informasi mengenai ASI, kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya ASI dan pentingnya asupan nutrisi saat menyusui Nurliawati, 2010; Maga, Hakim, dan
Zulkifli, 2013; Rahayu, 2012; Siregar, 2004. Adapun faktor-faktor penghambat pemberian ASI ekslusif berdasarkan beberapa
penelitian adalah penurunan produksi ASI, motivasi ibu, pengetahuan mengenai ASI eksklusif, tergiurnya promosi susu formula, ibu bekerja, keyakinan keliru
mengenai makanan bayi, psikologis ibu, serta kesehatan ibu dan bayi Agustia, 2013; Afifah, 2007; Josefa, 2011; Rahmawati, 2010. Jika ibu yang dalam
keadaan sehat memiliki status gizi yang baik, secara otomatis akan membantu memperlancar produksi ASI. Untuk mengoptimalkan produksi ASI, ibu
hendaknya mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung sumber energi, protein, vitamin dan mineral. Kurangnya pengetahuan ibu menyusui akan
pentingnya kebutuhan nutrisi pada masa laktasi akan berdampak pada penurunan status gizi dan imunitas pada bayi Sibagariang, 2010.
2.2.2 Nutrisi Saat Menyusui
Nutrisi adalah zat-zat yang didapatkan dari makanan yang telah diolah dan dicerna menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan, mengatur sistem fisiologis organ tubuh serta melindungi tubuh dari serangan penyakit Berman, Snyder, Kozeir, dan Glenora, 2009;
Chandra, 2009. Nutrisi dikatakan baik bila tubuh mendapatkan kebutuhan nutrisi yang seimbang serta mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kebutuhan nutrisi tidak akan optimal bila tidak mengandung beberapa zat gizi
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh Hidayat, 2008.
Nutrisi saat menyusui adalah beberapa zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang dikonsumsi secara seimbang dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam proses
produksi ASI pada ibu saat menyusui. Nutrisi yang baik pada ibu menyusui biasanya dikaitkan dengan produksi ASI yang dibutuhkan oleh bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Status gizi bayi akan baik jika proses menyusui juga berhasil dengan baik. Asupan gizi pada ibu saat menyusui harus
terpenuhi dengan baik agar ibu sehat serta kualitas dan kuantitas produksi ASI baik Astutik, 2013.
Beberapa minggu setelah melahirkan berat badan ibu akan turun sekitar 7-8 kg, biasanya ibu dapat menurunkan berat badan dengan aman sekitar 0,5-1 kg per
minggu sampai ibu mendapatkan berat badan idealnya. Jika ibu menurunkan lebih dari 1 kg per minggu maka akan menurunkan kualitas dan kuantitas produksi ASI
Sinsin, 2008. Selama masa menyusui, ibu biasanya dapat memproduksi ASI 800-850 ml per hari, sedangkan bayi membutuhkan ASI hingga 1000 ml
tergantung usia bayi dengan frekuensi menyusu 8-12 kali perhari. Nutrisi saat menyusui sangat penting untuk meningkatkan produksi ASI agar cukup untuk
bayi IDAI, 2013; Susianto, 2010. Menurut Astutik 2013, Bahiyatun 2009, dan Sinsin 2008, kebutuhan dan
sumber nutrisi ibu saat menyusui yang baik dan seimbang adalah : a.
Kalori Kurangnya asupan kalori per hari akan mempengaruhi kesehatan pada ibu
menyusui karena kebutuhan kalori ibu menyusui lebih banyak daripada wanita dewasa pada umumnya. Kebutuhan nutrisi pada wanita dewasa sebesar 2200
kal, sedangkan untuk ibu menyusui memerlukan kalori tambahan sebesar 700 kal untuk enam bulan pertama pasca persalinan dan setelah enam bulan
dilanjutan dengan 500 kal untuk memproduksi ASI. Rata-rata kebutuhan ibu menyusui sekitar 2300-2700 kal per hari.
Kalori bisa didapat dari semua bahan pangan yang mengandung kalori. Bahan makanan yang mengandung kalori dapat diperoleh dari nasi, ubi, kentang,
singkong dan jagung. b.
Protein Kebutuhan protein pada ibu saat menyusui lebih banyak 20 gram per hari dari
sebelumnya, karena setiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gram protein. Protein makanan diubah menjadi protein susu hanya sebesar 70, peningkatan
kebutuhan protein tidak hanya untuk potein susu, tetapi juga digunakan untuk sintesis hormon prolaktin dan hormon oksitosin dalam memproduksi ASI.
Bahan makanan terbaik yang mengandung protein berasal dari protein hewani seperti daging, ikan, telur, susu dan keju. Bahan makanan yang baik berasal
dari protein kedelai seperti tahu dan tempe, dan cukup baik berasal dari protein nabati seperti kacang polong, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Sumber-sumber bahan makanan ini sebaiknya digabung agar saling melengkapi.
c. Cairan
Asupan cairan juga sangat penting dalam pemenuhan nutrisi selama menyusui. Untuk memenuhi kecukupan nutrisi, ibu harus mengonsumsi cairan sebanyak
2-3 liter per hari. Cairan yang mengandung nutrisi baik dapat diperoleh dari air putih, susu, jus dan buah-buahan.
d. Vitamin dan mineral
Selain cairan, ibu menyusui membutuhkan vitamin dan mineral dalam pembentukan kembali sel tubuh. Kebutuhan vitamin dan mineral pada ibu
menyusui rata-rata lebih banyak daripada ibu hamil yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Perbedaan Kebutuhan Vitamin dan Mineral Pada Ibu Menyusui dan Ibu Hamil
No. Zat Gizi
Ibu Menyusui 0-6 Bulan
Wanita Hamil
1. Vitamin A mg
350 200
2. Vitamin D mg
5 5
3. Vitamin E mg
4 2
4. Vitamin B12 mg
0.3 0.3
5. Vitamin C mg
25 10
6. Vitamin B6 mg
0.5 0.6
7. Vitamin K mg
6.5 6.5
8. Kalsium mg
400 400
9. Fosfor mg
300 200
10. Besi mg
22 20
11. Seng mg
10 5
12. Selenium mg
20 15
Sumber: Ambarwati 2010
Bahan makanan yang mengandung vitamin dan mineral dapat diperoleh dari sayur-sayuran, buah-buahan dan susu. Ibu menyusui juga dianjurkan
mengonsumsi bahan makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang terdapat dalam ikan kakap, ikan tongkol dan ikan lemuru, yang akan diubah
menjadi DHA yang terdapat pada ASI. Sumber zat besi terdapat pada daging, hati, tiram, buah kering dan sereal. Zat besi yang bukan berasal dari daging
akan diserap dengan baik jika dikonsumsi bersama dengan makanan yang
mengandung vitamin C, dimana sumber vitamin C antara lain buah jeruk, brokoli, melon, buah jenis beri, kubis dan tomat.
2.3 Status Gizi Bayi Umur 1-6 Bulan