perubahan respons cell-mediated immune dan reaksi silang dengan Streptokokus sanguis. Faktor-faktor predisposising pada penyakit ini adalah kekurangan
haemanitik zat besi, folat atau vitamin B
12
. Pada 10 kasus, dijumpai adanya hubungan dengan tahap luteal mentruasi jarang ditemukan, stres, alergi makanan
kemungkinan besar dan AIDS.
15
Menurut penelitian Sudaduang Krisdapong, Aubrey Sheiham dan Tsakos, anak yang memiliki RAS pada usia 12 tahun sebanyak 79,8 dan usia 15 tahun
sebanyak 86,8, masing-masing memiliki dampak pada makan sebanyak 81,0, membersihkan gigi 84,4 dan stabilitas emosional 60,3.
16
2.2.3 Maloklusi dan kualitas hidup
Penyakit maupun kelainan gigi dan mulut dapat mempengaruhi berbagai fungsi rongga mulut, salah satunya kelainan susunan gigi atau yang disebut
maloklusi. Maloklusi merupakan kelainan gigi yang menduduki posisi kedua setelah penyakit karies gigi. Maloklusi adalah salah satu kelainan dentofasial yang
kebanyakan bersifat morfogenik dan merupakan masalah dibidang kesehatan gigi dan akan terus menerus meningkat sehingga penelitian-penelitian dibidang ilmu
kedokteran gigi masih tetap diperlukan.
10
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan maloklusi adalah kelainan gigi yaitu kelainan letak, ukuran, bentuk, dan jumlah gigi dan ciri-ciri. Yang termasuk
maloklusi adalah gigi berjejal crowded, gingsul kaninus ektopik, gigi tonggos disto oklusi, gigitan menyilang crossbite dan gigi jarang diastema. Hal ini dapat
memberikan efek terhadap penampilan estetis, berbicara atau kenyamanan dalam mengunyah.
10,17
Maloklusi dapat mengakibatkan beberapa gangguan atau hambatan dalam diri penderitanya. Dilihat dari segi fungsi, gigi crowded amat sulit dibersihkan
dengan menyikat gigi, kondisi ini dapat menyebabkan gigi berlubang caries dan penyakit gusi ginggivitis bahkan kerusakan jaringan pendukung gigi periodontitis
sehingga gigi menjadi goyang dan terpaksa harus dicabut. Bila dilihat dari segi
fungsi fisik, maloklusi yang berlebihan pada tulang penunjang dan jaringan gusi. Kesulitan dalam menggerakkan tulang rahang gangguan otot dan nyeri, gangguan
sendi temporomandibular yang dapat menimbulkan sakit kepala. Apabila dilihat fungsi psikis, maloklusi dapat mempengaruhi estetis dan penampilan seseorang.
Penampilan wajah yang tidak menarik mempunyai dampak yang tidak menguntungkan pada perkembangan psikologis seseorang, apalagi pada saat remaja.
Dampak sosial maloklusi dapat mempengaruhi kejelasan berbicara seseorang. Apabila maloklusinya disto oklusi akan terjadi hambatan pengucapan hurup p, b dan
m. Apabila maloklusinya mesio oklusi akan terjadi hambatan pengucapan s, z, t dan n.
17
2.2.4 Pengukuran Kualitas Hidup