Bila probabilitas mencapai angka 1 berarti perusahaan sudah memasuki status kesulitan keuangan yang paling parah, sedangkan bila mencapai
angka 0 berarti perusahaan tidak kesulitan keuangan.
2.2 Penelitian Tardahulu
Beaver 1966 yang melakukan studi tentang financial ratios as predictors of failure
. Dalam studinya ini menggunakan analisis univariat yaitu rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Pemilihan rasio didasarkan
pada kepopuleran rasionya dalam berbagai literature, kinerja rasio-rasio tersebut dalam penelitian sebelumnya dan kedekatannya dengan konsep arus kas cash
flow . Menggunakan 30 rasio keuangan, yang dikelompokkan dalam 6 kelompok
besar cash flow ratio, net income ratio, debt to total asset ratio, liquid asset to total asset ratio, liquid assets to current debt ratio, turnover ratio
. Hasil penelitian terdapat lima rasio keuangan yang memiliki tingkat kesalahan dibawah
24 yaitu: arus kastotal hutang, asset bersihtotal asset, total hutangtotal asset, modal kerjatotal asset dan rasio lancer.
Altman 1968 mempelopori penggunaan teknik statistik multivariat melalui analisis diskriminan linear. Dalam penelitiannya, teknik statistik
multivariat ini menggabungkan efek dari beberapa variabel dalam model yang mengklasifikasikan perusahaan yang pailit dan perusahaan yang tidak pailit.
Menggunakan 33 sampel perusahaan yang pailit dan 33 perusahaan yang tidak pailit dalam kurun waktu 20 tahun 1946 sampai dengan 1965. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasio rasio yang dibentuk oleh model memberikan kontribusi
Universitas Sumatera Utara
yaitu dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio tersebut adalah working capitaltotal assets
WCTA, retained earningtotal assets RETA, earning before interst and taxestotal assets
EBITTA, market value equitybook value of total debt MVEBVD, dan salestotal assets STA.
Luciana 2004 tujuan dari penelitiannya adalah untuk menguji faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi financial distress. Faktor-faktor yang diteliti
tersebut adalah rasio keuangan, rasio relatif industri, sensitivitas perusahaan terhadap variabel makro ekonomi, reputasi auditor dan underwriter. Sampel terdiri
dari 19 perusahaan dalam kondisi financial distress sebagai kondisi perusahaan yang delisted pada tahun 1999-2002 dan 41 perusahaan listed. Sampel dipilih
berdasarkan purposive sampling approach. Menggunakan analisis regresi logistic untuk menguji hipotesis yang dirumuskan. Hasil empiris menunjukkan bahwa
rasio relatif industri memiliki klasifikasi lebih tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa sensitivitas perusahaan terhadap variabel ekonomi makro dan
reputasi auditor adalah variabel yang signifikan dalam memprediksi kondisi kesulitan keuangan perusahaan.
Fachrudin 2007 melakukan studi tentang kesulitan perusahaan secara longitudinal
terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak sebelum krisis 1997 sampai setelah 2005 setelah krisis berlalu. Penelitian
tersebut memprediksi kesulitan keuangan, menguji hubungan tata kelola perusahaan dengan perusahaan sedang kesulitan keuangan, dan mengestimasi
probabilitas survive perusahaan kesulitan keuangan, serta menambahkan analisis
Universitas Sumatera Utara
kualitatif. Observasi dilakukan terhadap 30 perusahaan kesulitan keuangan dan 28 perusahaan tidak kesulitan keuangan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian yang menggunakan regresi logistik tersebut tidak dilakukan pengambilan sampel, seluruh populasi sasaran target population yang
diobservasi. Untuk prediksi digunakan uji regresi logistik prosedur stepwise. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perusahaan kesulitan keuangan yang tetap
kesulitan keuangan sampai tahun 2005 46,67, namun ada yang dapat survive sebagai perusahaan independent 53,33. Kesulitan keuangan perusahaan tidak
selalu berakhir dengan kebangkrutan. Penelitian juga menemukan bahwa model prediksi terbaik adalah model prediksi dengan rasio hutang bank dan lembaga
keuangan lainnya terhadap jumlah asset. Prediktornya adalah rasio hutang tersebut dan rasio profitabilitas berupa pendapatan bersih terhadap jumlah asset. Model ini
menghasilkan ketepatan prediksi sebesar 94,8 dan mampu menjelaskan peluang terjadinya kesulitan keuangan dengan baik.
