Klasifikasi Kalimat Kategori Gramatikal

18

2.5 Kategori Gramatikal

Nurgiyantoro 1995:292-293 menerangkan bahwa kategori atau unsur gramatikal yang dimaksud menyaran pada pengertian struktur kalimat. Kalimat lebih penting dari sekedar kata, gagasan, atau pesan yang akan diungkapkan ke dalam berbagai bentuk kalimat yang berbeda-beda struktur dan kosakatanya. Dalam kalimat kata-kata berhubungan dan berurutan secara linear dan kemudian dikenal dengan sebutan sintagmatik. Dapat dikatakan bahwa pengarang memiliki kebebasan dalam mengkreasikan bahasanya maka penyimpangan struktur kalimat merupakan hal yang wajar dan sering terjadi. Penyimpangan unsur-unsur kalimat itu sendiri dapat bermacam-macam wujudnya, misalnya berupa pembalikan, pemendekan, pengulangan, penghilangan unsur tertentu dan lain-lain. Semua bentuk penyimpangan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan efek estetis tertentu di samping juga untuk menekankan pesan tertentu.

2.5.1 Klasifikasi Kalimat

Klasifikasi kalimat dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan 1 jumlah klausanya, 2 struktur klausanya, 3 kategori predikatnya, 4 amanat wacananya, dan 5 perwujudan kalimatnya Kurniati 2008:63. 2.5.1.1 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa Berdasarkan jumlah klausanya kalimat dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas. Sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih tanpa mengubah informasi atau pesannya. 19 Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara klausa-klausanya mempunyai kedudukan yang sama, dengan kata lain bahwa masing-masing klausa merupakan klausa utama. Kalimat majaemuk bertingkat klausa-klausanya mempunyai kedudukan tidak sama, klausa yang satu merupakan klausa utama, sedangkan klausa yang lainnya merupakan klausa pendukung. Dalam bahasa Jawa kalimat tunggal disebut ukara lamba, sedangkan kalimat majemuk disebut ukara camboran. 2.5.1.2 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Struktur Klausa Berdasarkan strukturnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat susun biasa dan kalimat susun balik atau inverse. Kalimat susun biasa adalah kalimat yang strukturnya subjek diikuti predikat, dengan kata lain predikat terletak di belakang subjek sedangkan kalimat inverse adalah kalimat yang predikatnya di muka subjek. 2.5.1.3 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Kategori Predikat Berdasarkan kategori predikatnya kalimat dibedakan menjadi kalimat nominal, pronominal, verbal, adjektival, adverbial, numeral, dan preposisional. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berkategori nomina. Kalimat pronominal adalah kalimat yang predikatnya pronomina. Kalimat verbal adalah kalimat yang perdikatnya verba. Kalimat adjektival adalah kalimat yang predikatnya berkategori adjektiva. Kalimat adverbial adalah kalimat yang predikatnya berkategori adverbia. Kalimat numeralia adalah kalimat yang 20 predikatnya berkategori numeral sedangkan kalimat preposisional adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisional. 2.5.1.4 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Amanat Wacana Berdasarkan amanat wacananya, kalimat dibedakan menjadi tiga, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Kalimat berita adalah kalimat yang dapat dipakai untuk melaporkan hal apapun. Kalimat berita ada yang berupa kalimat performatif, kalimat seruan, dan kalimat makin imperatif. Kalimat performatif adalah kalimat yang verbanya menunjukkan perbuatan yang dilakukan pembicara seperti menamakan ataupun berjanji sedangkan kalimat seruan yaitu kalimat yang mengungkap emosi. Kalimat berita dalam bahasa Jawa disebut ukara carita. Kalimat tanya digunakan untuk memperoleh informasi atau tanggapan dari lawan bicara. Kalimat tanya ada beberapa macam, pertama pertanyaan pilihan yang dipergunakan bila penanya telah memberikan kemungkinan jawaban. Kedua, pertanyaan terbuka yang dipergunakan untuk memperoleh informasi apapun dari lawan bicara. Ketiga, pertanyaan retoris yang dipergunakan bila penanya tahu bahwa kawan bicara tahu jawabannya. Keempat, kalimat pertanyaan pengukuhan yang dipergunakan bila penanya ingin memastikan jawabannya yang sebenarnya sudah diketahuinya. Kelima, pertanyaan fatis yang dipergunakan tidak untuk memperoleh informasi dari kawan bicara melainkan untuk memulai, mempertahankan, atau memutuskan komunikasi. Kalimat tanya dalam bahasa Jawa disebut ukara pitakon. 21 Kalimat perintah adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan keinginan pembicara untuk mempengaruhi suatu peristiwa. Kalimat perintah ada beberapa macam, yaitu kallimat perintah biasa, larangan, ajakan, peringatan, dan penyilaan. Kalimat perintah dalam bahasa Jawa disebut ukara pakon. 2.5.1.5 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Perwujudan Kalimat Berdasarkan perwujudan kalimatnya, kalimat bahasa Jawa dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat langsung dan kalimat tak langsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang entah berupa kalimat berita, tanya, maupun perintah yang secara cermat menirukan apa yang diujarkan orang sedangkan kalimat tak langsung berupa kalimat berita dan tanya yang melaporkan apa yang diujarkan orang.

2.5.2 Jenis Frase