ASPEK KRIMINALITAS DALAM CERBUNG SALINDRI KENYA KEBAK WEWADI KARYA PAKNE PURI (Tinjauan Sosiologi Sastra)

(1)

commit to user

i

SALINDRI KENYA KEBAK WEWADI

KARYA PAKNE PURI

(Tinjauan Sosiologi Sastra)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh REKA UTAFIYA

C0107042

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user

ii

SALINDRI KENYA KEBAK WEWADI

KARYA PAKNE PURI

(TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)

Disusun oleh: REKA UTAFIYA

C0107042

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sundari, M.Hum. Drs. Christiana D. W, M.Hum.

NIP 19561003 198103 2002 NIP 19541016 198103 1003

Mengetahui

Ketua Jurusan Sastra Daerah

Drs. Supardjo, M.Hum. NIP 195609211986011001


(3)

commit to user

iii

SALINDRI KENYA KEBAK WEWADI

KARYA PAKNE PURI

(TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)

Disusun oleh: REKA UTAFIYA

C0107042

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada tanggal 4 Juli 2011

Jabatan Nama Tanda tangan

1. Ketua Dra. Dyah Padmaningsih, M.Hum …………..

NIP 19571023 198601 2001

2. Sekretaris Sahid Teguh W, SS. M.Hum. Ph.D …………. NIP 19700307 99403 1001

3. Penguji I Dra. Sundari, M.Hum ………

NIP 19561003 198103 2002

4. Penguji II Drs. Christiana D.W, M.Hum ………

NIP 19541016 198103 1003

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed,Ph.D NIP. 19600328 198601 1001


(4)

commit to user

iv Nama : Reka Utafiya

NIM : C0107042

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Aspek Kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi Karya Pakne Puri (Tinjauan Sosiologi Sastra) adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juni 2011 Yang membuat pernyataan


(5)

commit to user

v

Hari ini adalah pelajaran dan pengalaman untuk bercermin dalam melangkah dihari esok.

Lakukan semua dengan ikhlas dan penuh keseriusan, InsyaAllah hasil yang dicapai sesuai harapan dan keinginan.


(6)

commit to user

vi

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Kedua orang tua tercinta. Almamaterku


(7)

commit to user

vii

Alahamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridlo-Nya kepada penulis yang akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Aspek Kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi Karya Pakne Puri (Tinjauan Sosiologi Sastra). Skripsi ini ditulis dalarn rangka memenuhi persyaratan guna rnenyelesaikan program Strata I (S I ) pada Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terselesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed.Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberikan izin untuk kelancaran penelitian ini.

2. Drs. Supardjo, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah yang telah memberikan izin untuk mewujudkan penelitian ini menjadi sebuah skripsi. 3. Dra. Sundari, M.Hum. selaku pembimbing I yang dengan cermat, sabar,

memberikan semangat dan motivasi, bimbingan, dan saran-saran untuk perbaikan.

4. Drs. Christiana Dwi Wardhana, M.Hum. selaku Pembimbing II yang dengan cermat memberikan saran-saran untuk pembetulan penulisan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Sumarlam, M.S. selaku pembimbing akademik, yang memberikan motivasi untuk maju terus.

6. Seluruh dosen Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.


(8)

commit to user

viii

dan Seni Rupa, yang telah memberikan kelonggaran pada penulis dalam membaca dan meminjam buku-buku referensi yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

8. Kedua orang tua (keluargaku) yang memberikan fasilitas, semangat, dukungan serta Do’a.

9. Kakak dan adikku tersayang serta keponakan kecilku Dzamar yang selalu memberikan hiburan dengan keceriaan

10. Bapak Bram Setiadi selaku pengarang Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi atas keterbukaan dan respon baiknya.

11. Sahabat-sahabatku dan teman-teman Sastra Daerah khususnya angkatan 2007, Kayun, Lilis, Dewi, Rosita, Reni, Betha, Heka dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang tidak akan terlupakan semoga dukungan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka.

.

Surakarta, Juni 2011


(9)

commit to user

ix

Daftar Halaman

HALAMAN JUDUL………... ….. .. i

HALAMAN PERSETUJUAN……… ... ii

HALAMAN PENGESAHAN………... ... iii

HALAMAN PERNYATAAN……….... ... iv

HALAMAN MOTO……… ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. . ... vi

KATA PENGANTAR………... . ... vii

DAFTAR ISI……….. ... ix

DAFTAR SINGKATAN………... ... xii

DAFTAR LAMPIRAN………... ... xiii

ABSTRAK……….. . xiv

BAB I PENDAHULUAN………... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ……… .. ... 1

B. Rumusan Masalah………...… .... 5

C. Tujuan Penelitian………. ... 5

D. Manfaat Penelitian………. ... 6

E. Sistematika Penulisan……….. 7

BAB II LANDASAN TEORI………... .. ... 8

A. Pendekatan Struktural………. ... 8

1. Tema………...…… 9

2. Alur………. . ... 10

3. Penokohan………... .. ... 11

4. Setting (latar)………...… .... 13

5. Amanat………. ... 14

B. Pendekatan Sosiologi Sastra……….. … .... 14

C. Pengertian Kriminologi, Kriminalitas dan Sosiologi Kriminalitas………. . ... 16


(10)

commit to user

x

A. Bentuk Penelitian………...…. ... 23

B. Sumber Data dan Data……… .. ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data………. . ... 24

D. Teknik Analisis Data……….. . ... 25

BAB IV PEMBAHASAN……….. ... 29

A. Tinjauan Pengarang……… ... 29

1. Riwayat Hidup Pengarang………... .. ... 28

2. Latar Belakang Sosio-Budaya Pengarang………...… .... 31

2.1 Kedudukan Pengarang dalam Keluarga………... ... 31

2.2 Kedudukan Pengarang dalam Masyarakat………... ... 32

2.3 Kedudukan Pengarang Sebagai Seniman………...… ... 33

2.4 Karya-karya Bram Setiadi……….. ... 34

B. Analisis Struktural………...….. 36

1. Tema……… ... 37

2. Plot/Alur……….. . ... 39

3. Penokohan………... .. ... 45

3.1 Salindri………... ... . 46

3.2 Jimat Subarkah………... .. ... 52

4. Latar/Setting ………... ... 57

4.1 Latar tempat ……….... ... 57

4.2 Latar Waktu……….. ... 63

4.3 Latar Sosial………... ... 67

5. Amanat……… ... 70

6. Keterjalinan Antar Unsur……….... ... 73

C. Analisis Sosiologi………...… .... 75

1. Betuk Kriminalitas yang terdapat dalam Cerbung SKKW…………. ... 76

2. Faktor-faktor yang melatar belakangi tindak kriminalitas para tokoh dalam cerbung SKKW………. . ... 92

3. Relevansi Tindak kriminalitas dalam Cerbung SKKW dengan masyarakat sekarang………... .. ... 99


(11)

commit to user

xi

A. Kesimpulan………. ... 114

B. Saran-Saran………. . ... 116

DAFTAR PUSTAKA……… ... 117


(12)

commit to user

xii CERBUNG : Cerita Bersambung CERKAK : Cerita Cekak

SKKW : Salindri Kenya Kebak Wewadi KUHP : Kitab Undang-undang Hukum Pidana UNS : Universitas Sebelas Maret

SDN : Sekolah Dasar Negeri

SMPN : Sekolah Menengah Pertama Negeri SMAN : Sekolah Menengah Atas Negeri IKIP : Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan

DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta

PWI : Persatuan Wartawan Indonesia

ATMI : Akademi Teknik Menengah Industri

PB : Paku Buwana

AKP : Ajun Komisaris Polisi TKP : Tempat Kejadian Perkara

PS : Panjebar Semangat

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


(13)

commit to user

xiii Lampiran I : Sinopsis

Lampiran II : Daftar Pertanyaan dan jawaban Lampiran III : Foto Pengarang

Lampiran IV : CV (Riwayat Hidup) Lampiran V : Surat Pernyataan


(14)

commit to user

xiv

Reka Utafiya C0107042. 2011. Aspek Kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri (Tijauan Sosiologi Sastra). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah unsur-unsur struktural yang meliputi tema, alur, penokohan, latar, dan amanat yang terdapat dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri? (2) Bagaimanakah tindak kriminalitas dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kriminalitas dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri? (3) Bagaimanakah relevansi cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri bagi masyarakat?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan unsur-unsur struktural yang meliputi tema, alur, penokohan, latar dan amanat yang terdapat dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri. (2) Mendeskripsikan tindak kriminalitas dan faktor-faktor yang menyebabkan kriminalitas dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi. (3) Mengungkapkan relevansi cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri bagi masyarakat.

Manfaat secara teoretis yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang aspek-aspek struktural serta memperkaya khasanah penelitian sastra khususnya sosiologi sastra. Secara praktis manfaat penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat pembaca, yaitu peminat sastra Jawa untuk mengetahui serta memahami problem sosial dalam masyarakat khususnya aspek kriminalitas dalam Cerbung SKKW karya Pakne Puri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data primer adalah cerbung SKKW, pengarang yaitu Pakne Puri atau Bram Setiadi. Sumber data sekunder adalah buku-buku referensi yang mendukung penelitian. Data primer berupa teks dalam cerbung SKKW yang mengandung unsur instrinsik meliputi tema, alur, penokohan, latar/ setting dan amanat serta data sosiologi berupa aspek kriminalitas yang terdapat dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi. Data sekunder berupa buku-buku referensi penunjang penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan content analysis dan wawancara.Teknik analisis data meliputi reduksi data, sajian data dan penarikan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktural, sosiologi sastra, serta ilmu bantu untuk menunjang penelitian, yaitu kriminologi, kriminalitas terutama pada sosiologi kriminalitas.