Mishra 2013 dengan tujuan penelitiannya adalah untuk menguji hubungan antara faktor-faktor ekonomi makro dan indikator kesehatan perusahaan
dalam bentuk Z-score. Variabel makro yang diambil adalah suku bunga bank, GDP, inflasi, dan trade openness diukur sebagai rasio ekspor ditambah impor
terhadap GDP. Hubungan jangka panjang yang diidentifikasikan dengan menggunakan panel unit root test, panel cointegration analysis, dan panel long
run causality . Sampel penelitian adalah 73 perusahaan selama tahun 1990 sampai
2009. Temuan penelitian mengungkapkan adanya hubungan kausal dua arah antara kesehatan perusahaan dan GDP, kesehatan perusahaan dan suku bunga
Universitas Sumatera Utara
bank, kesehatan perusahaan dan inflasi, dan kesehatan perusahaan dan trade openness
. Efek tanda mengungkapkan tanda positif untuk semua panel untuk lambda pearson test
. Adapun penelitian lainnya juga yang mengaitkan variabel makro ekonomi dengan kondisi keuangan perusahaan yang disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1. Lolytha
Septika Saragih
2010 Analisis
Hubungan Variabel
Makro Ekonomi
dengan Risiko
Kebangkruta n Perusahaan
Perbankan di Bursa Efek
Indonesia Nilai tukar,
suku bunga, dan inflasi
dengan risiko
kebangkruta n perusahaan
Z Score Variabel makro ekonomi yang
terdiri dari nilai tukar, suku bunga, dan inflasi memiliki
hubungan yang positif dan signifikan terhadap risiko
kebangkrutan perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia
2. Firdhaus
yah 2010
Pengaruh Variabel
Makro Terhadap
Antisipasi Resiko
Kebangkruta n dengan
Analisis Altman Z-
Score
Studi Pada
Perusahaan Pertambanga
n Batu Bara PT. Bumi
Resources Tbk Periode
1999-2008 Inflasi, GDP,
tingkat suku bunga SBI,
kurs USDIDR,
dan tingkat penganggura
n terhadap antisipasi
risiko kebangkruta
n Z-Score 1 Pada tahun 1999 sampai
tahun 2000 kinerja keuangan mengalami peningkatan
sebesar 48. Pada tahun 2003 sampai tahun 2008 kinerja
keuangan mulai mengalami peningkatan yang cukup baik.
2 pertambangan batu bara pada tahun 1999 sampai tahun
2000 mengalami posisi ambang kebangkrutan.
Sedangkan pada tahun 2001 sampai tahun 2002 mengalami
kebangkrutan. Pada tahun 2003-2008 dalam keadaan
yang sehat atau tidak bangkrut. 3 Berdasarkan
hasil uji F didapat nilai Fhitung sebesar 6,771 lebih
Universitas Sumatera Utara
besar dari Ftabel sebesar 6,256 dengan probabilitas
0,044. Hasil tersebut membuktikan bahwa variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap
antisipasi resiko kebangkrutan PT. Bumi Resources Tbk. 4
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
dominan terhadap antisipasi risiko kebangkrutan yaitu
suku bunga SBI. Dengan nilai probabilitasnya 0,03 hampir
mendekati 0,05.
3. Nindia
Desiyani 2011
Analisis Pengaruh
Indikator Makro dan
Mikro Terhadap
Prediksi Kebangkruta
n Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di
BEI Tahun 2007-2009
Kurs, tingkat suku bunga,
Return On Asset
ROA, Debt to total asset
DTA, dan Free Cash
Flow FCF
terhadap financial
distress dan
non financial distress
Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel independen
kurs, tingkat suku bunga, return on asset
ROA, debt to total asset
DTA, dan free cash flow
FCF secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap financial distress
dan non financial distress
. Sedangkan hasil uji t pada kategori non distress
menunjukkan bahwa hanya variabel
return on asset ROA, debt to total asset
DTA, dan free cash flow FCF yang berpengaruh
secara parsial terhadap non financial distress
.
2.3 Kerangka Konseptual