2.1.2 Pengertian Hak Anak
Anak dilahirkan merdeka, tidak boleh dilenyapkan atau dihilangkan, tetapi kemerdekaan anak harus dilindungi dan diperluas dalam hal mendapatkan hak
atas hidup dan hak perlindungan baik dari orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Perlindungan anak tersebut berkaitan erat untuk mendapatkan hak
asasi mutlak, mendasar dan tidak boleh dikurangi satupun atau mengorbankan hak yang lainnya untuk mendapatkan hak lain, sehingga anak tersebut akan
mendapatkan hak-haknya sebagai manusia seutuhnya bila menginjak dewasa. Dengan demikian jika anak telah menjadi dewasa, maka anak tersebut akan
mengetahui dan memahami mengenai hak dan kewajiban terhadap keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pertumbuhan dan perkembangan secara wajar bagi anak memiliki makna yang besar karena dalam pengertian itu terpaut masalah pokok anak. Kesejahteraan
anak lazimnya berhubungan dengan:
6
a. Pemenuhan Kebutuhan yang bersifat rohaniah bagi anak
sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar melalui asuhan keluarga atau asuhan orang tuanya
sendiri. Misalnya: kesempatan mempereoleh pendidikan, rekreasi dan bermain, serta sosialisasi pada umumnya.
b. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat jasmaniah fisik seperti:
cukup gizi, pemeliharaan kesehatan, dan kebutuhan fisik lainnya
6
Sumarnonugroho. 1984. Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta:Hanindita
c. Santunan atau peningkatan kemampuan berfungsi sosial bagi
anak-anak miskin, terlantar, cacat dan yang mengalami masalah perebedaan perilaku.
Pemenuhan kebutuhan anak membuat komitmen atas hak asasi seorang anak. Hak asasi anak adalah hak asasi manusia plus dalam arti kata harus
mendapatkan perhatian khusus dalam memberikan perlindungan agar anak yang baru lahir, tumbuh dan berkembang mendapat hak asasi manusia secara utuh. Hak
asasi manusia meliputi semua yang dibutuhkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan hukum positif mendukung pranata sosial yang dibutuhkan untuk
pembangunan seutuhnya tersebut. Pembangunan manusia seutuhnya suatu melalui proses evolusi berkesinambungan yang disebabkan oleh kesadaran diri manusia,
yang lebih penting dari proses itu sendiri adalah suatu aktualisasi dari potensimanusia seperti yang terdapat pada individu dan komunitasnya.
Sebuah catatan yang penting untuk diingat, anak-anak baru diakui memiliki hak asasi setelah sekian banyak anak-anak menjadi korban dari ketidak
pedulian orang dewasa. Pengakuannya pun tidak terjadi serta merta pada saat korban berjatuhan, tetapi melalui sebuah proses perjuangan panjang dan tanpa
henti. Perhatian serius secara internasional terhadap kehidupan anak-anak baru
diberikan pada Tahun 1919, setelah Perang Dunia I berakhir. Dikarenakan perang telah membuat anak-anak menderita kelaparan dan terserang penyakit, seorang
aktivis perempuan bernama Eglantyne Jebb menyebutkan pengertian dari hak-hak
anak adalah hak asasi yang wajib dimiliki setiap anak yang ada di dunia.
7
Mengarahkan mata dunia untuk melihat situasi anak-anak tersebut. Dia menggalang dana dari seluruh dunia untuk membantu anak-anak. Tindakannya
inilah yang mengawali gerakan kemanusiaan internasional yang secara khusus memberi perhatian kepada kehidupan anak-anak.
Pada tahun 1923, Mrs.Eglantyne Jebb membuat 10 pernyataan Hak-hak anak dan mengubah gerakannya menjadi perjuangan Hak-hak anak:
8
1. Bermain; 2. Mendapatkan nama sebagai identitas;
3. Mendapatkan makanan; 4. Mendapatkan kewarganegaraan sebagai status kebangsaan;
5. Mendapatkan persamaan; 6. Mendapatkan pendidikan;
7. Mendapatkan perlindungan; 8. Mendapatkan sarana rekreasi;
9. Mendapatkan akses kesehatan; 10. Mendapatkan kesempatan berperan serta dalam pembangunan;
Pada tahun 1924, pernyataan ini diadopsi dan disahkan sebagai pernyataan Hak-hak anak oleh Liga Bangsa-Bangsa. Sementara itu, pada tahun 1939-1945,
7
Eglantyne Jebb, Penggagas Hak-hak anak Hak-hak anak adalah hak asasi yang wajib dimiliki setiap anak yang ada di dunia. Diakses pada tanggal 13 April 2016, pukul 17.06
http:yunior.ampl.or.id?tp=tahukahmenu=onview=detailpath=123kode=125ktg=4se lect=1
8
M. Jodi Santoso, Rausya dan Agenda Perlindumgam Anak diakses pada tanggal 1 Maret 2016 pukul 09.00 dari laman web: http:jodisantoso.blogspot.com200709raisya-dan-agenda-
perlindunganhak-anak.htm
Perang Dunia II berlangsung dan anak-anak kembali menjadi salah satu korbannya.
Pada tahun 1948, Perserikatan Bangsa Bangsa mengumumkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang di dalamnya mencantumkan hak-hak anak.
Pada tahun 1959, tepatnya tanggal 1 Juni PBB mengumumkan pernyataan Hak- Hak-hak anak dan ditetapkan sebagai hari anak sedunia.
Kemudian, pada tahun 1979 diputuskan sebagai Tahun Anak dan ditetapkan 20 November sebagai hari anak internasional.
Setelah sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1989, Konvensi Hak-hak anak disahkan oleh PBB. Inilah pengakuan khusus secara internasional atas hak
asasi yang dimiliki anak-anak. Sekarang, telah dibentuk sangat banyak sekali tim yang ditugaskan untuk
memperhatikan masalah anak dan merealisasikan perlindungan hak-hak anak yang tertuang di dalam Konvensi Hak-hak anak. Hal ini menunjukkan telah
tumbuh dan tengah berkembangnya kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya perlindungan terhadap hak-hak anak ini. Kesadaran akan pentingnya perlindungan
terhadap anak ini perlu dilestarikan demi kehidupan bersama penuh sukacita dan kasih sayang di antara sesama makhluk ciptaan Tuhan.
2.1.3 Hak Atas Pendidikan