Hasil analisis dalam penelitian ini: (1) Unsur-unsur struktural yang membangun dalam cerbung yaitu meliputi tema, alur, penokohan, setting, dan amanat saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga membentuk satu kesatuan cerita yang utuh. Tema mempunyai kaitan dengan unsur amanat, unsur alur mempunyai kaitan dengan unsur penokohan dan unsur penokohan terkait dengan unsur latar/ setting. (2) Dari segi sosiologi sastra cerbung SKKWi menampilkan problem sosial yaitu aspek kriminalitas yang meliputi pembunuhan serta penyuapan. Kriminalitas adalah hal wajar yang muncul dalam kehidupan masyarakat karena masyarakat terdiri dari berbagai golongan sosial sehingga rentan akan kejahatan. (3) Cerbung SKKW sebagian masih relevan dengan


(15)

commit to user

xv

terdapat di dalamnya dapat dipakai sebagai cermin sosial budaya masyarakat, karena pada dasarnya karya sastra diciptakan di dalam kandungan masyarakat yang sangat kompleks dengan bermacam-macam interaksi dan budaya.


(16)

commit to user

xvi

Reka Utafiya. C0107042. 2011. Aspek Kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri (Tinjauan Sosiologi Sastra). Skripsi : Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra lan Seni Rupa Pawiyatan Luhur Sebelas Maret Surakarta Hadiningrat.

Rumusan masalah wontên ing panalitèn punika: (1) Kados pundi unsur-unsur struktural ingkang kasusun tema, alur, penokohan, latar lan amanat wontên ing cêrbung Salindri Kenya Kebak Wewadi anggitanipun Pakne Puri? (2) Kados pundi tindhak kriminalitas lan faktor-faktor ingkang njalari kriminalitas wontên ing cêrbung Salindri Kenya Kebak Wewadi anggitanipun Pakne Puri? (3) Kados pundi relevansi cêrbung Salindri Kenya Kebak Wewadi anggitanipun Pakne Puri kangge bêbrayan?

Tujuan panalitèn inggih punika (1) Njlèntrèhakên unsur-unsur struktural ingkang kasusun tema, alur, penokohan, latar lan amanat wontên cêrbung Salindri Kênya Kêbak Wêadi anggitanipun Pakne Puri. (2) Njlèntrèhakên tindak kriminalitas lan faktor-faktor ingkang njalari kriminalitas wontên ing cêrbung

Salindri Kênya Kêbak Wêwadi. (3) Ngungkapakên relevansi cêrbung Salindri

Kênya Kêbak Wêwadi anggitanipun Pakne Puri kangge bêbrayan.

Manfaat secara teoretis inggih punika kagêm nambah pangêrtèn lan wawasan aspek-aspek struktural sarta memperkaya khasanah panalitèn sastra mliginipun sosiologi sastra. Secara praktis manfaat panalitèn punika ugi kagêm maringi kontribusi marang bêbrayan pamaos, inggih punika ingkang rêmên sastra Jawa supados pirsa sarta mangêrtos babagan prêkawis sosial wontên bêbrayan mliginipun aspek kriminalitas wontên cêrbung SKKW anggitanipun Pakne Puri.

Metode ingkang dipunginakakên wontên panalitèn punika ngangge metode deskriptif kualitatif. Sumber data primer inggih punika cêrbung SKKW , pangewrat inggih punika Pakne Puri utawa Bram Setiadi. Sumber data sekunder awujud buku-buku referensi ingkang ndukung panalitèn. Data primer awujud teks wonten cerbung SKKW ingkang ngemot unsur-unsur instrinsik kasusun dening tema, alur, penokohan, latar lan amanat uga data sosiologi ingkang awujud aspek kriminalitas ingkang wontên ing cêrbung Salindri Kênya Kêbak Wêwadi. Data sekunder awujud buku-buku referensi penunjang panalitèn. Teknik pengumpulan data kanthi teknik content analysis lan wawancara. Analisis data kanthi ngginakakên tigang komponen analisis, inggih punika reduksi data, sajian data lan nêmtokakên dudutan. Pendekatan ingkang dipunginakakên wonten panalitèn inggih punika struktural, sosiologi sastra, sarta ilmu bantu kriminologi, kriminalitas mliginipun sosiologi kriminalitas.

Kasil panalitèn punika: (1) unsur-unsur struktural ingkang mbangun wontên cêrbung ingkang kasusun tema, alur, penokohan, latar lan amanat sami runtut antara setunggal lan satunggalipun, satêmah sagêd ndhapuk carita kanthi wutuh. Tema anggadhahi kaitan kalian unsur amanat, unsur alur anggadhahi kaitan kalian unsur penokohan lan unsur penokohan anggadhahi ikatan kalian latar. (2) saking segi sosiologi sastra cêrbung SKKW ngêwrat babagan prêkawis sosial inggih punika aspek kriminalitas ingkang meliputi pembunuhan lan penyuapan. Kriminalitas supados bab ingkang wajar wontên ing bêbrayan amargi bêbrayan samenika kabangun saking maneka wêrna golongan ingkang rentan


(17)

commit to user

xvii

prêkawis bêbrayan ingkang wontên ing sajroning cerbung sagêd dipunginakakên kangge tuladha sosial budaya ing bêbrayan, amargi karya sastra dipunsêrat wontên ing sajroninng bêbrayan ingkang kompleks kanthi maneka wêrna interaksi lan budaya.


(18)

commit to user

xviii

Reka Utafiya. C0107042. 2011. Criminality Aspect in The Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri (Literary Sociology Approach). Thesis: Javanese Department of the Arts and Letters Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta.

The problem statements of this research were (1) what are the structural elements included theme, plot, character and characterization, setting, and message reflected in The Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri? (2) what are the criminality acts and the causes of doing the acts happen in The Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri?(3). How is The

Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri relevant with the

society?

The objectives of this research were (1) to describe the structural elements included theme, plot, character and characterization, setting, and message reflected in The Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri. (2) to describe the criminality acts and the causes of doing the acts happen in The

Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri. (3) To explain the

relevance of The Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri with the society.

The theoretical benefits of this research were to explore the knowledge about structural elements and to enrich the treasure of literary research, especially in sociology literature. Meanwhile, the practical benefit was to give contribution to the reader i.e. devotee of Javanese literature. Moreover, they were hoped to be able to comprehend and understand the social problem in the society life, especially the criminality aspects in The Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri.

The method used in this research is the method of deskriptive kualitative. The primary data source was The Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written

By Pakne Puri, Pakne Puri as the author whereas the secondary data source was

books and another supported references. The primary data were text was the serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written by Pakne Puri that contain the structural data i.e. theme, plot, character and characterization, setting, and message. Meanwhile, the sociology data were the criminality aspects which were contained

in The Serial Salindri Kenya Kebak Wewadi Written By Pakne Puri. The

secondary data were books supported references research. The technique of collecting data in this research used technique of content analysis and interview. T he technique of analyzing data inclueded the data reduction, data analized and taking conclusion,. In this research, there were some approaches used. They were structural, literary sociology, and another supported theory that was criminology, especially in criminality sociology.

The result in this research were (1). The structural elements like theme, plot, character and characterization, setting, and message related each other so that it could make an integrated story. The theme correlated with the element of message, the element of plot had a correlation with the element of character and characterization, and the element of character and characterization related with the element of setting. (2) From the side of literary sociology, the serial SKKW


(19)

commit to user

xix

bribery. However, the criminality was a normal thing happen in the social life. It is because the society consisted of many different social groups. Thus, it is susceptible to crime. (3) Some parts of the serial SKKW were still relevant with the condition of society now. It was just like the social problems that could be a mirror of the socio-cultural society. Subsequently, the literary works were actually created in a complex society condition with many kinds of cultures and interactions.


(20)

commit to user

114

LAMPIRAN

Lampiran I:

SINOPSIS

Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi Karya Pakne Puri


(21)

commit to user

Di kampung Sogan, terdapat rumah joglo besar menghadap ke utara. Rumah tersebut merupakan rumah Pak Wicitrasoma salah seorang juragan batik tulis yang masih bertahan sampai sekarang. Rumah dihuni oleh empat orang yaitu Pak Wicitrasoma, istrinya, Salindri, dan Nyi Werti seorang buruh pabrik yang diizinkan tinggal.

Kampung Sogan merupakan sebuah perkampungan batik yang terkenal sejak jaman kerajaan Pajang. Dahulu usaha batik di situ sangat maju. Banyak saudagar-saudagar batik yang sukses. Tetapi sekitar tahun 60-an keadaan mulai berubah. Kampung Sogan tidak sejaya dulu karena adanya industri printing, sehingga banyak juragan batik yang bangkrut.

Di tengah kesulitan ekonomi, kampung Sogan kedatangan seorang raja batik dari Pekalongan yang bernama Witono Paing atau Wiew Pauw Ing. Ia datang untuk membeli usaha batik kecil-kecilan dan melakukan usaha batik Pekalongan. Usahanya sukses walaupun belum ada satu tahun. Atas keberhasilan Witono Paing tersebut, Salindri pun merasa iri dan benci kepada Witono Paing karena beranggapan bahwa telah menyaingi usaha batik sampai dia merugi.

Witono Paing atau Wiew Pauw Ing ditemukan mati dengan sangat mengenaskan. Matanya melotot, mulut menganga dan lehernya hampir putus. Tubuhnya hitam seperti orang tersengat listrik tegangan tinggi. Kejadian itu sama halnya seperti Wasi Rengga ditemukan mati mengenaskan di kamarnya. Dadanya banyak cakaran, matanya melotot dan darah membasahi kasur sampai tembus ke lantai.


(22)

commit to user

Atas petunjuk Kyai Gandrik, AKP Jimat Subarkah dan rombongan polisi pergi ke merapi. Di sana Kyai Ganjur menceritakan asal-usul makhluk yang menyebabkan kematian Witono Paing dan Wasi Rengga beserta diberi tahu pula petunjuk-petunjuk tentang makhluk tersebut.

