Menyusui Menyusui dan Nutrisi Saat Menyusui

2 Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75 dengan benar dari total jawaban pertanyaan. 3 Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab 56 dari total jawaban pertanyaan.

2.2 Menyusui dan Nutrisi Saat Menyusui

2.2.1 Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian ASI pada bayi, sedangkan ibu menyusui adalah ibu yang sedang dalam proses memberikan ASI pada bayinya Astutik, 2013; Septina, 2010. Produksi ASI dirangsang oleh hormon prolaktin dan hormon oksitosin dapat meningkatkan derasan ASI. Selain hormon prolaktin dan oksitosin, refleks prolaktin dan let-down refleks juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Reflek prolaktin akan terangsang saat bayi menghisap puting ibu yang akan merangsang produksi ASI dan let-down refleks merangsang derasnya pengeluaran ASI. Ibu yang menyusui secara dini akan semakin cepat merangsang pengeluaran produksi ASI Bobak, Lowdermilk dan Jensen, 2005; Cox, 2006. Menurut Health Kompas 2011 dan UNICEF 2012, terdapat manfaat menyusui bagi ibu dan bayinya. Adapun manfaat menyusui bagi ibu adalah : a. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan dapat membantu mempercepat kembalinya uterus ke ukuran normal. b. Menyusui dapat menurunkan berat badan karena ASI diproduksi dari lemak di dalam tubuh dan dapat membakar kalori sebanyak 200-250 kal per hari. c. Menunda kesuburan dan metode kontrasepsi yang alami. Saat bayi menghisap puting ibu, hormon prolaktin akan terangsang untuk diproduksi. Semakin banyak hormon prolaktin diproduksi, maka masa ovulasi akan ditekan, hal ini menyebabkan menyusui dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi. d. Menimbulkan perasaan menyenangkan dan dibutuhkan. Pelepasan hormon oksitosin saat menyusui dapat meningkatkan perasaan sayang dan senang. e. ASI selalu tersedia. Sedangkan manfaat ASI untuk bayi adalah : a. Antibodi yang terkandung dalam ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dari penyakit. b. ASI terdapat kandungan zat-zat seperti karbohidrat, protein, dan vitamin yang dapat membantu perkembangan otak dan sistem pencernaan bayi. c. Hormon oksitosin yang terdapat dalam ASI dapat menenangkan dan menyebabkan rasa kantuk pada bayi. d. Menyusui secara psikologis dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI yaitu keadaan fisik ibu seperti status kesehatan, nyeri setelah melahirkan dan saat menyusui, serta bentuk dan kondisi puting. Faktor psikologis ibu juga mempengaruhi seperti ibu mengalami stres, cemas dan kurangnya dukungan dari keluarga selama menyusui. Keadaan bayi juga dapat mempengaruhi produksi ASI karena bayi dalam kondisi yang tidak sehat, bayi akan malas untuk menghisap akibatnya tidak ada rangsangan untuk memproduksi ASI. Sikap ibu juga sangat mempengaruhi produksi ASI seperti perawatan payudara, teknik menyusui, akses informasi mengenai ASI, kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya ASI dan pentingnya asupan nutrisi saat menyusui Nurliawati, 2010; Maga, Hakim, dan Zulkifli, 2013; Rahayu, 2012; Siregar, 2004. Adapun faktor-faktor penghambat pemberian ASI ekslusif berdasarkan beberapa penelitian adalah penurunan produksi ASI, motivasi ibu, pengetahuan mengenai ASI eksklusif, tergiurnya promosi susu formula, ibu bekerja, keyakinan keliru mengenai makanan bayi, psikologis ibu, serta kesehatan ibu dan bayi Agustia, 2013; Afifah, 2007; Josefa, 2011; Rahmawati, 2010. Jika ibu yang dalam keadaan sehat memiliki status gizi yang baik, secara otomatis akan membantu memperlancar produksi ASI. Untuk mengoptimalkan produksi ASI, ibu hendaknya mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung sumber energi, protein, vitamin dan mineral. Kurangnya pengetahuan ibu menyusui akan pentingnya kebutuhan nutrisi pada masa laktasi akan berdampak pada penurunan status gizi dan imunitas pada bayi Sibagariang, 2010.

2.2.2 Nutrisi Saat Menyusui