BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional study.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Azhar di Jalan Pintu Air IV Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan.
3.3 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi pada penelitian ini adalah siswa sekolah Menengah Pertama pada Perguruan Al-azhar Medan yang berjumlah 605 orang, yang terdiri atas Akselerasi
55 orang, Bilingual 125 orang, Plus 179 orang dan Reguler 204 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif yaitu dengan mengambil kelas Bilingual
saja karena akses untuk melakukan penelitian di kelas bilingual lebih mudah. Pada kelas bilingual, jumlah kelas VII 52 orang, VIII 45 orang dan IX 28 orang.
3.4 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
a Jenis kelamin
Jenis Kelamin terdiri atas Perempuan dan Laki-laki b
Pengalaman karies : melihat gigi yang tergolong didalam DMF dengan menggunakan indeks Klein
0=Gigi sehat D=Decay Karies, karies sekunder, karies akar
M= Missing Gigi yang hilang, gigi yang indikasi pencabutan Mi gigi yang diindikasikan pencabutan
Me gigi yang telah dicabut
F= Filling Gigi yang ditambalditumpat dengan baik c
Kondisi Rongga Mulut 1.
Maloklusi: hubungan rahang atas dan rahang bawah yang menyimpang
a. Protrusi : gigi yang posisinya maju ke depan.
b. Retrusi : gigi yang posisinya mundur ke belakang
c. Prognasi : rahang yang posisinya maju ke depan
d. Retrognasi : rahang yang posisinya mundur ke belakang
e. Diastema anterior: keadaan adanya ruang di antara gigi geligi
yang seharusnya berkontak pada gigi anterior f.
Crowded anterior : gigi berjejal pada bagian anterior g.
Crossbite anterior : gigitan silang pada bagian anterior h.
Crossbite posterior : gigitan silang pada bagian posterior 2.
Gigi persistensi: gigi susu yang masih ada sedangkan gigi permanen sudah tumbuh
3. Sariawan: lesi atau kelaian berbentuk ulser pada sekitar mukosa
rongga mulut 4.
Abses : pembengkakan gusi dan terbentuk pus pada gigi berlubang d
Dampak sosial : dampak sosial kesehatan rongga mulut yang terbagi atas dua dimensi yaitu fungsi fisik dan psikososial, diukur dari keparahan dan
frekuensinya dengan menggunakan skala Likert, yaitu: 1.
Frekuensi: tingkat keseringan yang dialami penderita terhadap suatu penyakit.
a. Sering [3] : Mengalami hampir ±5 kali dalam seminggu
b. Kadang-kadang [2] : Mengalami ±3 kali dalam seminggu.
c. Jarang[1]: Mengalami ±1 kali dalam seminggu hampir tidak
pernah d.
Tidak pernah [0] : Tidak pernah mengalami. 2.
Keparahan: tingkat penyakit yang dapat mengganggu aktivitas diukur menggunakan skala Likert, yaitu:
a. Sering [3] : mengganggu hampir ±5 kali dalam seminggu
b. Kadang-kadang [2] : Mengganggu ±3 kali dalam seminggu.
c. Jarang [1]: Mengganggu ±1 kali dalam seminggu hampir tidak
pernah d.
Tidak pernah [0]: Tidak pernah mengganggu e
Kategori intensitas dampak OIDP : skor kesehatan rongga mulut terhadap beberapa aktivitas yang diukur dari sisi keparahan dan frekuensi keparahan x
frekuensi: a.
Buruk : skor 6-9 b.
Cukup : skor 3-4 c.
Rendah: skor 1-2 f
Kategori skor DMFT menurut WHO : klasifikasi jumlah skor DMFT a.
Rendah : 0.0-2,0 b.
Sedang : 2,1-4,4 c.
Tinggi : 4,5
3.5 CARA PENGUMPULAN DATA