Menjelang ba’da sholat isya’ handphone AKP Jimat Subarkah berbunyi, ia mendapat laporan dari Bripka Mulyawan bahwa telah temukan mayat di Jurug. Mayat di otopsi ke Laboratorium Forensik Fakultas Kedokteran UNS. Saksi dikumpulkan dan dimintai keterangan. Menurut keterangan saksi bernama Jumain seorang pencari pasir, bahwa ia tadi melihat mobil jeep parkir tepat di dekat mayat ditemukan. Kemungkinan mobil tersebut yang membuang mayat tersebut. Menurut visum korban di bunuh dengan cara dicekik karena tidak ditemukan darah.

Hari berikutnya AKP Jimat Subarkah kedatangan tamu yang mengaku keluarga dari korban pembunuhan di Jurug kemarin. Ternyata korban bernama Sunarteja seorang pedagang ayam kampung dari Ngawi. Ia pergi dari rumah berpamitan akan menagih uang kepada restoran langganannya menyetor ayam, tetapi dua hari tidak pulang dan kemarin keluarga mengetahui dari Koran bahwa Sunarteja telah meninggal dibunuh. Kemudian AKP Jimat Subarkah menyuruh anak buahnya menyusuri ke restoran tempat Sunarteja menagih uang hasil penjualan ayam. Kuntoro pun memulai penelusurannya dari restoran Goyang Malam, Mental Mentul kemudian kerestoran Kembang Dhadhap. Dari dua restoran itu Sunarteja membawa uang sebesar 25juta uang tunai dan 16 juta berupa cek. Kuntoro mencurigai Sudir seorang penjaga parkir di restoran


(23)

commit to user

Kembang Dadap. Setelah di telusuri ternyata Sudir mempunyai nama lain yaitu Sukri. Hp Sukri atau Sudir berhasil disadap dan polisi menyusun siasat untuk menangkap Sudir dan seseorang yang diajak kerja sama untuk membunuh Sunarteja tersebut.

Tanpa disadari hari itu ternyata tanggal 6 dan bulan 6, AKP Jimat Subarkah ingat akan sesuatu. Angka 6 merupakan lambang kekuatan jahat. Pertempuran terjadi antara Ki Ageng Sesela dengan makhluk jadi-jadian yang menitis pada Sallindri. Akhirnya makhluk itu dapat dimusnahkan. Selain itu Sudir atau Sukri juga berhasil ditangkap sedangkan Kayat mati tertembak dalam usaha penangkapan karena mencoba melarikan diri, dan Sipir polisi yang bekerja sama dengan Kayat dan Sukri atau Sudir pun ditangkap dan diadili. Jimat Subarkah pun merasa lega karena semua masalah pembunuhan yang terjadi telah selesai dan menemui titik terang.

Lampiran II:


(24)

commit to user

1. Sejak kapan Bapak terjun ke-dunia kepengarangan/ jurnalistik? Jawaban:

Saya terjun kedunia kepegarangan/jurnalisik sejak dari SMA dengan aktif mengirim kartun untuk koran lokal dan majalah hiburan di Jakarta (antara lain Varia dan Selecta), sekitar tahun 1969-1972.

2. Apakah Bapak sampai sekarang masih aktif menulis? Jawaban:

Masih. Sampai sekarang saya masih aktif dan tetap menekuni profesi sebagai wartawan di majalah berbahasa jawa dengan masih aktif menulis di Majalah Panyebar Semangat Surabaya, dengan menulis cerita cekak, alaming lelembut, cerita rakyat, cerita bersambung, laporan jurnalistik, dll, aktif menulis di Majalah Jayabaya, menulis di Majalah Djaka Lodang, menulis di Intisari, menulis di Joglosemar, menulis di Majalah Saudagar, Sala dan di Jagad Jawa (Rubrik bahasa Jawa Suratkabar Solopos).

3. Tema dari Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi tersebut apa? Jawaban:

Tema sosial, diambil dari persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat khususnya kriminalitas. Tetapi kerena secara pribadi saya menyukai hal mistis,


(25)

commit to user

maka pada tindak kriminalitas yaitu pada salah satu kasus pembunuhan saya bumbui dengan unsur gaib atau mistis.

4. Terinspirasi dari manakah Bapak dalam menciptakan suatu karya sastra? Seperti penciptaan cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi tersebut?

Jawaban:

Saya katakana bahwa, saya menyukai hal yang berbau mistis. Berawal dari waktu saya masih kanak-kanak sekitar tahun ‘57 sampai ‘60-an, saya sering sekali diajak oleh bapak saya keliling kota Solo dan Keraton. Sampai sekarang hal itu membekas pada diri saya sehingga saya cinta budaya dan tradisi. Selain itu saya suka dan memang hobi membaca novel-novel misteri baik dari pengarang-pengarang dalam negri maupun luar negri. Berangkat dari situlah saya dalam membuat suatu karya cerita pasti saya bumbui dengan unsur mistis.

5. Menurut Bapak, kasus pembunuhan dalam Cerbung SKKW, pembunuhan yang dilakukan Salindri tersebut ia pantas dihukum atau tidak?

Jawaban:

Karena tidak ada bukti yang jelas dan pembunuhan memang berhubungan dengan sesuatu diluar nalar dan logika mungkin pelaku tidak dapat dijerat hukuman. Tetapi pembunuhan walaupun modelnya seperti itu memang menjadi tugas polisi untuk mengusut tuntas kasusnya karena menyangkut keamanan dan keselamatan nyawa seseorang sehingga nantinya tidak akan jatuh korban-korban berikutnya.


(26)

commit to user

6. Amanat yang ingin Bapak sampaikan kepada pembaca melalui Cerbung SKKW tersebut apa?

Jawaban:

(1). Dalam kehidupan mengenal adanya kosmogoni, lahir dan batin, jagat gedhe dan jagat cilik. Semuanya itu harus berjalan seimbang dan serasi. Apabila keduanya berjalan sendiri-sendiri tanpa ada keseimbangan maka akan timbullah suatu permasalahan. (2). Selain itu juga untuk mengingatkan bahwa sebagai aparat penegak hukum, memang harus tegas, ulet dan suka akan tantangan dalam menangani kasus walaupun kasusnya sangat rumit seperti saya contohkan dalam cerbung. Saya contohkan dari tokoh Jimat Subarkah. Walaupun banyak kasus yang dihadapi dan ada kasus kematian yang tidak wajar berhubungan dengan ssuatu diluar logika dan nalar. Sebagai seorang polisi ia bertanggung jawab karena menyangkut keamanan masyarakat dan memang pembunuh telah memakan dua korban.

7. Dalam cerita dikisahkan sebuah perkampungan batik yaitu Sogan, kenapa dipilih nama tersebut?

Jawaban:

Soga adalah pewarna alami untuk batik, jadi saya rasa nama tersebut cocok untuk nama sebuah perkampungan batik bila dilihat dari makna katanya. Sebenarnya


(27)

commit to user

Sogan adalah maksut saya Laweyan tetapi tidak saya sebutkan secara terang-terangan karena takut nanti menyinggung warga setempat.

8. Apakah arti dari mistis itu menurut Bapak? Jawaban:

Menurut saya, mistis merupakan sesuatu di luar jangkauan nalar karena tidak dapat diterima oleh akal maupun logika.

9. Bagaimanakan Cerbung SKKW ini menurut Bapak, apakah masih relevan dengan masyarakat sekarang?

Jawaban:

Jelas masih relevan menurut saya. Hal mistis masih berkembang dan dipercaya oleh masyarakat, walaupun bentuknya tidak sama dengan yang ada dalam cerbung. Pembunuhan juga dikoran-koran setiap hari hampir ditemukan, kasus suap pada pejabat juga akhir-akhir ini marak terungkap. Singkatnya bahwa kriminalitas sekarang makin berkembang.

Lampiran III:


(28)

commit to user

Foto Pakne Puri/ Bram Setiadi

(Pengarang Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi )

Lampiran IV


(29)

commit to user (Riwayat Hidup)

I Data Pribadi

1. Nama Lengkap : Abraham Setiadi

2. Tempat/tgl Lahir : Solo, 12 Desember 1951

3. Status : Menikah, 3 anak.

4.Alamat Rumah : Jl Pembangunan II, No 77

Perumahan UNS, Jumok, Jati, Jaten Kabupaten Karanganyar 57731, telp (0271) 494015

HP 081393577856 II Riwayat Pendidikan

1. SDN Bromantakan, lulus 1964 2. SMPN X Solo, lulus 1967 3. SMAN III Solo, lulus 1970

4. Sarjana Muda IKIP Surakarta Jurusan Ekonomi Perusahaan, 1973 III Riwayat Pekerjaan

1. Sejak SMA aktif mengirim kartun untuk koran lokal dan majalah hiburan di Jakarta (antara lain Varia dan Selecta), 1969-1972 2. Koresponden/wartawan Surat Kabar Mingguan Berita Ekonomi

Surakarta, 1973-1975

3. Wartawan Surat Kabar Mingguan Dharma Nyata Surakarta, 1976-1980

4. Diangkat menjadi pegawai negeri UNS Sebelas Maret Surakarta pada bagian kemahasiswaan, 1978-1984 (mengundurkan diri atas permintaan sendiri)

5. Koresponden Harian Suara Karya (Jakarta) di Solo, 1983 6. Diangkat menjadi wartawan tetap/organik Suara Karya, 1987 7. Diangkat menjadi Koordinator Wartawan Suara Karya untuk

wilayah Jateng-DIY, 1991-2002

8. Menjadi Redaktur Pelaksana Tabloid Opini Solo, 2000-2003 9. Mengajukan pensiun dini dari Harian Suara Karya, 2002 10.Menjadi wartawan majalah pariwisata dwi bahasa Krakatau,

Jakarta, 2002-2004

11.Ketua Bidang Organisasi PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Cabang Surakarta, 1994-1999

12.Sekretaris PWI Cabang Surakarta, 1999-2001 (mengundurkan diri)


(30)

commit to user

1. Raja Di Alam Republik (Biografi PB XII), terbitan PT Bina Rena Pariwara, Jakarta,2001.

2. Mas Behi (Biografi singkat KGPH Hangabehi), terbitan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta 2004

3. Hanya Satu (Catatan setahun kenaikan tahta PB XIII), terbitan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2005.

