Menurut Tsui et al, 1997 indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah:
1. Kualitas Kerja Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin dan
dedikasi. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap
kualitas pekerjaan
yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan
karyawan. 2. Kreativitas Kerja
Kreatif merupakan suatu cara melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang
lain. Kreativitas yang diukur dari persepsi karyawan terhadap permasalahan aktivitas baru dengan sangat baik dan disiplin.
3. Kuantitas Kerja Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan
dalam istilah seperti jumlah unit atau jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas yang diukur dari persepsi
karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.
2. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan merupakan kegiatan manajerial sebagai upaya proses mengarahkan dan menanamkan pengaruh kegiatan yang berkaitan dengan
tugas dari para bawahan ataupun pengikutnya Gitosudarmo, 1996:328. Pada gaya kepemimpinan inilah yang menyebabkan seseorang dipilih
sebagai pemimpin atau manajer, sebab hal ini sangat berhubungan erat dengan tujuan perusahaan yang dicapai, jenis-jenis kegiatan yang harus
dipimpin, karakteristik para tenaga kerja, motif, usaha, dan lain-lain. Menurut Robbins 2008:342 terdapat empat macam gaya
kepemimpinan yaitu sebagai berikut: 1. Gaya kepemimpinan kharismatik
Adalah gaya kepemimpinan yang memicu para pengikutnya dengan memperlihatkan kemampuan heroik atau luar biasa ketika
mereka mengamati perilaku tertentu pemimpin mereka. 2. Gaya kepemimpinan visioner
Merupakan gaya kepemimpinan yang mampu menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik
mengenai massa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik.
3. Gaya kepemimpinan transaksional Yaitu gaya kepemimpinan yang memandu atau memotivasi para
pengikutnya menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas.
4. Gaya kepemimpinan transformasional Ialah gaya kepemimpinan yang menginspirasi para pengikut
untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak yang mendalam dan luar biasa pada pribadi
para pengikut. Secara lebih rinci pandangan Burns 1978 dalam Hinkin dan Tracey
1999 mendefinisikan “Transformational leadership as a process where
leader and followers engage in a mutual process of raising one another to hinger levels of morality and motivation”.
Kepemimpinan transformasional menurut Burns merupakan suatu proses dimana pemimpin dan pengikutnya bersama-sama saling
meningkatkan dan mengembangkan moralitas dan motivasinya. Pemimpin transformasional mengarahkan dan mengilhami upaya karyawan dengan
meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya nilai-nilai organisasi dan hasil.
Bass, B.M. 1997 mengidentifikasi empat indikator kepemimpinan transformasional, diantaranya adalah Idealized influence, Inspirational
motivation, Intellectual stimulations dan Individualized consideration. 1. Idealized influence menyangkut formulasi dan artikulasi visi dan
tujuan yang menantang dan memotivasi pengikutnya untuk bekerja di luar kepentingan mereka dalam rangka untuk mencapai
tujuan bersama.
2. Inspirational motivation mengacu pada cara pemimpin memotivasi dan menginspirasi para pengikut mereka untuk
berkomitmen pada visi organisasi. 3. Intellectual stimulations berkaitan dengan peran pemimpin dalam
merangsang inovasi dan kreativitas dalam pengikut mereka dengan mempertanyakan asumsi dan mendekati situasi lama
dengan cara baru. 4. Individualized consideration mengacu pada para pemimpin yang
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan masing-masing pengikut individu untuk prestasi dan pertumbuhan dengan
bertindak sebagai pelatih atau mentor.
3. Motivasi Kerja