Pengukuran Kualitas Hidup Kualitas hidup

fungsi fisik, maloklusi yang berlebihan pada tulang penunjang dan jaringan gusi. Kesulitan dalam menggerakkan tulang rahang gangguan otot dan nyeri, gangguan sendi temporomandibular yang dapat menimbulkan sakit kepala. Apabila dilihat fungsi psikis, maloklusi dapat mempengaruhi estetis dan penampilan seseorang. Penampilan wajah yang tidak menarik mempunyai dampak yang tidak menguntungkan pada perkembangan psikologis seseorang, apalagi pada saat remaja. Dampak sosial maloklusi dapat mempengaruhi kejelasan berbicara seseorang. Apabila maloklusinya disto oklusi akan terjadi hambatan pengucapan hurup p, b dan m. Apabila maloklusinya mesio oklusi akan terjadi hambatan pengucapan s, z, t dan n. 17

2.2.4 Pengukuran Kualitas Hidup

Ada beberapa macam kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup antara lain Tabel 1 4 : 1. Oral Health Impact Profile OHIP Slade GD dan Spencer AJ melakukan riset untuk pengembangan dan pengujian Oral Health Impact Profil OHIP yang terdiri atas 49 pertanyaan OHIP- 49 dan kemudian diringkas menjadi 14 pertanyaan OHIP-14 untuk mengukur persepsi individu mengenai status kesehatan rongga mulut yang dihubungkan dengan kualitas hidup. 2. Oral Impact on Daily Performance OIDP Guerunpong mengadaptasi OIDP yang terdiri atas 8 item untuk anak usia 11- 12 tahun yang bertujuan mengevaluasi dampak kesehatan mulut pada kemampuan anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk pengukuran dimensi fisik, psikologis dan sosial. 4 Skor dari dampak masalah kesehatan rongga mulut terhadap beberapa aktivitas di ukur dari skor keparahan dan frekuensi. Hasil skor untuk satu dampak intensitas berkisar 0-9. Ukuran skor dampak intesitas: 1 1. Sangat parah: jumlah skor 9 keparahan skor 3 x frekuensi skor 3 2. Parah : jumlah skor 6 keparahan skor 2 x frekuensi skor 3 keparahan skor 3 x frekuensi 2 3. Cukup : jumlah skor 3-4 keparahan skor 2 x frekuensi skor 2 keparahan skor 3 x frekuensi skor 1 4. Rendah : jumlah skor 2 keparahan skor 2 x frekuensi skor 1 5. Sangat rendah : jumlah skor 1 keparahan skor 1 x frekuensi skor 1 3. The Early Childhood Oral Health Impact Scale ECOHIS Locker menggunakan indeks ECOHIS untuk mengukur penyakit, kecacatan, keterbatasan fungsional dan kerugian sosial yang saling berhubungan tetapi dapat dimodifikasi oleh kondisi psikologis dan sosial yang berbeda-beda. 4. The Child Perceptions Questionnare CPQ 11-14 Foster menggunakan indeks untuk mengukur sejauh mana dampak kesehatan rongga mulut terhadap kualitas hidup yang dilaporkan pada anak-anak. Indeks ini terdiri atas 37 pertanyaan yang di kategorikan atas 4 kelompok yaitu gejala oral, keterbatasan fungsional, kesejateraan emosional dan sosial yang baik. Tabel 1. Karakteristik beberapa instrumen untuk menilai dampak kesehatan mulut pada kualitas hidup anak-anak. 7 Penelitian Kota Indeks Umur Jumlah item Dimensi Kualitas Hidup Broder et al., 2005 32. USA COHIP 8-14 tahun 34 item Gejala oral, fungsi kesejahteran, emosional, harga diri dan harapan Guerunpon g et al., 2004 34 Thaila nd Child- OIDP 11-12 tahun 8 item Kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan kinerja, psikologi, fisik, dan sosial. Jokovic et al., 2002 10 Canad a COHQOL 6-14 tahun 14 item Kegiatan keluarga , keuangan , konflik dalam keluarga , dan emosi dari orang tua Foster Page et al., 2005 8 New Zeala nd CPQ11-14 11-14 tahun 37 item Gejala oral, keterbatasan fungsional, kesejahteran emosional, sosial dan kesejahteraan Talekar et al., 2005 9 USA ECOHIS 2-5 tahun Orang tua 4item anak 9item fungsional, psikologis, dan kondisi sosial Berbagai indeks digunakan untuk menentukan hubungan kualitas hidup dengan kesehatan mulut. Oral Health Impact Performance OHIP dan Oral impact on Daily Performance OIDP diadaptasi untuk digunakan pada anak-anak. Child- OIDP Child-Oral Impact on daily Performance digunakan untuk perencanaan masyarakat didukung program penyuluhan kesehatan untuk anak-anak . 4 Indikator ini menggunakan dua langkah: 4 Langkah pertama terdiri atas menentukan masalah kesehatan rongga mulut yang diikuti dengan menjawab daftar pertanyaan yang berisi sebagian besar tentang kondisi patologis rongga mulut yang terjadi selama masa kanak-kanak. Langkah kedua terdiri atas mengevaluasi dampak kondisi rongga mulut pada kualitas hidup anak melalui pengisian kuesioner yang dibantu dengan wawancara tunggal dari indikator Child-OIDP yang berfokus pada delapan bidang yaitu: mengunyah, berbicara, kebersihan mulut, relaksasi termasuk tidur, tersenyum, emosional termasuk kelas kehadiran dan belajar di rumah dan hubungan sosial yang baik. 4 2.3 Karakteristik anak usia SMP Pada umumnya masyarakat lebih mengagumi atau menyanjung seseorang yang mempunyai penampilan wajah yang menarik dan daya tarik itu dipandang sebagai sesuatu yng berhubungan dengan status sosial, harga diri dan kedudukan sosial yang sukses. Mengingat banyaknya masalah yang ditimbulkan akibat kesehatan rongga mulut pada anak remaja SMP, yang mementingkan penampilan estetis dan perkembangan untuk kehidupan sosial dengan teman sebayanya dalam rangka mencari identitas diri, maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari pada anak remaja. 18 Fase-fase masa remaja pubertas menurut Monks dkk. yaitu antara umur 12 –21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun termasuk masa remaja awal, 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan, 18-21 tahun termasuk masa remaja akhir. Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. 18 Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif misalnya asosial ataupun anti sosial, dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan tindakan kekerasan. 18 Secara umum penampilan sering diidentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Apa yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya bukan aku yang sebenarnya. Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. 18

2.4 Kerangka Konsep