4. Hanaluri Tradisi Demi Kejayaan Negeri (Strategi Kebudayaan Karaton Surakarta), terbitan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2006

5. Menuju Budi Luhur Nusantara (Catatan tahun ke 3 dan 4 kenaikan tahta PB XIII), terbitan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2008

6. Dari Tratag Rambat Hingga Pagelaran; Serta Fungsinya Sekarang, terbitan Kraton Surakarta, 1998

7. Tim penulis buku Sasono Hondrowino, terbitan Kraton Surakarta, 1997

8. Tim penulis buku Karaton (Edisi Bahasa Inggris), terbitan Buku Antar Bangsa, Jakarta, 2004

9. Dalang Indonesia,Biografi Singkat 99 Dalang Wayang Kulit (Dalam persiapan terbit)

V Lain-lain

1. Bersama dengan LPTP Surakarta menjadi anggota Tim Penelitian Aksi Kerusuhan14 Mei 1998 di Surakarta.

2. Aktif menulis di Majalah Panyebar Semangat Surabaya, (crita cekak, alaming lelembut, cerita rakyat, cerita bersambung, laporan jurnalistik, dll) 1995-sekarang.

3. Aktif menulis di Majalah Jayabaya 4. Aktif menulis di Majalah Djaka Lodang 5. Menulis di Intisari

6. Menulis di Joglosemar

7. Menulis di Majalah Saudagar, Sala

8. Menulis di Jagad Jawa (Rubrik bahasa Jawa Suratkabar Solopos) 9. Pemenang Harapan Lomba Penulisan AJB Bumi Putera Tingkat

Nasional, 1992.

10. Pemenang Lomba Kritik Sastra Jawa, Panyenar Semangat, 2007. 11. Pemenang Lomba Kritik Sastra Jawa, Panyebar Semangat 2010. ***


(31)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra adalah sebuah fenomena sosial, karena pada hakikatnya sastra adalah produk sosial. Itulah sebabnya yang tergambar dalam karya sastra adalah sebuah produk entitas masyarakat yang bergerak, baik yang berkaitan dengn pola, struktur, fungsi, maupun aktifitas dan kondisi sosial budaya sebagai latar belakang kehidupan masyarakat pada saat karya sastra itu diciptakan. Menurut Rachmad Djoko Pradopo sastra (karya sastra) adalah karya seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Berbeda dengan seni lain, misalnya seni musik dan seni lukis yang mediumnya netral, dalam arti, belum mempunyai arti, sastra (seni sastra) mediumnya (bahasa) sudah mempunyai arti, mempunyai system dan konvensi (Pradopo, 2001:69).

Karya sastra menurut jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu karya sastra lisan dan tulis. Karya sastra lisan berupa folklor atau cerita rakyat, sedangkan karya sastra tulis dapat berupa novel, cerkak, cerbung, roman, dan lain-lain. Suatu karya sastra novel, cerkak, cerbung, roman, dsb dibangun oleh unsur- unsur yang terdiri atas tema, alur, penokohan, latar atau setting, dan amanat. Unsur-unsur tersebut dikenal dengan unsur instrinsik atau unsur struktural sebuah karya sastra. Di samping unsur instrinsik, dalam sebuah karya sastra juga terdapat unsur ekstrinsik yaitu unsur yang terdapat di luar karya sastra disebut dengan sisi dari pengarang.


(32)

commit to user

Cerkak dan cerbung banyak sekali dimuat dalam surat kabar maupun majalah, lain halnya dengan novel yang harus dibukukan tersendiri. Cerbung merupakan suatu cerita atau karangan yang dimuat tidak hanya sekali pada suatu majalah. Menurut perkembangannya, cerkak maupun cerbung berbahasa Jawa banyak sekali dimuat dalam majalah-majalah Jawa. Majalah-majalah Jawa yang sampai sekarang masih beredar dalam masyarakat antara lain Jaya Baya, Panjebar Semangat dan Djoko Lodhang. Dari ketiga majalah tersebut kita bisa menikmati karya-karya sastra Jawa dari para pengarang Jawa yang dimuat dalam majalah tersebut, seperti misalnya Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri. Cerbung tersebut dimuat dalam majalah Panjebar Semangat edisi 33-50, tanggal 15 Agustus 2009 sampai 12 Desember 2009, dan dimuat delapan belas episode.

Dalam sebuah karya sastra untuk membuat ceritanya lebih hidup dan kelihatan nyata sesuai dengan keadaan masyarakat, di dalamnya pastilah memuat problem-problem sosial yang berhubungan dengan masyarakat. Setiap karya sastra menyuguhkan kualitas yang berbeda-beda, namun cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi ini mempunyai kelebihan dari karya-karya yang lain. Permasalahan yang ada dalam cerbung ini sangat kompleks dan mengandung nilai ajaran yang tinggi serta dapat menjadi tuntunan bagi masyarakat pembaca. Cerbung ini menggambarkan problem-problem yang ada di kehidupan masyarakat. Problem paling dominan yang termuat di dalam cerbung yang diteliti dan berhubungan dengan sosial masyarakat adalah tindakan kriminalitas yaitu kasus pembunuhan.


(33)

commit to user

Cerbung ini menjadi menarik untuk diteliti karena di dalamnya menampilkan permasalahan sosial seperti tindak kriminalitas khususnya pembunuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan masyarakat. Cerita termasuk unik karena pengarang menampilkan unsur mistis dalam salah satu kasus pembunuhan, dan untuk mengimbanginya pengarang menampilkan tokoh polisi yang berusaha mengusut tuntas kasus pembunuhan yang terjadi. Polisi tersebut digambarkan sebagai sesosok yang berkebudayaan Jawa, bisa dikatakan ia lahir dari keluarga polisi turun-temurun. Leluhurnya dahulu menjadi abdi dalem polisi kraton Surakarta pada jaman Sinuhun Paku Buwana VII. Pembunuhan yang terjadi di Kampung Sogan berhasil ia usut dengan menuruti bisikan gaib yang menuntunnya, tetapi tanpa melupakan prosedur kepolisian. Permasalahan sosial dalam cerbung SKKW ini bisa saja terjadi dalam masyarakat sekarang. Dalam cerbung ini banyak sekali pelajaran-pelajaran moral yang terkandung sehingga membuat cerita semakin menarik. Maka dari itu novel ini nantinya akan diteliti secara sosiologi sastra. Alasan yang lain dari pemilihan objek penelitian ini dikarenakan Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri belum pernah diteliti.

Pakne Puri merupakan nama samaran yang digunakan dalam dunia jurnalistik. Nama sebenarnya dari Pakne Puri adalah Abraham Setiadi atau lebih dikenal dengan Bram Setiadi. Bram Setiadi sampai sekarang masih produktif. Ia masih aktif menulis di Majalah Panyebar Semangat Surabaya (cerita cekak, alaming lelembut, cerita rakyat, cerita bersambung, laporan jurnalistik, dll), aktif menulis di Majalah Jayabaya, menulis di Majalah Djaka Lodang, menulis di


(34)

commit to user

Intisari, menulis di Joglosemar, menulis di Majalah Saudagar, Sala dan di Jagad Jawa (Rubrik bahasa Jawa Surat kabar Solopos).

Prestasi yang ia dapatkan antara lain:

1. Pemenang Harapan Lomba Penulisan AJB Bumi Putera Tingkat Nasional, 1992.

2. Pemenang Lomba Kritik Sastra Jawa, Panyebar Semangat 2007. 3. Pemenang Lomba Kritik Sastra Jawa, Panyebar Semangat 2010.

Penelitian terhadap Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi terlebih dahulu akan dianalisis secara strutural yang meliputi tema, alur, penokohan, latar atau setting dan amanat sebelum masuk pada analisis tentang sosiologi sastranya. Penelitian mengambil judul Aspek Kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi Karya Pakne Puri ( Tinjauan Sosiologi Sastra ). Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi mengenai aspek struktural yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi meliputi tema, alur, penokohan, latar serta amanat dan aspek kriminalitas yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya kebak Wewadi, serta kerelevansian cerita yang berkaitan dengan tindak kriminalitas yang tersaji dalam cerbung bagi kehidupan masyarakat.


(35)

commit to user B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah diperlukan agar sebuah penelitian tidak meluas dari apa yang seharusnya dibahas. Permasalahan tersebut nantinya akan diteliti untuk mencari pemecahan masalah. Perumusan masalah tersebut adalah:

1. Bagaimanakah unsur-unsur strukutral yang terdiri dari tema, alur, latar atau setting, penokohan dan amanat yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi kaya Pakne Puri?

2. Bagaimanakah tindak kriminalitas dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri?

3. Bagaimanakah relevansi Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri bagi masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan unsur-unsur struktural yang terdiri dari tema, alur, latar atau setting, penokohan dan amanat yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri.

2. Mendeskripsikan tindak kriminalitas dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri.


(36)

commit to user

3. Mengungkapkan relevansi Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri bagi masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoretis

Secara teoretis penelitian terhadap Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang aspek-aspek struktural serta memperkaya khasanah penelitian sastra khususnya sosiologi sastra yang terkait dengan aspek sosiologi yang terdapat dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri.

2. Secara praktis

Secara praktis manfaat dari penelitian terhadap Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi ini adalah dapat dijadikan data bagi penelitian lain, baik untuk bidang yang sama maupun bidang yang lainnya. Penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat pembaca, yaitu peminat sastra Jawa untuk mengetahui serta memahami problem sosial dalam masyarakat khususnya yang berkaitan dengan tindak kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri.


