Cakupan, Metode dan Teknik Propaganda

15 sejarah, media massa Jerman pada era Nazi cukup penting peranannya dalam membantu propaganda yang dilancarkan Adolf Hitler. Media massa yang memiliki perjalanan sejarah paling lama adalah surat kabarpers. Mengingat media cetak yang satu ini tercatat sebagai media tertua di dunia. 1 Oleh karena itu peran perssurat kabar dalam propaganda juga sudah terjadi sejak lama. Hal ini diawali pada tahun 1923, pada saat itu hampir seluruh media massa Jerman memberitakan menghilangnya Swastika dari ruang publik. Dalam perang dunia II Hitler melakukan kebohongan dan menyebarkan ideologi Nazi fasisme untuk memperluas pengaruh dan kekuasaanya. Beberapa tahun kemudian Hitler kerap muncul dalam rapat umum, menjawab berbagai permasalahan yang terjadi. Sehingga, dia memperoleh dukungan luas dan membawanya pada puncak kekuasaan. Hitler kembali menyusun organisasi yang rapi dan strategi yang baik di bidang propaganda. Pada tahun 1935, Jerman memiliki 4.500 surat kabar. Hampir seluruhnya ikut berperan dalam menyukseskan agenda-agenda propaganda Hitler. Sejak saat itulah istilah propaganda mendapat reaksi negatif di Negara-negara demokrasi karena dengan propaganda Nazi, banyak korban jiwa yang ditimbulkan. Semua Negara demokrasi yang dipelopori oleh Amerika Serikat, sangat anti terhadap kegiatan propaganda. Dalam hal itu Indonesia termasuk sekutu Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda, melawan fasisme Jerman dan Jepang Arifin, 2011 : 133.

