialisasi kemandirian Ya Tidak 3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan, jika perlu tunjukan caranya, dan beri anak kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah anak mempertahanakn keseimbangannya selama 6 detik atau lebih ? Gerak kasar Ya Tidak 4. Jangan mengoreksi atau membantu anak. jangan mennyebut “lebih panjang”. Perhatikan dua garis ini pada anak. Tanyakan : “mana garis yang panjang” Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang, setelah anak menunjuk putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk putar lagi dan ulangi pertanyaan tadi. Apakah anak dapat menunjuk garis sebanyak 3 kali dengan benar? Gerak halus Ya Tidak 5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan . Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini Jawaban : Ya Jawaban : Tidak Gerak halus Ya Tidak 6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberi perintah berikut ini: “Letakkan kertas di atas lantai” “ Letakkan kertas ini di bawah kursi” “Letakkan kertas ini di depan kamu” “Letakkan kertas ini dibelakang kamu” Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “dibawah”, “didepan”, dan “dibelakang”. Bicara bahasa Ya Tidak 7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel tanpa menangis atau menggelayut pada anda pada saat anda meninggalkannya Sosialisasi kemandirian Ya Tidak 8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: “Tunjuk segi empat merah” “ Tunjuk segi empat kuning” “Tunjuk segi empat biru” “Tunjuk segi empat hijau” Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar? Bicara bahasa Ya Tidak 9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai. Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? Gerak kasar Ya Tidak 10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi kemandirian Ya Tidak Universitas Sumatera Utara Tabel 2.6 KPSP Pada anak umur 66 Bulan Depkes, 2012, hlm. 68. 1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini Jawaban : Ya Jawaban : Tidak Gerakan halus Ya Tidak 2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberi perintah berikut ini: “Letakkan kertas di atas lantai” “ Letakkan kertas ini di bawah kursi” “Letakkan kertas ini di depan kamu” “Letakkan kertas ini dibelakang kamu” Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “dibawah”, “didepan”, dan “dibelakang”. Bicara Bahasa Ya Tidak 3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel tanpa menangis atau menggelayut pada anda pada saat anda meninggalkannya Sosialisasi Kemandirian Ya Tidak 4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: “Tunjuk segi empat merah” “ Tunjuk segi empat kuning” “Tunjuk segi empat biru” “Tunjuk segi empat hijau” Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar? Bicara Bahasa Ya Tidak 5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai. Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? Gerak kasar Ya Tidak 6. dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Ya Tidak 7. Suruh anak menggambar ditempat kosong yang tersedia. Katakan kepadanya : “Buatlah gambar orang”. Jangan memberi perintah lebih dari itu. jangan bertanya atau mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar,. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, tangan dan kai dinilai satu bagian. dapatkah anak sedikitnya menggambar 3 bagian tubuh? Gerak halus Ya Tidak 8. Pada gambar orang ayang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak setidaknya menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh ? Gerak Halus Ya Tidak 9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan: “ Jika kuda besar maka tikus…………………..” “Jika api panas maka es………………………..” “ Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang …………” Apakah anak menjawab dengan benar tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria? Bicara bahasa Ya Tidak 10. Apakah anak anda dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? bola besar tidak ikut dinilai” Gerak kasar Ya Tidak Universitas Sumatera Utara Tabel 2.7 KPSP Pada Anak Umur 72 Bulan Depkes, 2012, hlm. 69. 1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: “Tunjuk segi empat merah” “ Tunjuk segi empat kuning” “Tunjuk segi empat biru” “Tunjuk segi empat hijau” Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar? Bicara Bahasa Ya Tidak 2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai. Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? Gerak kasar Ya Tidak 3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi kemandirian Ya Tidak 4. Suruh anak menggambar ditempat kosong yang tersedia. Katakan kepadanya : “Buatlah gambar orang”. Jangan memberi perintah lebih dari itu. jangan bertanya atau mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, tangan dan kaki dinilai satu bagian. dapatkah anak sedikitnya menggambar 3 bagian tubuh? Gerak halus Ya Tidak 5. Pada gambar orang ayang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak setidaknya menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh ? Gerak halus Ya Tidak 6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan: “ Jika kuda besar maka tikus…………………..” “Jika api panas maka es………………………..” “ Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang …………” Apakah anak menjawab dengan benar tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria? Sosialisasi kemandirian Ya Tidak 7. Apakah anak anda dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? bola besar tidak ikut dinilai” Gerak kasar Ya Tidak 8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan, jika perlu tunjukan caranya, dan beri anak kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah anak mempertahanakn keseimbangannya selama 11 detik atau lebih ? Gerak kasar Ya Tidak 9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak menggambar seperti contoh ini? Jawaban : “ YA” Jawaban : “ Tidak” Gerak halus Ya Tidak 10. Isilah titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan samapi 3 kali bila anak menanyakan. “Sendok dibuat dari apa?”…………………. “Sepatu dibuat dari apa?”