(37)

commit to user E. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulisan terbagi menjadi beberapa bab yaitu sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan teori, mencakup tentang pendekatan struktural, pendekatan sosiologi sastra, pengertian kriminalitas, pengertian kriminologi dan pengertian sosiologi kriminalitas.

BAB III : Metodologi penelitian, berisi tentang bentuk penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Pembahasan, meliputi tinjauan pengarang, analisis struktural dan analisis sosiologi sastra.

BAB V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA : Berisi buku-buku referensi sebagai acuan dalam penelitian.


(38)

commit to user

1

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam penelitian diperlukan teori dan pendekatan yang tepat agar sesuai dengan objek penelitian. Teori digunakan untuk membongkar objek penelitian, maka dalam penelitian diperlukan teori pendekatan yang sesuai dengan objek yang akan dikaji.

A. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural sering juga dinamakan pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik, bertolak dari asumsi bahwa karya sastra sebagai karya kreatif memiliki otonom penuh yang harus dilihat sebagai sustu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang berada di luar dirinya. Bila hendak dikaji atau diteliti, maka yang harus dikaji atau diteliti adalah aspek yang membangun karya sastra tersebut seperti tema, alur, latar, penokohan, gaya penulisan, gaya bahasa serta hubungan harmonis antar aspek yang mampu membuatnya menjadi sebuah karya sastra (Atar Semi, 1993: 67).

Pada dasarnya penelitian yang bersifat struktural tidak dapat ditinggalkan, akan tetapi penelitian yang bersifat structural tidak dapat digunakan sebagai tinjauan. Hal ini disebabkan karena struktural hanya menyoroti karya sastra dari segi instrinsik saja, sedangkan unsur di luar karya sastra tidak terjangkau oleh pendekatan struktural, hanya saja analisis struktural memberi langkah yang mudah dalam pemahaman suatu karya sastra secara keseluruhan.


(39)

commit to user

Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsure instrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misal bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 37). Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsur-unsur dalam mikroteks, suatu keseluruhan wacana, dan relasi intertekstual (Hartoko dan Rahmanto dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 38). Analisis struktural karya sastra bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsure karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pendekatan struktural adalah analisis karya sastra yang mengkaji keterkaitan antara unsur-unsur karya sastra yang berupa unsur instrinsik seperti tema, alur atau plot, penokohan, latar atau setting dan amanat.

1.Tema

Tema (theme) menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita,maka ia pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak. Dengan demikian, untuk menentukan tema sebuah karya sastra fiksi, haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 67-68).


(40)

commit to user

Brooks. Puser dan Warren (dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 125) mengatakan bahwa tema adalah pandangan hidup tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membangun dasar dan gagasan utama dari suatu karya sastra.

Dapat disimpulkan bahwa tema berkaitan dengan dasar-dasar pemikiran, falsafah yang terkandung di dalamnya, tentang nilai luhur. Tema seringkali tersembunyi di balik bungkusan bentuk. Tema berisi gagasan, ide yang mendasari suatu karya sastra.

2.Alur/ plot

Terciptanya sebuah cerita tentunya tidak terlepas dari unsur- unsur cerita yang membangunnya. Salah satu unsur cerita yang memegang peran penting adalah adanya sebuah alur/plot.

Stanton mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Sementara Kenny berpendapat bahwa plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Plot menurut Forster adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan kausalitas (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 113). Singkatnya alur atau plot adalah rentetan, rangkaian atau keterjalinan suatu peristiwa dalam suatu cerita.


(41)

commit to user

Muchtar Lubis (dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 128) mengemukakan tahapan plot atau alur menjadi lima tahapan. Kelima tahapan tersebut sebagai berikut:

a. Tahap situation: pengarang mulai melukiskan suatu keadaan.

b. Tahap generating circumstances: peristiwa mulai bergerak, konflik mulai muncul.

c. Tahap rising action: keadaan mulai memuncak, konflik yang dimunculkan sebelumnya mulai berkembang.

d. Tahap climax: peristiwa-peristiwa mencapai klimak, konflik-konflik yang dimunculkan memuncak.

e. Tahap denouement: pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa atau konflik.

3.Penokohan

Di dalam sebuah cerita tentunya ada tokoh, walaupun tokoh cerita itu hanya rekaan atau ciptaan pengarang. Tokoh juga dapat dipandang sebagai pembawa atau penyampai pesan, amanat atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca Tokoh harus digambarkan secara wajar dan juga memiliki pikiran serta perasaan, maka tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar wataknya juga dikenal oleh pembaca, sedangkan penyajian watak tokoh disebut dengan penokohan.

Jones (dalam Burhan Nurgiyanto, 2005: 165) menyatakan bahwa penokohan adalah pelukisan atau gambaran yang jelas tentang seseorang yang


(42)

commit to user

disampaikan dalam sebuah cerita. Tokoh cerita menurut Abram adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (2005:165). Perwatakan menurut Stanton (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 165) sama artinya dengan character yaitu sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh pengarang untuk melukiskan rupa, watak, atau pribadi para tokoh tersebut menurut Muchtar Lubis, yaitu:

a. Physical description (melukiskan bentuk lahir dari para pelakon).

b.Portrayal of thought stream or of concicous thought (melukiskan jalan pikiran

pelakon atau apa yang terlintas dalam pikirannya).

c. Reaction to events (melukiskan bagaimana reaksi pelakon itu terhadap

kejadian-kejadian).

d.Direct author analysis (pengarang dengan langsung menganalisis watak

pelakon).

e. Discussion of environtment (pengarang melukiskan keadaan sekitar pelakon).

f. Reaction of others – about to character (pengarang melukiskan bagaimana

pandangan-pandangan pelakon lain dalam suatu cerita terhadap pelakon utama itu).

g. Conversation of other about character (pelakon-pelakon lainnya dalam suatu


(43)

commit to user

secara tidak langsung pembaca dapat kesan tentang segala sesuatu yang mengenai pelakon utama itu (dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 133-134).

4.Latar/setting

Unsur yang cukup penting dalam karya sastra adalah latar atau setting. Latar atau setting merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa. Unsur latar dibedakan menjadi tiga, antara lain:

a. Latar tempat, merupakan lokasi terjadinya suatu peristiwa dalam cerita.

b. Latar waktu, berhubungan dengan ’kapan’ peristiwa terjadi.

c. Latar sosial, menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005 : 227).

Latar atau setting adalah berhubungan dengan tempat kejadian suatu peristiwa di mana para pelaku berada dalam sebuah cerita. Latar tempat merupakan lokasi terjadinya perstiwa yang dapat berupa daerah atau tempat. Latar waktu berhubungan dengan waktu peristiwa dan dapat berupa jam, hari, bulan, tahun tertentu, sedangkan latar sosial mengarah pada status atau kelas sosial para tokoh yang diceritakan, apakah berasal dari kelas sosial atas yang terdiri dari kaum bangsawan yang kaya dan terpelajr atau dari kelas sosial bawah atau kaum yang berpenghasilan rendah.


(44)

commit to user 5.Amanat

Amanat merupakan pesan atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca (Burhan Nurgiantoro, 2005: 322). Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra atau merupakan ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Melalui suatu amanat dapat dipahami suatu pesan atau kesan dari pengarang dan lewat amanat juga dapat dilihat pandangan dari pengarang mengenai kehidupan yang terdapat dalam karya sastra.

Pendekatan struktural yang meliputi tema, alur, penokohan, latar dan amanat merupakan suatu langkah awal untuk melakukan penelitian sebuah karya sastra sebelum melakukan pendalaman selanjutnya. Melalui analisis struktural diharapkan dapat untuk mengetahui keterkaitan antar unsur instrinsik yang meliputi tema, alur, penokohn, laatar dan amanat yang mebangun sebuah karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh.

B. Pendekatan Sosiologi Sastra

Semua fakta sastra menyiratkan adanya penulis, buku, dan pembaca atau secara umum dapat dikatakan pencipta, karya dan publik. Setiap fakta sastra merupakan bagian suatu sirkuit (Robert Escarpit, 2005: 3). Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji segala aspek kehidupan sosial manusia (Kasnadi&Sutejo, 2010: 56)

Sosiologi sastra merupakan suatu pendekatan yang memperhitungkan nilai penting berhubungan antara sastra dan masyarakat. Sastra dan masyarakat


(45)

commit to user

dikatakan mempunyai suatu hubungan, hal tersebut berdasarkan pada: (1). Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan orang banyak, (2). Pengarang merupakan anggota suatu masyarakat yang terikat oleh status sosial tertentu, (3). Bahasa yang digunakan dalam karya sastra adalah bahasa yang ada dalam suatu masyarakat, jadi bahasa itu merupakan ciptaan sosial, (4). Karya sastra mengungkapkan hal-hal yang dipikirkan oleh pengarang dan pikiran-pikiran itu pantulan hubungan seseorang sebagai pengarang dengan orang lain atau masyarakat (dalam Yudiono KS, 2000: 3).

Dalam pendekatan sosiologi sastra ada tiga komponen pokok menurut pendapat Waren dan Wellek (1990):

1. Sosiologi pengarang, yang mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial, jenis kelamin pengarang, umur, profesi, agama atau keyakinan pengarang, dll yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra.

2. Sosiologi karya sastra, yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, yaitu karya sastra dan tujuan karya sastra dan hal-hal yang tersirat dalam karya sastra dan yang berkaitan dengan masalah sosial.

3. Sosiologi pembaca, mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra terhadap masyarakatnya.

(dalam Kasnadi& Sutejo, 2010: 59).