2.3 Cakupan, Metode dan Teknik Propaganda

Propaganda dapat dipejari dari berbagai aspek komunikasi. Jenis propaganda cukup banyak, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. William E. Daugherty dan Morris Janowitz seperti dikutip Onong Uchjana Effendi 1994, menyatakan bahwa propaganda dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Menurut Robert Cole dijelaskan bahwa propaganda dapat dipejari dengan memperhatikan aspek sumbernya, metodenya, sistemnya, sifatnya, jenis kegiatannya, bentuk komunikasi yang dipilihnya, dan wilayahnya Shoelhi, 2012:42. 1 http:id.scribd.comdoc233064104Sejarah-Perkembangan-Media-Massa-Dunia Diunduh pada tanggal 14082014 pukul 15.49 16 Berikut ini adalah jenis propaganda menurut sumbernya yang dijelaskan Liliweri, 2011:797 1 Propaganda putih, yaitu propaganda yang berasal dari sumber yang dapat diidentifikasi, sumbernya jelas dan terbuka, sehingga setiap orang dapat mengetahui kredibilitas sumber propaganda. 2 Propaganda hitam, adalah propaganda yang bersumber dari pihak lawan. Pada umumnya pihak lawan selalu mengajukan pesan-pesan yang berlawanan atau menantang pesan- pesan dari propagandis. Dalam kampanye, jenis propaganda hitam, selalu disebut black campaign, yakni penyebarluasan pesan untuk merendahkan sumber propaganda, dengan demikian audiens diajak untuk tidak perlu percaya kepada pihak propagandis. 3 Propaganda abu-abu, adalah propaganda yang sumbernya dapat diidentifikasi, namun keberadaan propagandis itu dinilai “pura-pura”. Artinya, kadang-kadang propagandis ini menamakan diri mereka sebagai sumber yang netral padahal dia berasal dari lingkungan pihak lawan. Wikipedia article is reprinted here under the terms of the GNU Free Documentation License, 1995-2010, by Charles’ George Orwell Links . Selanjutnya, menurut bentuk komunikasi massa, propaganda dibedakan menjadi dua yaitu propaganda vertikal dan agitatif. Propaganda vertikal adalah propaganda yang dilancarkan dengan menggunakan berbagai macam sarana media massa. Propaganda ini lazim juga disebut sebagai propaganda fasilitatif yang menimbulkan dampak hierarkis dari pemimpin pendapat hingga masyarakat awam. Jenis propaganda ini paling banyak digunakan, baik di bidang sosial, politik maupun ekonomi. Propaganda agitatif adalah propaganda yang dilancarakan dengan menggunakan berbagai alat komunikasi massa untuk mengacaukan kepentingan umum., kemudian memaksa massa mengikuti kepentingan tertentu dengan menampilkan ancaman, kemudian membangkitkan ketakutan dan kebencian sehingga target propaganda memberikan pengorbanan yang sebesar-besarnya untuk mencapai suatu tujuan atau mewujudkan cita-cita Shoelhi, 2012:45.. Setiap kegiatan propaganda terutama dalam dunia politik pasti memiliki fungsi dan tujuan. Hitler menjelaskan fungsi propaganda sebagai berikut. Pertama, untuk menarik perhatian massa terhadap fakta, proses, kepentingan dan sebagainya yang kita cipatakan dan mengandung nilai yang berarti. Kedua, untuk mengantarkanm informasi yang mampu 17 membangkitkan dan mendorong semangat yang mengendur. Ketiga, untuk mengarahkan opini publik internasional agar selaras dengan pikiran propagandis. Keempat, untuk menyampikan kebenaran propagandis kepada massa dan membentuk visi massa. Kelima, untuk melayani hak kita sendiri. Keenam, untuk mempengaruhi sikap dan tindakan massa terhadap suatu idea tau kondisi tertentu. Lebih lanjut, Hitler menjelaskan bahwa didalam propaganda tidak boleh ada pesan ilmiah. Propaganda harus menarik perhatian massa sehingga pesannya bisa ditanamkan pada pandangan dan perasaan mereka. Propaganda tidak akan dapat menjangkau massa yang luas, bahkan akan kehilangan efektivitasnya jika berisi banyak peringatan atau instruksi ilmiah Shoelhi, 2012:49. Liliweri 2011 menyebutkan ada tiga tujuan propaganda. Pertama tujuan dari propaganda adalah mempengaruhi opini publik. Propaganda tidak saja sekadar mengkomunikasikan fakta-fakta kepada publik, namun juga fakta-fakta yang dapat mempengaruhi publik terhadap isu tertentu. Hal ini sebenarnya sesuai dengan tujuan utama dari propaganda adalah mengubah pendapat umum tentang suatu isu yang akan diikuti oleh tindakan yang sesuai dengan pendapat tersebut. Perubahan pendapat tersebut bisa positif dan negatif. Tujuan yang kedua adalah memanipulasi emosi, Bagi para propagandis tujuan dari propaganda adalah “memanipulasi” emosi target audiens dari perasaan suka ke perasaan tidak suka, dari perasaan cinta ke perasaan benci, dari perasaan saying ke perasaan marah atau sebaliknya. Melalui teknik propaganda, para propagandis memanipulasi kata, suara, simbol pesan nonverbal agar dapat membangkitkan emosi audiens. Ketiga menggalang dukungan atau penolakan. Sasaran utama dari kegiatan propaganda adalah mengubah sikap dan perilaku audiens untuk mendukung atau menolak suatu isu tertentu. Tujuan propaganda ini ialah mengubah posisi suatu sikap dan perilaku seseorang ke suatu posisi sikap yang lain. Kebanyakan orang menggunakan propaganda ini untuk menggalang dukungan, menerima atau menolak sesuatu isu. Propaganda memiliki beberapa karateristik utama menurut Liliweri 2011 yaitu : 1 Pernyataan bohong, merupakan konstruksi ungkapan pesan yang disusun secara sengaja untuk menyebarkan informasi palsu. Meskipun ada banyak argument bahwa propaganda tidak dapat direduksi menjadi soal berbohong semata-mata, namun, “berbohong” adalah elemen utama dalam proporsi yang tinggi dari propaganda. Ini sekaligus berarti bahwa 18 kebenaran dari suatu informasi merupakan standar utama dari “propaganda” yang dapat dinilai sebagai kekurangan dan keburukan. 