Konvensi Hak Anak Peraturan Hukum Tentang Hak Anak Atas Pendidikan .1 Deklarasi Umum HAM HAK ASASI MANUSIA

“dengan cuma-cuma”. Karena itu anak-anak SD yang putus sekolah, terutama karena alasan ekonomi, seharusnya tidak terjadi.

2.2.2 Konvensi Hak Anak

Konvensi Hak Anak Convention of Rights of The Child telah disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada tanggal 20 November 1989, dan mulai mempunyai kekuatan memaksa entered in force pada tanggal 2 September 1990. Konvensi hak anak ini merupakan instrumen yang merumuskan prinsip-prinsip yang universal dan norma hukum mengenai kedudukan anak. Oleh karena itu, konvensi hak anak ini merupakan perjanjian internasional mengenai hak asasi manusia yang memasukkan hak sipil, hak politik, hak ekonomi dan hak budaya. 18 Secara garis besar Konvensi Hak Anak KHA dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Penegasan hak-hak anak; b. Perlindungan anak oleh negara; c. Peran serta berbagai pihak. Pengertian lain dari konvensi hak anak merupakan suatu ”pekerajaan yang berjalan” yang memakan waktu lama. Bagi anak -anak, pengakuan hak asasi manusia mereka merupakan suatu proses yang terjadi dalam dua bagian, yakni: 19 18 Darwan Prinst, 2003, Hukum Anak Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 103- 119. 19 Muladi, 2007, HAK ASASI MANUSIA Hakekat, Konsep dan Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat, Bandung, PT Reflika Aditama, hal. 4 a. Pengkuan bahwa anak berhak atas Hak Asasi Manusia sebagai haknya sendiri yang bukan sebagai hak orang tua atau wali mereka; b. Pengakuan bahwa anak memerlukan perlindungan tambahan, perlindungan yang sekarang telah dikembangkan oleh komunitas Internasional . Konvensi Hak Anak KHA adalah hukum Internasional atau instrumen Internasional yang bersifat mengikat secara yuridis dan politis yang menguraikan secara rinci Hak Dasar Manusia bagi setiap anak, di dalamnya mencakup: 20 a. Hak atas kelangsungan hidup : Hak atas tingkat kehidupan yang layak dan pelayan kesehatan. Artinya anak-anak berhak memperoleh gizi yang baik, tempat tinggal yang layak dan perawatan yang baik bila jatuh sakit. Dalam hal ini, hak anak akan kelangsungan hidup meliputi pula; 1. Pasal 7 Hak anak untuk mendapatkan nama dan kewarganegaraan semenjak dilahirkan; 2. Pasal 8 Hak untuk memperoleh perlindungan dan memulihkan kembali aspek dasar jati diri anak nama, kewarganegaraan, dan ikatan keluarga; 3. Pasal 9 Hak anak untuk hidup bersama; 20 Abdussalam R, Hukum Perlindungan Anak, Restu Agung, Jakarta, 2007, hal. 47 4. Pasal 19 Hak anak untuk memperoleh perlindungan dari segala bentuk perlakuan salah abuse yang dilakukan orang tua atau orang lain yang bertanggungjawab atas pengasuhan; 5. Pasal 20 Hak untuk memperoleh perlindungan khusus bagi anak yang kehilangan lingkungan keluarganya dan menjamin pengusahaan keluarga atau penempatan institusional yang sesuai dengan mempertimbangkan latar budaya anak; 6. Pasal 21 Adopsi anak hanya diperbolehkan dan dilakukan demi kepentingan terbaik anak, dengan segala perlindungan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang; 7. Pasal 23 Hak-hak anak penyandang cacat disabled untuk memperoleh pengasuhan, pendidikan, dan pelatihan khusus yang dirancang untuk membantu mereka demi mencapai tingkat kepercayaan diri yang tinggi; 8. Hak untuk tumbuh kembang : Hak tumbuh berkembang meliputisegala bentuk pendidikan baik formal maupun non formal, serta hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial anak. Hak anak atas pendidikan diatur pada Pasal 28 Undang- Undang Konvensi Hak Anak yang menyebut bahwa : 9. Negara menjamin kewajiban pendidikan dasar dan menyediakan secara cuma-Cuma; 10. Mendorong pengembangan macam-macam bentuk pendidikan dan mudah dijangkau oleh setiap anak tanpa terkecuali; 11. Membuat informasi dan bimbingan pendidikan dan keterampilan bagi anak; 12. Mengambil langkah-langkah untuk mendorong kehadirannya secara teratur di sekolah dan pengurangan angka putus sekolah. 