Sosiologi sastra merupakan sebuah pendekatan yang bergerak dan melihat faktor sosial yang menghasilkan karya sastra pada suatu masa tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor sosial sebagai mayornya dan sastra sebagai minornya. Penertian lain mengatakan bahwa sosiologi sastra bergerak dari


(46)

faktor-commit to user

faktor sosial yang terdapat di dalam karya sastra dan selanjutnya dipakai untuk memahami fenomena sosial yang ada di luar teks sastra. Dari kedua pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sosiologi sastra merupakan suatu disiplin yag memandang teks sastra sebagai pencerminan dari realitas sosial (Sangidu, 2004: 27-28). Peneliti menggunakan sosiologi sastra sebagai sarana pendekatan terhadap objek kajian karena dipandang bahwa pendekatan sosiologi sastra yang paling tepat. Mengingat bahwa penelitian ini bertujuan dapat mengangkat aspek-aspek kemasyarakatan di dalam Cerbung “Salindri Kenya

Kebak Wewadi”, khususnya yang berhubungan dengan aspek kriminalitas

(pembunuhan) beserta kerelevansian.

C. Pengertian Kriminologi, Kriminalitas, dan Sosiologi Kriminalitas Penelitian ini selain menggunakan analisis sosiologi sastra juga menggunakan ilmu bantu untuk menunjang penelitian, yaitu kriminologi terutama pada sosiologi kriminalitas.

1. Pengertian Kriminologi

Secara etimologis kriminologi berasal dari kata crime dan logos. Crime artinya kejahatan sedangkan logos artinya ilmu pengetahuan. Dalam KBBI kriminologi berarti ilmu pengetahuan tentang kejahatan dan tindak pidana (2007:600). Menurut Mr. Paul Moedigdo Moeliono menyatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang ditunjang oleh pelbagai ilmu yang membahas kejahatan sebagai masalah manusia, sedangkan J. Constant menyatakan bahwa kriminologi adalah pengetahuan empiris (berdasarkan


(47)

commit to user

pengalaman) bertujuan menentukan faktor penyebab terjadinya kejahatan dan penjahat dengan memperhatikan faktor-faktor sosiologis, ekonomi dan individual (dalam Kartini Kartono, 2009: 140-141).

2. Pengertian Kriminalitas

Secara yuridis kriminalitas atau kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosal dan melanggar hukum serta undang-undang pidana (Kartini Kartono, 2009: 143). Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan, dikatakan kriminalitas karena ia menunjukkan suatu perbuatan atau tingkah laku kejahatan. Crime atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya (dalam Kartini Kartono, 2009:140). Melalui tindakan kejahatan maka menimbulkan suatu perbuatan yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah-masalah dan keresahan bagi kehidupan masyarakat. Dalam KBBI (2007:600) kriminalitas adalah hal-hal yang bersifat kriminal: perbuatan yang melanggar hukum pidana.

Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat aturan-aturan yang mengelilingi kehidupan manusia, baik secara lisan maupun tulisan. Aturan tersebut dibuat untuk membedakan antara sesuatu yang seharusnya dilakukan dan sesuatu yang dilarang serta membedakan antara hak dan kewajiban sehingga dalam bermasyarakat kadang terdapat perilaku yang menyimpang. Penyimpangan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan yang kadang meresahkan masyarakat yang disebut dengan kriminalitas atau kejahatan.


(48)

commit to user

Tindak kriminalitas dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun baik disengaja maupun tidak disengaja. Tindak kriminalitas sudah pasti melanggar aturan atau norma yang berlaku, dan untuk mengetahui bentuk kriminalitas kita bisa mengacu kepada hukum yang berlaku yaitu KUHP. Kedudukan KUHP dalam penelitian ini hanya untuk mendukung dan memperjelas bentuk kriminalitas. Seperti halnya tindak kriminalitas yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi yaitu pembunuhan dan juga suap. pembunuhan adalah perbuatan yang memenuhi perumusan Pasal 338 KUHP. Pasal 338 KUHP tersebut berbunyi sbb:

”Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena

pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.

Kasus suap adalah perbuatan yang memenuhi perumusan Pasal 418 KUHP yang berbunyi sbb:

”Seorang pejabat yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau

sepatutnya harus diduganya, bahwa hadiah atau janji itu diberikan kerena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang menberi hadiah atau janji itu ada hubungan dengan jabatannya diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun

atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”.

Orang yang menyuap atau menyogok pegawai negri diancam hukuman dalam pasal 209. Pasal 209 KUHP tersebut berbunyi sbb:

”(1). Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan

atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:

1. Barang siapa memberi hadiah atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat, dengan maksud menggerakkannya untuk berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

2. Barang siapa memberi sesuatu kepada seorang pejabat karena atau berhubung dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan


(49)

commit to user

atau tidak dilakukan dalam jabatannya. Pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 No. 1-4 dapat dijatuhkan”.

Menurut Abdulsyani (1987:11), pengertian kriminalitas dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya sebagai berikut:

1. Kriminalitas ditinjau dari aspek yuridis ialah jika seseorang melanggar peraturan atau undang-undang pidana dan ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan serta dijatuhi hukuman. Dalam hal ini, jika seseorang belum dijatuhi hukuman, berarti orang tersebut belum dianggap sebagai penjahat atau terlibat dalam kejahatan.

2. Kriminalitas ditinjau dari aspek sosial ialah jika seseorang mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri atau berbuat menyimpang dengan sadar atau tidak sadar dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat sehingga perbuatannya tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat yang bersangkutan.

Sedangkan mengenai definisi kejahatan Kartini Kartono (2009:137) berpendapat:

1. Secara yuridis kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (imoral), merugikan masyarakat asosial sifatnya dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Di dalam perumusan pasal Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) jelas tercantum kejahatan adalah segala bentuk perbuatan yang memenuhi perumusan ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

2. Secara sosiologis kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis dan sosial psikologis sangat


(50)

commit to user

merugikan masyarakat, melanggar asusila dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang telah tercantum dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam undang-undang pidana).

Menurut Kartini Kartono yang dimasukkan dalam perbuatan kejahatan antara lain:

1. Pembunuhan, penyembelihan, pencekikan sampai mati, pengracunan sampai mati.

2. Perampasan, perampokan, penyerangan, penggarongan 3. Pelanggaran seks dan pemerkosaan

4. Maling, mencuri

5. Pengancaman, intimidasi, pemerasan 6. Pemalsuan, penggelapan, fraude 7. Korupsi, penyogokan, penguapan 8. Pelangaran ekonomi

9. Penggunaan senjata api dan perdagangan gelap senjata-senjata api 10.Pelanggaran sumpah

11.Bigami, yaitu kawin rangkap pada satu saat 12.Kejahatan-kejahatan politik

13.Penculikan


(51)

commit to user

Kartini Kartono juga mengelompokkan kejahatan menurut cara melakukannya, yaitu:

1. Menggunakan alat bantu: senjata, senapan, bahan-bahan kimia dan racun, instrumen kedokteran, alat pemukul, alat jerat dan lain-lain.

2. Tanpa menggunakan alat bantu, hanya menggunakan kekuatan fisik belaka, bujuk rayu dan tipu daya.

3. Residivis yaitu penjahat-penjahat yang berulang-ulang keluar masuk penjara. Selalu mengulangi perbuatan jahat, baik yang serupa atau pun yang berbeda bentuk kejahatannya.

4. Penjahat-penjahat berdarah dingin, yang melakukan tindak durjana dengan pertimbangan-pertimbangan dan persiapan yang matang.

5. Penjahat kesempatan atau situasional, yang melakukan kejahatan dengan mengguanakan kesempatan-kesempatan kebetulan.

6. Penjahat karena dorongan impuls-impuls yang timbul seketika. Misalnya

berupa perbuatan ”kortsluiting” yang lepas dari pertimbangan akal dan lolos

drai tepisan hati nurani.

7. Penjahat kebetulan, misalnya karena lupa diri, tidak sengaja, lalai, ceroboh, acuh tak acuh, sembrono dan lain-lain (Kartini Kartono, 2009: 149-150).

Dari uraian dan berbagai pengertian di atas jelaslah bahwa kejahatan pada dasarnya ditekankan pada suatu perbuatan yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan umum. Perbuatan yang menyimpang itu berasal dari perkembangan kepentingan setiap individu atau kelompok, yang dalam usaha memenuhi kebutuhan itu tidak semuanya dapat menyesuaikan dengan ketentuan. Jika


(52)

commit to user

seseorang atau kelompok mengalami kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri dan mempunyai akibat buruk terhadap orang lain atau masyarakat maka perbuatan itu dapat dikatakan suatu kejahatan atau kriminalitas sehingga pelakunya harus dikenai hukuman sesuai aturan yang berlaku.

3. Sosiologi Kriminalitas

Sosiologi kriminalitas memfokuskan pada interaksi antara kriminalitas dengan kehidupan masyarakat untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi tindakan kriminalitas itu. Sosiologi kriminal juga dapat berarti ilmu pengetahuan mengenai kejahatan dipandang sebagai bagian dari gejala masyarakat. Mencari sebab-musabab kejahatan dengan menekan faktor masyarakat (etiologi sosial), juga memperhatikan pengaruh geografis dan pengaruh cuaca terhadap pembentukan sifat-sifat kriminal (dalam Kartini Kartono, 2009: 143).

Sosiologi membantu memecahkan masalah dan melihat gejala-gejala masyarakat terhadap timbulnya kriminalitas. Hal itu menimbulkan ilmu baru yang disebut Criminal Sociology (sosiologi kriminalitas) Sosiologi Kriminalitas adalah ilmu yang mempelajari sebab akibat dan penanggulangan kejahatan sebagai gejala sosial (Abdulsyani, 1987: 32). Penelitian ini menggunakan sosiologi kriminalitas yang difokuskan pada hubungan timbal balik atau interaksi antara kriminalitas dengan perkembangan kehidupan masyarakat.


(53)

commit to user

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Bentuk Penelitian

Bentuk Penelitian yang digunakan dalam penelitian terhadap Cerbung

Salindri Kenya Kebak Wewadi tersebut adalah deskriptif kualitatif. Kirk dan

Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung kepada pengamatan kepada manusia dalam kawasan sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (dalam Lexy J. Moleong, 2010:4). Sedangkan Jane Richie berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti (dalam Lexy J. Moleong, 2010: 6)

B.Sumber Data dan data 1. Sumber data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri yang dimuat dalam majalah Panjebar Semangat edisi 33 tanggal 15 Agustus 2009 sampai edisi 50 tanggal 12 Desember 2009 dan pengarang yaitu Pakne Puri atau Bram Setiadi. Sumber data Sekunder dalam penelitian ini adalah referensi yang mendukung penelitian.


(54)

commit to user 2. Data

Data yang disajikan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data Primer, merupakan data pokok dalam penelitian yaitu berupa teks dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi yang mengandung unsur-unsur instrinsik meliputi tema, alur, penokohan, latar dan amanat, serta aspek-aspek sosiologi sastra yang terdapat dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne Puri. Data Sekunder, merupakan data pendukung penelitian yang terdiri dari buku-buku referensi penunjang penelitian.

C.Teknik Pengumpulan Data 1. Content Analysis

Usaha untuk memanfaatkan dokumen yang padat, biasanya digunakan teknik content analysis atau yang dinamakan kajian isi. Beberapa definisi dikemukakan untuk memberikan gambaran tentang konsep kajian isi tersebut. Krippendorff mendefinisikan kajian isi yaitu teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya. Sedangkan menurut Holsti bahwa kajian isi adalah apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis (dalam Lexy J. Moleong, 2010: 220).

Teknik content analysis adalah analisis isi atau analisis dokumen, yang cara kerjanya dengan menemukan unsur-unsur struktural yang meliputi tema, alur,


(55)

commit to user

penokohan, latar dan amanat serta menemukan masalah sosial dalam cerbung SKKW karya Pakne Puri.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan yang dilakukan oleh dua belah pihak, pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Bentuk wawancara yang dilakukan dengan pengarang adalah secara terstruktur yaitu dengan menyusun dan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara, serta dengan menggunakan petunjuk umum wawancara. Wawancara yang dilakukan dengan pengarang dibarengi dengan proses rekaman, yang ditindak lanjuti dengan menyimak hasil rekaman dan mencatat data-data serta memilah data yang mendukung. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan jelas mengenai biografi pengarang, hasil karyanya dan keterangan-keterangan lain untuk mendukung penelitian.

D.Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bodgan dan Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan, memilah-milahnya menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola apa yang penting dan apa saja yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (dalam Lexy J. Moleong, 2010: 248).


(56)

commit to user

Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis interaktif dengan teknik analisis interaktif yaitu berinteraksi tiga komponen utama yang meliputi reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan beserta verifikasinya (Miles dan Huberman dalam HB. Sutopo, 2006:113).

1.Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan di lapangan (fieldnote). Sebagaimana diketahui, reduksi data berlangsung terus menerus (H.B Sutopo, 2006: 114).

Tahapan ini dimulai dengan membaca serta mengelompokkan data berdasarkan deskripsi data yang meliputi struktur pembangun cerbung SKKW , diantaranya adalah tema, alur, penokohan, latar dan amanat serta mengenai data tentang aspek sosiologi yang meliputi bentuk kriminalitas, faktor-faktor pendorong terjadinya kriminalitas yang tercermin dalam cerbung SKKW . dalam tahap ini semua data yang terkumpul kemudian diidentifikasikan dan diklasifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data disusun berdasarkan pokok-pokok yang terdapat dalam reduksi data dan disajikan secara logis (H.B Sutopo, 2006:114-115). Tahapan ini dimulai dengan membaca dan mengelompokkan data


(57)

commit to user

berdasarkan deskripsi data kemudian disajikan dalam analisis struktural yang membangun dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi, antara lain tema, alur, penokohan, latar dan amanat maupun data mengenai aspek sosiologi sastra yang meliputi aspek kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi. Dalam tahap ini semua data yang terkumpul dideskripsikan, diidentifikasikan dan diklasifikasikan. Data yang telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasinya, selanjutnya disajikan berdasarkan karakteristik data. Setelah data-data yang ada disajikan, kemudian dibuat deskripsi masing-masing data untuk mempermudah tahap interprestasi.

3.Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat pada reduksi maupun sajian datanya, setelah sebelumnya sudah mengumpulkan data. Verifikasi bertujuan untuk pemantapan, penelusuran kembali data. Menurut H.B. Sutopo , proses ini disebut model analisis interaktif (2006:95). Penarikan kesimpulan bertujuan untuk merumuskan apa yang sudah didapatkan dari reduksi ataupun kegiatan penyajian data.


(58)

commit to user

Secara singkatnya analisis data yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini.

Pengumpulan data

Penarikan kesimpulan/verifikasi


(59)

commit to user

29

BAB IV

PEMBAHASAN

A.Tinjauan Pengarang

Riwayat hidup pengarang sangat penting untuk diketahui dalam suatu penelitian, karena lahirnya karya sastra tidak lepas dari kondisi dan latar belakang kehidupan pengarang selaku pencipta karya sastra. Berhasil tidaknya suatu karya sastra tergantung dari pada luas tidaknya wawasan yang dimiliki. Oleh karena itu, segala aspek yang menyangkut diri pengarang perlu sekali untuk diperhatikan, termasuk latar belakang yang menyangkut kehidupan keluarga.

1. Riwayat Hidup Pengarang

Pakne Puri adalah salah satu pengarang sastra Jawa dari sekian banyak jumlahnya. Pakne Puri merupakan nama samaran yang digunakan dalam dunia jurnalistik, diambil dari nama anak ketiga yang bernama Sekar Puri Winastiti. Nama sebenarnya dari Pakne Puri adalah Abraham Setiadi atau lebih dikenal dengan Bram Setiadi. Bram Setiadi lahir di Solo pada tanggal 12 Desember 1951, ia sudah menikah dan mempunyai tiga orang anak. Sekarang ia menetap di Jl Pembangunan II, No 77, Perumahan UNS, Jumok, Jati, Jaten , Kabupaten Karanganyar.

Bram Setiadi menempuh bangku pendidikan sekolah dasar di SDN Bromantakan dan lulus pada tahun 1964, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN X Solo, lulus tahun 1967. Ia menempuh pendidikan SMA di SMAN III


(60)

commit to user

Solo, dan lulus tahun 1970. Sejak SMA ia sudah mulai suka menulis dan aktif mengirim kartun untuk koran lokal dan majalah hiburan di Jakarta (antara lain Varia dan Selecta), pada tahun 1969 hingga tahun 1972. Lulus dari bangku SMA ia menempuh bangku kuliah di IKIP Surakarta Jurusan Ekonomi Perusahaan dan menjadi sarjana muda tahun 1973. Dari bangku kuliah ia melanjutkan karirnya dan menjadi Koresponden atau wartawan Surat Kabar Mingguan Berita Ekonomi Surakarta pada tahun 1973 hingga tahun 1975. Tahun 1976 sampai tahun 1980 menjadi Wartawan Surat Kabar Mingguan Dharma Nyata Surakarta. Tahun 1978 Bram Setiadi diangkat menjadi pegawai negeri UNS Sebelas Maret Surakarta pada bagian kemahasiswaan, tetapi pada tahun 1984 mengundurkan diri atas permintaan sendiri. Ia juga sempat menjadi Koresponden Harian Suara Karya (Jakarta) di Solo tahun 1983. Tahun 1987 ia diangkat menjadi wartawan tetap atau organik Suara Karya. Bram Setiadi juga sempat diangkat menjadi Koordinator Wartawan Suara Karya untuk wilayah Jateng-DIY, tahun 1991 sampai tahun 2002 dan menjadi Redaktur Pelaksana Tabloid Opini Solo tahun 2000 sampai tahun 2003, tetapi ia mengajukan pensiun dini dari Harian Suara Karya pada tahun 2002, dan masih menjadi wartawan majalah pariwisata dwi bahasa Krakatau, Jakarta, dari tahun 2002 sampai tahun 2004. Tahun 1994 sampai tahun 1999 pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) cabang Surakarta dan Sekretaris PWI cabang Surakarta tahun 1999 sampai 2001 tetapi mengundurkan diri. Sekarang ia masih aktif dan tetap menekuni profesi sebagai wartawan di majalah berbahasa Jawa dengan aktif menulis di Majalah Panyebar Semangat Surabaya, (cerita cekak, alaming


(61)

commit to user

lelembut, cerita rakyat, cerita bersambung, laporan jurnalistik, dll), aktif menulis di Majalah Jayabaya, menulis di Majalah Djaka Lodang, menulis di Intisari, menulis di Joglosemar, menulis di Majalah Saudagar, Sala dan di Jagad Jawa (Rubrik bahasa Jawa Suratkabar Solopos).

2. Latar Belakang Sosio Budaya Pengarang

Kehadiran latarbelakang sosio budaya pengarang penting diketahui untuk memahami karya sastra. Dimensi-dimensi sosial budaya yang melingkupi pengarang, lingkungan hidupnya menjadi latar belakang yang mendasari sikap pengarang dalam menampilkan citra sastranya. Pengaruh sosial budaya yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang dapat diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Hal tersebut tidak mungkin dihindari oleh pengarang untuk mempengaruhi dalam mewarnai corak karya sastra yang diciptakannya.

Pembahasan latar belakang sosio budaya pengarang akan dikemukakan tentang kedudukan pengarang dalam keluarga, masyarakat, dan kedudukan pengarang dalam seni.

2.1 Kedudukan Pengarang dalam Keluarga

Kedudukan Bram Setiadi dalam keluarga, selain ia merupakan seorang penulis dan wartawan ia juga sebagai kepala keluarga. Bram Setiadi merupakan sosok yang baik bagi istri dan anak-anaknya. Ia memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk melangkah kedepan dan tidak memaksakan anak-anaknya


(62)

commit to user

untuk mengikuti jejak ayahnya dan menekuni dunia jurnalistik. Ia percaya dan mendukung dari setiap keputusan maupun langkah yang dimbil anak-anaknya tetapi tetap melalui pendapat maupun sharing dengan orang tuanya.