2 Strategi selektif, propaganda sering melakukan seleksi atas pesan-pesan yang akan disebarkan kepada audiens. Mereka secara sengaja atau seolah melakukan kelalaian dalam menyampaikan pesan kepada publik. Informasi yang bersumber dari fakta asli dan data yang valid dimanipulasi atau sebagiannya disimpan dan selebihnya yang kurang penting atau bahkan informasi palsu dipublikasikan kepada public. 3 Berlebihan, kadang-kadang propaganda juga diarahkan untuk menyatakan suatu konsep isu secara berlebihan. Umumnya pernyataan pesan dalam bentuk tertulis kata-kata atau gambar, juga pesan yang tidak tertulis dibesar-besarkan sehingga pesan tersebut mengalami distorsi. 4 Eksplisit atau Emplisit, keduanya adalah sifat propaganda yang mempengaruhi struktur pesan. Tujuannya untuk memenuhi standar kekuatan persuasif maupun syarat-syarat normatif suatu argumen yang bersifat faktual. Metode persuasif adalah salah satu metode yang ada dalam kegiatan propaganda. Menurut Shoelhi 2012 propaganda dilancarkan dengan memperhatikan seni membujuk massa sehingga dalam diri mereka timbul kemauan secara sukarela dan seketika bersedia bertindak sesuai dengan keinginan sang propagandis. Mengingat propaganda lebih merupakan seni komunikasi persuasif, dalam melancarkan kegiatan propaganda seorang propagandis selalu memperhitungkan unsur emosi sebagai penguat daya tarik, berupaya menimbulkan pencitraan, memperhatikan aspek-aspek teknik penataan pesan, dan melakukan pendekatan yang tepat melalui perencanaan dan penahapan yang semestinya dalam komunikasi persuasif. Untuk mencapai sasaran dan tujuannya, propaganda seperti halnya komunikasi, sangat membutuhkan teknik. Hal ini berkaitan dengan objek sasaran yang dituju. Seni propaganda pada hakikatnya adalah seni permainan kata-kata sejumlah pakar dan penulis buku propaganda seperti Adolf Hitler dalam bukunya The Fine Art of Propaganda mengakui keniscayaan penggunaan pendekatan tertentu dalam propaganda. Michael Combs dan Dan Nimmo, Alfred MeClung Lee dan Elizabeth Briant Lee, dan begitu juga Institute of Propaganda Analisis IPA mengakui keampuhan teknik propaganda. Mereka sependapat 19 bahwa sembilan teknik yang dapat dipergunakan untuk menyusun propaganda. Baik dalam praktek perancangan maupun analisis propaganda, pendekatan tersebut selalu dikaitkan Arifin 2011. Kesembilan teknik tersebut adalah 1 Name Calling memberikan julukan adalah propaganda dengan memberikan sebuah ide atau label yang buruk. Tujuannya adalah agar orang menolak dan menyangsikan ide tertentu tanpa mengoreksinyamemeriksanya terlebih dahulu. Salah satu ciri yang melekat pada teknik ini adalah propagandis menggunakan sebutan-sebutan yang buruk pada lawan yang dituju. Ini dimaksudkan untuk menjatuhkan atau menurunkan derajat seseorang atau sekelompok tertentu. 2 Glittering Generality kemilau generalitas adalah mengasosiasikan sesuatu dengan suatu “kata bijak” yang digunakan untuk membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Propaganda yang dimaksud disini adalah propaganda yang menggunakan kata-kata luar biasa, sehingga tanpa sadar orang mengikutinya. 3 Transfer pengalihan meliputi kekuasaan, sanksi dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat “sesuatu” lebih bisa diterima. Teknik propaganda transfer bisa digunakan dengan memakai pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan berwibawa dalam lingkungan tertentu. 4 Testimony kesaksian berisi perkataan manusia yang dihormati atau dibenci bahwa ide, program, produk adalah baik atau buruk. Maksudnya dalam teknik propaganda ini memakai nama orang-orang terkenal, meskipun sebenarnya tidak ada hubungngannya. 5 Plain Folk rakyat biasa adalah propaganda dengan menggunakan cara memberi identifikasi terhadap suatu ide. Teknik ini mengidentikkan yang dipropagandakan milik atau mengabdi pada komunikan. Misalnya dengan kata-kata milik rakyat atau dari rakyat. Cara ini sering dipakai oleh para politisi untuk mempengaruhi orang banyak. 6 Card Stacking menimbang-nimbang kartu untuk digunakan meliputi seleksi dan kegunaan fakta atau kepalsuan, ilustrasi atau kebingungan dan masuk akal atau tidak masuk akal suatu pernyataan agar memberikan kemungkinan terburuk atau terbaik untuk suatu gagasan, program, manusia dan barang. Teknik propaganda yang hanya menonjolkan hal-hal atau segi baiknya saja, sehingga publik hanya melihat satu sisi saja. 7 Frustration Scapegot menutupi frustrasi atau kambing hitam, Salah satu cara mudah untuk menciptakan kebencian atau menyalurkan frustrasi adalah menciptakan kambing 20 hitam. Contoh populer propaganda yang diciptakan Hitler bahwa timbulnya berbagai masalah dalam negeri dan luar negeri Jerman disebabkan perilaku Zionis Yahudi. 8 Bandwagon Technique, Teknik ini dilakukan dengan menggembar-gemborkan sukses yang dicapai oleh seseorang, suatu lembaga atau suatu organisasi. Dalam bidang ekonomi, teknik propaganda ini digunakan untuk menarik minat pembeli akan suatu produk tertentu yang laku keras di pasaran. 9 Fear Arousing membangkitkan ketakutan, cara propaganda untuk mendapatkan dukungan dari target massa dengan menimbulkan emosi negatif, khususnya ketakutan. Tidak semua teknik propaganda bisa digunakan pada waktu yang sama. Pemilihan teknik bergantung pada kasus-kasus yang tengah dihadapi. Untuk menentukan satu teknik yang tepat, proses pemilihan teknik perlu ditempuh sehingga teknik propaganda bisa dikerahkan secara tepat sasaran. Menurut Arifin 2011 beberapa teknik propaganda yang telah dijabarkan oleh beberapa ahli menjadi alasan bahwa propaganda politik dipandang sebagai kegiatan komunikasi politik yang berbahaya bagi kemanusiaan. Itulah sebabnya di negara- negara demokrasi kegiatan propaganda politik sangat tidak disukai, bahkan ditolak.

