Karies dan kualitas hidup anak Stomatitis Aphthous Recurrent RAS dan kualitas hidup

persepsi seseorang bagaimana kesehatan rongga mulut mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan dari individu tersebut. 12

2.2.1 Karies dan kualitas hidup anak

Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Proses ini ditandai timbulnya white spot pada permukaan gigi. Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila tidak segera dibersihkan dan ditambal, karies akan menjalar ke bawah hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi saraf dan pembuluh darah, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati. 13 Karies gigi disebabkan banyak faktor seperti host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu. Beberapa faktor risiko karies adalah pengalaman karies, penggunaan fluor, oral higine, jumlah bakteri, saliva, pola makan, umur, jenis kelamin, sosial ekonomi. 13 Klasifikasi angka keparahan karies gigi menurut WHO: sangat rendah 0,0-1,1, rendah 1,2-2,6, cukup 2,7- 4,4, tinggi 4,5-6,5, sangat tinggi 6,5 tinggi. 14 Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 2004 dilaporkan bahwa prevalensi karies di Indonesia telah mencapai 90,05 dengan rata- rata indeks DMFT sebesar 4,85 yang berarti sebagian besar penduduk indonesia menderita karies gigi. Angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang. 13 Di Indonesia, penelitian Situmorang pada tahun 2005 didapat bahwa, kelompok orang dewasa dengan jumlah pengalaman karies gigi lebih tinggi DMFT3 mempunyai risiko 5,29 kali dan lebih sering mengalami gangguan kualitas hidup. Karies yang tinggi dapat mengurangi kualitas hidup seorang anak, mereka merasakan sakit, ketidaknyamanan, profil wajah yang tidak harmonis, infeksi akut serta kronis, gangguan makan dan tidur. 5 Bahkan karies yang parah juga dapat meningkatkan risiko untuk diopname, sehingga anak tidak dapat hadir di sekolah dan dapat mempengaruhi proses pembelajaran anak. 5

2.2.2 Stomatitis Aphthous Recurrent RAS dan kualitas hidup

RAS terbagi atas 3 jenis : minor Miras, mayor Maras, dan herpetiform HU atau borok. Minor Reccurent Stomatitis Miras mempengaruhi sekitar 80 penderita RAS, dan ditandai dengan ulkus yang dangkal, bulat atau oval biasanya kurang dari 5 mm, dengan warna putih abu-abu dengan adanya pseudomembran yang diselimuti oleh eritematosa tipis. Miras biasanya terjadi pada bagin labial dan bukal mukosa dan dasar mulut, tetapi jarang pada pada gingiva, langit-langit, atau dorsum lidah. Lesi ini sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa bekas luka. Filed et al. menyatakan miras adalah bentuk paling umum terjadidari masa kanak-kanak. 9 Mayor Reccurent Stomatitis Maras adalah bentuk RAS yang langkah, dikenal juga sebagai Peridenitis Mukosa Necrotica Recurrens. Lesi ini oval dan dapat melebihi 1 sampai 3 cm. Maras biasanya timbul di daerah bibir, langit-langit dan tenggorokan, tetapi maras juga dapat timbul pada seluruh daerah rongga mulut. Scully dan Porter menyatakan luka pada Maras bertahan sampai 6 minggu dan seringkali sembuh dengan jaringan parut. Maras biasanya memiliki onset setelah pubertas, bertahan hingga 20 tahun. 9,15 Bentu RAS yang paling umum juga dijumpai adalah herpetiform HU, ditandai banyak luka kecil dan berulang. Borok ini menimbulkan rasa sakit , dan dapat meluas ke seluruh rongga mulut. Kadang-kadang bisa timbul 100 bisul pada waktu tertentu, masing-masing berukuran 2 - 3 mm, meskipun mereka cenderung menyatu, besar dan tidak teratur. Lehner, Scully dan Petter menyatakan HU mungkin memiliki kecenderungan dijumpai pada perempuan dan memiliki usia lanjut. 9,15 Etiologi RAS ini belum jelas, perubahan yang mudah dilihat tetapi tidak terbukti adanya penyakit autoimmun atau reaksi immunologi klasik. Mungkin berupa perubahan respons cell-mediated immune dan reaksi silang dengan Streptokokus sanguis. Faktor-faktor predisposising pada penyakit ini adalah kekurangan haemanitik zat besi, folat atau vitamin B 12 . Pada 10 kasus, dijumpai adanya hubungan dengan tahap luteal mentruasi jarang ditemukan, stres, alergi makanan kemungkinan besar dan AIDS. 15 Menurut penelitian Sudaduang Krisdapong, Aubrey Sheiham dan Tsakos, anak yang memiliki RAS pada usia 12 tahun sebanyak 79,8 dan usia 15 tahun sebanyak 86,8, masing-masing memiliki dampak pada makan sebanyak 81,0, membersihkan gigi 84,4 dan stabilitas emosional 60,3. 16

2.2.3 Maloklusi dan kualitas hidup