Bram Setiadi kini bertempat tinggal di perum UNS Jln. Pembangunan II, Jati, Jaten, Karanganyar. Ayahnya bernama Almarhum Bapak Sutanto Yudo Saputra dan ibunya bernama Sutati. Ia sudah menikah, istrinya bernama ibu Siti Palupi. Bram Setiadi mempunyai tiga orang anak. Anaknya pertamanya bernama Sekar Tanjung Winiastuti telah lulus dari Universitas Atmajaya Yogyakarta dengan jurusan Tehnik Industri. Ia sudah menikah dan mempunyai dua orang anak. Anak keduanya laki-laki bernama Narendra Winisuda, yang telah lulus dari Akademi Tehnik Menengah Industri (ATMI) dan yang terakhir bernama Sekar Puri Winastiti lulusan dari Fakultas Hukum UNS yang kini melanjutkan pendidikan Magisternya.

2.2 Kedudukan Pengarang dalam Masyarakat

Kedudukan Bram Setiadi dalam masyarakat adalah ia sebagai pelopor perkumpulan keroncong yang dinamai Bintang Malam. Disekitar komplek rumahnya ia bertetanggaan dengan bapak-bapak yang menyukai seni serta beberapa seniman yang memang menyukai musik keroncong dan hobi memainkan berbagai alat musik. Pada saat tertentu mereka selalu berkumpul di rumah Bram Setiadi untuk memainkan musik keroncong sembari berbincang-bincang mengenai berbagai hal hingga larut malam. Dapat dikatakan bahwa hubungan


(1)

3. Tema dari Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi tersebut apa? Jawaban:

Tema sosial, diambil dari persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat khususnya kriminalitas. Tetapi kerena secara pribadi saya menyukai hal mistis, maka pada tindak kriminalitas yaitu pada salah satu kasus pembunuhan saya bumbui dengan unsur gaib atau mistis.

4. Terinspirasi dari manakah Bapak dalam menciptakan suatu karya sastra? Seperti penciptaan cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi tersebut?

Jawaban:

Saya katakana bahwa, saya menyukai hal yang berbau mistis. Berawal dari waktu saya masih kanak-kanak sekitar tahun ‘57 sampai ‘60-an, saya sering sekali diajak oleh bapak saya keliling kota Solo dan Keraton. Sampai sekarang hal itu membekas pada diri saya sehingga saya cinta budaya dan tradisi. Selain itu saya suka dan memang hobi membaca novel-novel misteri baik dari pengarang-pengarang dalam negri maupun luar negri. Berangkat dari situlah saya dalam membuat suatu karya cerita pasti saya bumbui dengan unsur mistis.

5. Menurut Bapak, kasus pembunuhan dalam Cerbung SKKW, pembunuhan yang dilakukan Salindri tersebut ia pantas dihukum atau tidak?


(2)

commit to user

Karena tidak ada bukti yang jelas dan pembunuhan memang berhubungan dengan sesuatu diluar nalar dan logika mungkin pelaku tidak dapat dijerat hukuman. Tetapi pembunuhan walaupun modelnya seperti itu memang menjadi tugas polisi untuk mengusut tuntas kasusnya karena menyangkut keamanan dan keselamatan nyawa seseorang sehingga nantinya tidak akan jatuh korban-korban berikutnya.

6. Amanat yang ingin Bapak sampaikan kepada pembaca melalui Cerbung SKKW tersebut apa?

Jawaban:

(1). Dalam kehidupan mengenal adanya kosmogoni, lahir dan batin, jagat gedhe dan jagat cilik. Semuanya itu harus berjalan seimbang dan serasi. Apabila keduanya berjalan sendiri-sendiri tanpa ada keseimbangan maka akan timbullah suatu permasalahan. (2). Selain itu juga untuk mengingatkan bahwa sebagai aparat penegak hukum, memang harus tegas, ulet dan suka akan tantangan dalam menangani kasus walaupun kasusnya sangat rumit seperti saya contohkan dalam cerbung. Saya contohkan dari tokoh Jimat Subarkah. Walaupun banyak kasus yang dihadapi dan ada kasus kematian yang tidak wajar berhubungan dengan ssuatu diluar logika dan nalar. Sebagai seorang polisi ia bertanggung jawab karena menyangkut keamanan masyarakat dan memang pembunuh telah memakan dua korban.


(3)

7. Dalam cerita dikisahkan sebuah perkampungan batik yaitu Sogan, kenapa dipilih nama tersebut?

Jawaban:

Soga adalah pewarna alami untuk batik, jadi saya rasa nama tersebut cocok untuk nama sebuah perkampungan batik bila dilihat dari makna katanya. Sebenarnya Sogan adalah maksut saya Laweyan tetapi tidak saya sebutkan secara terang-terangan karena takut nanti menyinggung warga setempat.

8. Apakah arti dari mistis itu menurut Bapak? Jawaban:

Menurut saya, mistis merupakan sesuatu di luar jangkauan nalar karena tidak dapat diterima oleh akal maupun logika.

9. Bagaimanakan Cerbung SKKW ini menurut Bapak, apakah masih relevan dengan masyarakat sekarang?

Jawaban:

Jelas masih relevan menurut saya. Hal mistis masih berkembang dan dipercaya oleh masyarakat, walaupun bentuknya tidak sama dengan yang ada dalam cerbung. Pembunuhan juga dikoran-koran setiap hari hampir ditemukan, kasus suap pada pejabat juga akhir-akhir ini marak terungkap. Singkatnya bahwa


(4)

commit to user

Lampiran III:

FOTO PENGARANG

Foto Pakne Puri/ Bram Setiadi


(5)

commit to user

Lampiran IV

CURIKULUM VITAE (Riwayat Hidup)

I Data Pribadi

1. Nama Lengkap : Abraham Setiadi

2. Tempat/tgl Lahir : Solo, 12 Desember 1951

3. Status : Menikah, 3 anak.

4.Alamat Rumah : Jl Pembangunan II, No 77

Perumahan UNS, Jumok, Jati, Jaten Kabupaten Karanganyar 57731, telp (0271) 494015

HP 081393577856

II Riwayat Pendidikan

1. SDN Bromantakan, lulus 1964 2. SMPN X Solo, lulus 1967 3. SMAN III Solo, lulus 1970

4. Sarjana Muda IKIP Surakarta Jurusan Ekonomi Perusahaan, 1973

III Riwayat Pekerjaan

1. Sejak SMA aktif mengirim kartun untuk koran lokal dan majalah hiburan di Jakarta (antara lain Varia dan Selecta), 1969-1972 2. Koresponden/wartawan Surat Kabar Mingguan Berita Ekonomi

Surakarta, 1973-1975

3. Wartawan Surat Kabar Mingguan Dharma Nyata Surakarta, 1976-1980

4. Diangkat menjadi pegawai negeri UNS Sebelas Maret Surakarta pada bagian kemahasiswaan, 1978-1984 (mengundurkan diri atas permintaan sendiri)

5. Koresponden Harian Suara Karya (Jakarta) di Solo, 1983 6. Diangkat menjadi wartawan tetap/organik Suara Karya, 1987 7. Diangkat menjadi Koordinator Wartawan Suara Karya untuk

wilayah Jateng-DIY, 1991-2002

8. Menjadi Redaktur Pelaksana Tabloid Opini Solo, 2000-2003 9. Mengajukan pensiun dini dari Harian Suara Karya, 2002 10.Menjadi wartawan majalah pariwisata dwi bahasa Krakatau,

Jakarta, 2002-2004

11.Ketua Bidang Organisasi PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Cabang Surakarta, 1994-1999


(6)

commit to user

IV Karya Buku:

1. Raja Di Alam Republik (Biografi PB XII), terbitan PT Bina Rena Pariwara, Jakarta,2001.

2. Mas Behi (Biografi singkat KGPH Hangabehi), terbitan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta 2004

3. Hanya Satu (Catatan setahun kenaikan tahta PB XIII), terbitan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2005.

4. Hanaluri Tradisi Demi Kejayaan Negeri (Strategi Kebudayaan Karaton Surakarta), terbitan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2006

5. Menuju Budi Luhur Nusantara (Catatan tahun ke 3 dan 4 kenaikan tahta PB XIII), terbitan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2008

6. Dari Tratag Rambat Hingga Pagelaran; Serta Fungsinya Sekarang, terbitan Kraton Surakarta, 1998

7. Tim penulis buku Sasono Hondrowino, terbitan Kraton Surakarta, 1997

8. Tim penulis buku Karaton (Edisi Bahasa Inggris), terbitan Buku Antar Bangsa, Jakarta, 2004

9. Dalang Indonesia,Biografi Singkat 99 Dalang Wayang Kulit (Dalam persiapan terbit)

V Lain-lain

1. Bersama dengan LPTP Surakarta menjadi anggota Tim Penelitian Aksi Kerusuhan14 Mei 1998 di Surakarta.

2. Aktif menulis di Majalah Panyebar Semangat Surabaya, (crita cekak, alaming lelembut, cerita rakyat, cerita bersambung, laporan jurnalistik, dll) 1995-sekarang.

3. Aktif menulis di Majalah Jayabaya 4. Aktif menulis di Majalah Djaka Lodang 5. Menulis di Intisari

6. Menulis di Joglosemar

7. Menulis di Majalah Saudagar, Sala

8. Menulis di Jagad Jawa (Rubrik bahasa Jawa Suratkabar Solopos) 9. Pemenang Harapan Lomba Penulisan AJB Bumi Putera Tingkat

Nasional, 1992.

10. Pemenang Lomba Kritik Sastra Jawa, Panyenar Semangat, 2007. 11. Pemenang Lomba Kritik Sastra Jawa, Panyebar Semangat 2010. ***