………………….. “Pintu dibuat dari apa?” …………………… Apakah anak dapat menjawab 3 pertanyaan tersebut dengan benar? Sendok dibuat dari besi , baja, plastik, kayu. Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu. Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca Bicara bahasa Ya Tidak Universitas Sumatera Utara 2.2 Tes Daya Dengar TDD Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih. Alat yang diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak, gambar binatang ayam, anjing, kucing dan manusia, mainan boneka, kubus, sendok, cangkir, bola Depkes, 2012. hlm. 70. Cara melakukan TDD : a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan. b. Pilih daftar pertanaan TDD yang sesuai denga umur anak. c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijabab oleh orang tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan lambat dan jelaskan, tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak. jawaban YA jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya adlam sebulan terakhir. Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau pengasuh anak tidak dapt melakukannya dalam sebulan terakhir. d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk dikerjakan oleh anak. Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua atau pengasuh. Jawaban YA jika ank dapat melakukan perintah orang tua atau pengasuh. Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang tua atau pengasuhDepkes, 2012. hlm. 70. Universitas Sumatera Utara Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran. Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman atau rujuk bila tidak dapat diatanggulangi Depkes, 2012. hlm. 70. Tabel 2.8 Instrumen Tes Daya Dengar Menurut Umur Anak UMUR LEBIH DARI 3 TAHUN 1. Perhatikan benda-benda disekeliling anak seperti sendok, cangkir, bola, bunga dan sebagainya. Suruh anak menyebutkan nam benda tersebut. Apakah anak dapat menyebut nama benda-benda tersebut dengan benar? Ya Tidak 2. Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter didepan anak. suruh naka mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan : “Empat, “satu”, “delapan”, atau meniru dengan jari tangannya. kemudian tutup mulut anda dengan bukkertas, ucap empat angka yang berlainan. Apakah anak dapat mengulangi atau meniru ucapan anda dengan menggunakan jati tangannya? anda dapat mengulanginya dengan suara yang lebih keras Ya Tidak 2.3 Tes Daya Lihat TDL Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih. Alat atau sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau snellen chart Depkes, 2012, hlm 71. Universitas Sumatera Utara Cara melakukan tes daya lihat : a. Pilih ruangan yang bersih dan nyaman b. Gantung poster E atau snellen chart setinggi mata anak pada posisi duduk c. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E atau snellen chart, menghadap ke poster E atau snellen chart . d. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster E atau snellen chart untuk pemeriksa. e. Pemeriksa memberikan kartu E pada anak, latih anak dalam mengarahkan kartu E yang ada ditangannya mengahadap atas, bawah, kanan, kiri, sesuai petunjuk pada poster E atau snellen chart. lakukan hal ini dengan benar sampai anak dapat mengarah kan kartu E dengan benar. f. Selanjutnya anak diminta menutup mata dengan kertas atau buku, dengan alat penunjuk, tunjuk huruf E pada poster E atau snellen chart, satu persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris E terecil yang masih dapat dilihat. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan kartu E yang ada di tangannya dengan yang ada di poster E atau snellen chart. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang belum diperiksa dengan cara yang sama. g. Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah tersediakan: Mata kanan :………. Mata kiri:……… Interpretasi hasil pemeriksaan TDL yaitu bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster E atau snellen chart, artinya anak tidak dapat mencocokkan arah kartu E yang dipegangnya dengan yang ada pada poster E atau snellen chart pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa. kemungkinan anak mengalami gengguan daya lihat. Intervensi yang dilakukan bila kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan maka minta anak datang Universitas Sumatera Utara lagi untuk pemeriksaan ulang, bila pada peameriksaan berikutnya anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama maka rujuk kerumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan kanan, kiri atau keduanya Depkes, 2012, hlm 70. Gambar 2.2. Poster E atau Snellen Chart Universitas Sumatera Utara 3 Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Pada Anak Prasekolah Deteksi Dini Penyimpangan mental Emosional adalah kegiatan atau Pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui , maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi : Deteksi dini masalah mental emosional pada anak prasekolah menggunakan Kuesioner Masalah Mental Emosional KMME, deteksi dini autis pada anak prasekolah menggunakan ceklist for Autism in Todlers CHAT dan deteksi dini gangguan pemusatan parhatian dan Hiperaktivitas pada anak pra sekolah menggunakan kuesioner Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas GPPH Depkes, 2012, hlm.74. a Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan atau masalah mentah pada anak pra sekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental emosional rutin dilakukan setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining atau pemeriksaan perkembangan anak. Alat yang digunakan adalah KMME Kuesioner Masalah Mental Emosional yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali masalah mental emosional umur 36 bulan-72 bulan. Depkes, 2012, hlm.74. Cara melakukan Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak yaitu tanyakan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu prilaku yang tertulis pada KMME pada orang tua atau pengsuh anak. Catat jawaban YA kemudian hitung jumlah jawaban YA. Universitas Sumatera Utara Interpretasi hasil pemeriksaan KMEE yaitu apabila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional. Intervensi yang dilakukan bila ada jawaban YA hanya 1 satu, maka lakukan konseling pada ibu dan lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila anak tidak ada perubahan maka rujuk kerumah sakit. bila Jawaban YA ditemukan 2 atau lebih maka rujuk anak kerumah sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang atau kejiwaan. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.9 Kuesioner Masalah Mental Emosional No. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anak anda sering terlihat marah tanpa sebab yang jelas ? seperti banyak menangis, mudah tersinggung, atau bereaksi berlebihan terhadap hal- hal yang sudah biasa dihadapinya 2. Apakah anak anda tampak mengindar dari teman-temanya atau anggota keluarganya? seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau metrasa sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa dinikmatinya 3. Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak an menentang terhadap lingkungn sekitarnya? Seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa binatang atau anak –anak lainya Dan tampak tidak peduli terhadap nasihat-nasihat yang sudah diberikan kepadanya? 4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya rasa ketakutan atau kecemasan yang berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebnding dengan anak lain yang seusianya? 5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yang buruk atau muah teralihkan perhatiannya. sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya? 6. Apakah anak anda menunjukkan prilaku kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam komunikasi dan membuat keputusan? 7. Apakah anak anda menunjukan perubahan pola tidur ? seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun saat tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengigau. 8. Apakah anak anda mengalami perubangan pola makan? seperti ekhilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali 9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau keluhan-keluhan fisik lainnya? 10. Apakah anak anda sering mengeluh sering putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya? 11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran prilaku atau kemampuan yang dimilikanya? seperti ngompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya 12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas? b Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah. Universitas Sumatera Utara Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18-36 bulan. Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan , kader, BKB, petugas PAUD , Pengelola TPA, dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa keterlambatan berbicara, gangguan komunikasi atau interaksi sosial, prilaku yang berulang-ulang. Alat yang digunakan adalah CHAT checklist for Autim in Toddlers. Dalam CHAT ada 2 jenis pertanyaan yaitu : 9 pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua atau pengasuh anak, dan 5 perintah bagi anak untuk menjelaskan tugas yang tertulis pada CHAT. Bila setelah diperiksa anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk kerumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak Depkes, 2012, hlm.76. c Deteksi Dini Gangguan Pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas GPPH Pada Anak Prasekolah Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini adanya gangguan pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas GPPH pada anak 36 bulan keatas. Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan , kader, BKB, petugas PAUD, Pengelola TPA, dan guru TK, keluhannya dapat berupa anak tidak bisa duduk tenang, anak selalu bergerak atnpa tujuan dan tidak mengenal lelah, perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive Depkes, 2012, hlm.78. Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas GPPH, yang terdiri dari 10 pertanyaan yang Universitas Sumatera Utara ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak atauguru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa. Cara menggunakan Formulir deteksi dini GPPH yaitu: a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, stu persatu prilaku yang tertulis pada formulir GPPH b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH. c. Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun anak berada, misal ketika dirumah, disekolah, pasar, toko, dll setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja. d. Catat jawaban dan hasil pengamatan prilaku anak selama dilakukan pemeriksaaan. Interpretasi hasil pemeriksaan GPPH yaitu dengan memberi nilai masing- masing jawaban sesuai dengan bobot nilai, nilai 0 bila keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak, nilai 1 bila keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak, nilai 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak. nilai 3 bila keadaan tersebut selalu ada pada anak. Bila nilai total 13 atau lebih, kemungkinan anak dengan GPPH. Intervensi yang dilakukan jika jumlah nilai terbesar anak berkemungkinan dengan GPPH perlu dirujuk kerumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak untuk konsultasi lebih lanjut Depkes, 2012, hlm.78. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.10 Formulir Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktif GPPHAbbreviated Conner Ratting Scale NO. KEGIATAN YANG DIAMATI 1 2 3 1. Tidak kenal lelah atau aktifitas yang berlebihan 2. Mudah menjadi gembira atau impulsive 3. Mengganggu anak-anak lain 4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, rentang perhatian pendek 5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus menerus 6. Kurang perhatian, mudah teralihkan 7. Permintaannya harus segera terpenuhi, mudah menjadi frustasi 8. Sering dan mudah menangis 9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepatdan drastic 10. Ledakan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga Jumlah Nilai total :

3. Intervensi Dan Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak