49 kuantitatif, sedangkan penilaian adalah proses pembuatan keputusan nilai
keberhasilan secara kuantitatif. Sebagian besar guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
tingkat Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 20162017 sudah mampu melaksanakan tahapan evaluasi
secara makro menyeluruh terkait dalam hal pelaksanaan administrasi pembelajaran. Evaluasi menjadi penting untuk dilakukan agar dapat lebih
meningkatkan dari tujuan dilaksanakan kegiatan administrasi pembelajaran dengan tetap memperhatikan komponen-komponen yang
terkait, sehingga akan dapat mendukung dalam keberhasilan pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Kenyataan tersebut sesuai dengan
pendapat Elis Ratnawulan 2015: 26, mengenai tujuan evaluasi pembelajara secara umum, yaitu untuk mengetahui keedektifan dan
efisien sistem pembelajaran, baik tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian. Selain itu juga bertujuan
untuk menghimpun bahan keterangan data yang dijadikan sebagai bukti mengenai taraf kemajuan anak didik dalam mengalami proses pendidikan
selama jangka waktu tertentu. b.
Faktor pelaksanaan pembelajaran berpengaruh nomor dua dalam kegiatan pelaksanaan administrasi pembelajaran guru Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan dengan berkategori “baik” sebesar 35,48 Masih belum maksimlanya guru Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan tingkat Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates
50 Kabupaten Kulon Progo Tahun 20162017 dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Belum semua guru dapat melaksanakan strategi-strategi
yang telah dirancang untuk secara tepat, ideal, dan proposional dalam mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Kenyataan ini masih
kurang sesuai dengan pendapat dari Roy R. Lefrancasio Saekhan Muchith, 2008: 110, bahwa pelaksanaan pengajaran adalah pelaksanaan
strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai tujuan pengajaran. Saekhan Muchith 2008: 109, juga mengatakan bahwa Pelaksanaan
pembelajaran merupakan upaya penting dalam mewujudkan kualitas lulusan pendidikan. Pelaksanaan pembelajaran haruslah dilaksanakan
tepat, ideal dan proposional. Pelaksanaan pembelajaran adalah mengimplementasikan norma atau teori pembelajaran.
c. Faktor perencanaan pembelajaran paling rendah dalam mempengaruhi
kegaiatan pelaksanaan administrasi pembelajaran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dengan berkategori “Cukup Baik”
sebesar 41,94 . Masih rendahnya pemahaman guru Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan tingkat Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 20162017 mengenai pentingnya sebuah
poroses perencanaan yang tepat dalam mendukung keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran bagi siswa di sekolah. Teridentifikasi adanya
beberapa guru Penjasorkes yang kesulitan dalam menyusun serta
51 mengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.
Banyak guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 20162017 yang belum mengerti serta
merasa bingungkesulitan ketika membuat indikator keberhasilan, penentuan KKM, program semester, dan program tahunan.
Kenyataan mengenai faktor perencanaan tersebut bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan Saekhan Muchith 2008: 102,
perencanaan pembelajaran adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki atau dilakukan guru sebelum guru melaksanakan
proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi aspek personal, sosial dan metodologis yang harus dilakukan guru sebelum
melaksanakan proses pembelajaran. Juga teori dari Dini Rosdiani 2014: 1, bahwa perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi SK, Kompetensi Dasar KD, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, penilaian, hasil belajar dan sumber belajar.
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pelaksanaan administrasi pembelajaran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
tingkat Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 20162017, untuk kategori “baik sekali” sebesar 0 0 guru; kategori
“baik” sebesar 32,36 10 guru; kategori “cukup baik” sebesar 35,48 11 guru; kategori “kurang” sebesar 22,58 7 guru; dan kategori “kurang
sekali” sebesar 9,68 3 guru. Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 144,06 pelaksanaan administrasi pembelajaran guru Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan tingkat Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo dalam kategori “cukup baik”.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Dengan diketahui pelaksanaan administrasi pembelajaran guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan tingkat Sekolah Dasar Negeri se- Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 20162017 dapat
digunakan untuk mengetahui pelaksanaan administrasi pembelajaran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah lain.
2. Faktor-faktor yang kurang dominan dalam pelaksanaan administrasi
pembelajaran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tingkat
53 Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun
20162017 perlu diperhatikan dan dicari pemecahannya agar faktor tersebut lebih membantu dalam meningkatkan pelaksanaan administrasi
pembelajaran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tingkat Sekolah Dasar.
3. Guru dapat menjadikan hasil ini sebagai bahan pertimbangan untuk lebih
meningkatkan mutu pendidikan.
C. Keterbatasan Hasil Penelitian
Kendatipun peneliti sudah berusaha keras memenuhi segala kebutuhan yang dipersyaratkan, bukan berarti penelitian ini tanpa kelemahan dan
kekurangan. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan di sini antara lain:
1. Sulitnya mengetahui kesungguhan responden dalam mengerjakan angket.
Usaha yang dilakukan untuk memperkecil kesalahan yaitu dengan memberi gambaran tentang maksud dan tujuan penelitian ini.
2. Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarkan hasil isian angket
sehingga dimungkinkan adanya unsur kurang objektif dalam proses pengisian seperti adanya saling bersamaan dalam pengisian tes. Selain itu
dalam pengisian angket diperoleh adanya sifat responden sendiri seperti kejujuran dan ketakutan dalam menjawab responden tersebut dengan
sebenarnya. 3.
Saat pengambilan data penelitian yaitu saat penyebaran angket penelitiankepada responden, tidak dapat dipantau secara langsung dan
54 cermat apakah jawaban yang diberikan oleh responden benar-benar sesuai
dengan pendapatnya sendiri atau tidak.
D. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, saran yang dapat disampaikan yaitu:
1. Perlunya sistem manajemen pendidikan yang baik agar program
pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo agar dapat berjalan secara maksimal sesuai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.
Kelompok Keja Guru KKG Penjasorkes SD di Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo hendaknya mengadakan kegiatan seminar yang
berkaitan dengan tema seputar penyusunan administrasi pembelajaran dengan mendatangkan pakar ahli yang berkompeten. Seminar yang
diadakan tentunya akan dapat menambah wawasan pengetahuan seputar penyusunan administrasi pembelajaran dari bapak ibu guru Penjasorkes .
3. Kepada para peneliti di bidang administrasi pembelajaran yang akan
melakukan penelitian dalam tema yang sama, diharapkan agar menggunakan sampel yang lebih besar dengan variabel-variabel yang
lain. Sehingga diharapkan hasil penelitian yang di dapat akan lebih maksimal hasilnya.
55
DAFTAR PUSTAKA
B. Syarifudin. 2010. Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan Dengan SPSS.
Yogyakarta : Grafindo Litera Media. Dimyati dan Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dini Rosdiani. 2014. Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Bandung: Alvabeta CV. Dwi Siswoyo. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Rosdakarya. Elis Ratnawulan, dkk. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hartati Sukirman. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press. Husamah, dkk. 2016. Belajar Pembelajaran. Malang: Universitas Muhamadiyah
Malang. Moh. UzerUsman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Pemerintah Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta.
Saekhan Muchith. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Rasail Media Group.
Slamet Riyanto. 2011. Identifikasi Administrasi Guru Pendidikan Jasmani SDMI Se-Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo. Skripsi Tidak di Terbitkan.
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Soenarjo. 2002. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UT.