2.4 Teori Analisis Fungsional Media

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpangan Fungsi Media Massa “Obor Rakyat” Sebagai Alat Propaganda Politik Pilpres 2014

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpangan Fungsi Media Massa “Obor Rakyat” Sebagai Alat Propaganda Politik Pilpres 2014 T1 362010069 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpangan Fungsi Media Massa “Obor Rakyat” Sebagai Alat Propaganda Politik Pilpres 2014 T1 362010069 BAB IV

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpangan Fungsi Media Massa “Obor Rakyat” Sebagai Alat Propaganda Politik Pilpres 2014 T1 362010069 BAB V

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpangan Fungsi Media Massa “Obor Rakyat” Sebagai Alat Propaganda Politik Pilpres 2014 T1 362010069 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpangan Fungsi Media Massa “Obor Rakyat” Sebagai Alat Propaganda Politik Pilpres 2014

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Propaganda Politik dalam Iklan (Analisis Wacana Kritis Iklan Layanan Masyarakat Nasional Demokrat) T1 362007075 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Buku Cerita Bergambar tentang Sejarah dan Keunikan Drumblek sebagai Media Komunikasi Massa T1 BAB II

0 0 10

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembatasan Periodisasi Anggota Lembaga Perwakilan Rakyat T1 BAB II

0 0 30

Media sebagai alat propaganda politik 1

0 0 10