13. Hak untuk memperoleh perlindungan : Termasuk didalamnya perlindungan dalam bentuk eksploitasi, perlakuan kejam dan sewenang-wenang dalam proses peradilan pidana maupun dalam hal lain. 14. Hak berpartisipasi : Hak untuk berpartisipasi yaitu hak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang mempengaruhi anak. Hal ini mengacu kepada Pasal 12 ayat 1 Konvensi Hak Anak KHA, diakui bahwa anak dapat dan mampu membentuk atau mengemukakan pendapatnya dalam pandangannya sendiri yang merupakan hak berekspresi secara bebas capable of forming his or her own views the rights to express those views freely. Sejalan dengan itu, negara peserta wajib menjamin bahwa anak diberikan kesempatan untuk menyatakan pendapatnya pada setiap proses peradilan ataupun administrasi yang mempengaruhi hak anak, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Hak yang mencakup dengan itu meliputi; a. Hak untuk berpendapat dan memperoleh pertimbangan atas pendapatnya; b. Hak untuk mendapat dan mengetahui informasi serta untuk mengekspresikan; c. Hak untuk berserikat menjalin hubungan untuk bergabung; d. Hak untuk memperoleh informasi yang layak dan terlindung dari informasi yang tidak sehat . Konvensi Hak Anak dalam Pasal 28 juga ikut mengatur tentang hak anak atas pendidikan dasar. Dalam Pasal 28 ayat 1 Konvensi Hak Anak, justru dirumuskan hak anak atas pendidikan lebih spesifik, yakni hak atas pendidikan yang pencapaiannya dilakukan secara progresif to archieving this right progressively dan berbasis kesetaraan kesempatan on the basis of equal opportunity. Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Konvensi Hak Anak pasal 28, pendidikan dasar merupakan suatu kewajiban dan tersedia secara cuma-cuma. Berdasarkan pasal tersebut dapat diketahui bahwa Negara Indonesia sebagai negara yang juga telah meratifikasi konvensi tersebut, harus mampu mewujudkan dan mengimplementasi dengan berbagi program yang berhubungan dengan pemenuhan hak atas pendidikan dasar. Sebelum disahkan Konvensi Hak Anak, sejarah mencatat bahwa hak-hak anak jelas melewati perjalanan yang cukup panjang dimulai dari usaha perumusan draf hak-hak anak yang dilakukan Mrs. Eglantynee Jebb, pendiri Save the Children Fund. 21 Setelah melaksanakan programnya merawat para pengungsi anak-anak, pada Perang Dunia Pertama, Mrs. Eglantynee Jebb membuat draft “Piagam Anak” pada tahun 1923. Beliau menulis: “Saya percaya bahwa kita harus menuntut hak- hak bagi anak- anak dan memperjuangkannya untuk mendapat hak universal”. 22 Dalam draf yang dikemukakannya, Mrs. Eglantynee Jebb mengembangkannya menjadi 7 tujuh gagasan mengenai hak-hak anak yaitu : a. Anak harus dilindungi di luar dari segala pertimbangan mengenai ras kebangsaan dan kepercayaan. b. Anak harus dipelihara dan harus tetap menghargai keutuhan keluarga. c. Bagi anak harus disediakan sarana yang diperlukan untuk perkembangan secara normal, baik material, moral dan spiritual. d. Anak yang lapar harus diberi makan, anak yang sakit harus dirawat, anak yang cacat mental atau cacat tubuh harus dididik, anak yatim piatu dan anak terlantar harus diurus atau diberi perumahan. 21 Ibid 22 Ibid e. Anaklah yang pertama-tama harus mendapat bantuan atau pertolongan pada saat ada kesengsaraan. f. Anak harus menikmati dan sepenuhnya mendapat manfaat dari program kesejahteraan dan jaminan sosial, mendapatkan pelatihan agar pada saat diperlukan nanti dapat dipergunakan untuk mencari nafkah serta harus dilindungi dari segala bentuk eksploitasi. g. Anak harus diasuh dan dididik dengan pemahaman bahwa bakatnya dibutuhkan untuk mengabdi pada sesama. Di Indonesia, Konvensi Hak Anak baru diratifikasi pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990. Konvensi Hak Anak ini telah diratifikasi oleh banyak negara anggota PBB. Sampai dengan bulan Februari 1996 konvensi ini telah diratifikasi oleh 187 seratus delapan puluh tujuh negara.

2.2.3 Konvensi Hak Anak Atas Pendidikan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab terhadap Anak Didik dalam Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012078 BAB II

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012080 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012080 BAB II

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB I

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional T1 312006046 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengakuan Negara Terhadap Hak Atas Tanah Adat Bagi Masyarakat Adat dalam Sistem Hukum di Indonesia T1 312007008 BAB II

0 1 31

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Anak yang Berpotensi Menjadi Korban Perdagangan Manusia (Human Trafficking) T1 BAB II

0 3 65

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hak Atas Air Bersih dan Aman sebagai Hak Asasi Manusia T1 BAB II

0 0 15