Hasil Deskriptif Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Deskriptif Variabel Penelitian

Adapun hasil statistik deskriptif dari variabel makro ekonomi dan kesehatan perusahaan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Suku Bunga SBI 280 4.42 11.87 7.6730 1.98806 Inflasi 280 4.28 13.33 7.3160 2.84693 Nilai Tukar 280 8776.01 10459.09 9473.8950 556.19998 PDB 280 4.63 6.50 5.8010 .57640 Pengangguran 280 6.10 10.40 8.2800 1.58981 Pi 280 .0000 1.0000 .156815 .2786658 Valid N listwise 280 Sumber: Hasil Penelitian 2014 data diolah Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 diketahui nilai rata-rata suku bunga SBI sebesar 7,6730. Nilai suku bunga SBI terendah sebesar 4,42 pada tahun 2012. Sedangkan nilai suku bunga tertinggi sebesar 11,87 pada tahun 2006. Inflasi memiliki nilai rata-rata sebesar 7,3160. Nilai inflasi terendah sebesar 4,28 pada tahun 2012. Sedangkan nilai inflasi tertinggi sebesar 13,33 pada tahun 2006. Nilai tukar USDIDR memiliki nilai rata-rata sebesar 9473,8950. Nilai tukar USDIDR terendah sebesar Rp 8.776,01,- pada tahun 2011. Sedangkan nilai tukar USDIDR tertinggi sebesar Rp 10.459,09,- pada tahun 2013. Nilai PDB memiliki nilai rata-rata sebesar 5,8010. Nilai PDB terendah Universitas Sumatera Utara sebesar 4,63 pada tahun 2009. Sedangkan nilai PDB tertinggi sebesar 6,5 pada tahun 2011. Nilai Pengangguran memiliki nilai rata-rata sebesar 8,2800. Nilai pengangguran terendah sebesar 6,10 pada tahun 2013. Sedangkan nilai pengangguran tertinggi sebesar 10,40 pada tahun 2006. Probabilitas kesehatan perusahaan Pi memiliki nilai rata-rata sebesar 0,156815. Nilai probabilitas kesehatan perusahaan terendah sebesar 0,0000 yaitu: PT. Delta Djakarta Tbk DLTA pada tahun 2010-2013, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI pada tahun 2010-2013, PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN pada tahun 2005, PT. Sekar Laut Tbk SKLT pada tahun 2005, PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP pada tahun 2009-2013, PT. Kalbe Farma Tbk KLBF pada tahun 2010-2012, PT. Merck Tbk MERK sepanjang periode pengamatan tahun 2004-2013, PT. Mandom Indonesia Tbk TCID pada tahun 2004-2007, PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR sepanjang periode pengamatan tahun 2004-2013, PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI pada tahun 2007, PT. Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI pada tahun 2005. Nilai probabilitas kesehatan perusahaan terendah sebesar 0,0000 mengindikasi perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Sedangkan nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi tertinggi sebesar 1,0000 yaitu: PT. Akasha Wira International Tbk ADES pada tahun 2004-2007, PT. Davomas Abadi Tbk DAVO pada tahun 2012, PT. Sekar Laut Tbk SKLT pada tahun 2004. Nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi tertinggi sebesar 1,0000 mengindikasi perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang sangat parah. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Probabilitas Kesehatan Perusahaan Pi Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI 2004-2013 Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 ADES 1 1 1 1 0.983 0.073 0.118 0.086 0.0003 0.003 AISA 0.805 0.823 0.828 0.738 0.377 0.351 0.476 0.105 0.045 0.068 CEKA 0.521 0.731 0.013 0.348 0.247 0.022 0.375 0.012 0.113 0.069 DAVO 0.107 0.136 0.154 0.358 0.999 0.994 0.76 0.993 1 0.0001 DLTA 0.002 0.001 0.004 0.003 0.001 0.0001 INDF 0.567 0.678 0.364 0.379 0.516 0.223 0.026 0.011 0.018 0.116 MLBI 0.005 0.01 0.051 0.034 0.0009 0.0003 MYOR 0.01 0.052 0.019 0.019 0.095 0.012 0.018 0.142 0.087 0.035 PSDN 0.999 0.255 0.791 0.186 0.028 0.086 0.081 0.054 0.058 SKLT 1 0.532 0.122 0.2 0.028 0.085 0.091 0.13 0.174 STTP 0.013 0.039 0.019 0.029 0.154 0.005 0.01 0.083 0.093 0.05 ULTJ 0.121 0.096 0.073 0.078 0.0004 0.035 0.021 0.027 0.0007 0.001 GGRM 0.012 0.013 0.039 0.028 0.01 0.002 0.001 0.002 0.005 0.014 HMSP 0.003 0.002 0.0001 0.0002 0.0002 RMBA 0.083 0.027 0.059 0.146 0.204 0.499 0.181 0.295 0.95 0.999 DVLA 0.001 0.001 0.002 0.001 0.0008 0.003 0.0007 0.0005 0.0004 0.001 INAF 0.264 0.198 0.369 0.725 0.726 0.517 0.373 0.099 0.092 0.746 KAEF 0.009 0.014 0.026 0.033 0.032 0.036 0.006 0.003 0.003 0.007 KLBF 0.023 0.002 0.0003 0.0004 0.0007 0.0005 0.0002 MERK PYFA 0.007 0.012 0.017 0.038 0.033 0.016 0.01 0.018 0.034 0.101 TSPC 0.0002 0.0005 0.0007 0.001 0.001 0.001 0.0006 0.0007 0.0007 0.001 MRAT 0.005 0.005 0.004 0.004 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.026 TCID 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0003 0.0008 UNVR KDSI 0.443 0.794 0.347 0.331 0.313 0.337 0.219 0.147 0.036 0.224 KICI 0.914 0.824 0.971 0.013 0.311 0.014 0.044 0.033 0.004 LMPI 0.999 0.038 0.024 0.059 0.035 0.086 0.137 0.308 0.484 Sumber: Hasil Penelitian 2014 data diolah = menunjukkan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan Probabilitas kesehatan perusahaan Pi digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi terletak antara 1 dan 0. Ekstrim 1 menunjukkan kesulitan Universitas Sumatera Utara keuangan atau kondisi keuangan perusahaan dalam kategori tidak sehat, sedangkan ekstrim 0 menunjukkan tidak kesulitan keuangan atau kondisi keuangan perusahaan dalam kategori sehat. Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terdapat 8 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan yaitu: ADES, AISA, CEKA, INDF, PSDN, SKLT, KICI, dan LMPI. Sementara terdapat 20 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan yaitu: DAVO, DLTA, MLBI, MYOR, STTP, ULTJ, GGRM, HMSP, RMBA, DVLA, INAF, KAEF, KLBF, MERK, PYFA, TSPC, MRAT, TCID, UNVR, dan KDSI. Pada tahun 2005 terdapat 6 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan yaitu: ADES, AISA, CEKA, INDF, KDSI, dan KICI. Sementara terdapat 22 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. PSDN berhasil pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2005 karena perusahaan mampu meningkatnya laba bersih yang dimiliki perusahaan dari Rp 783.000.000,- pada tahun 2004 naik sebesar Rp 118.433.000.000,- atau sebesar 15.125,54 pada tahun 2005. SKLT berhasil pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2005 karena perusahaan mampu meningkatkan laba bersih yang dimiliki perusahaan dari rugi sebesar – Rp 42.607.000.000,- pada tahun 2004 menjadi Rp 91.549.000.000,- pada tahun 2005. Universitas Sumatera Utara Hal ini disebabkan oleh perusahaan secara signifikan mendapatkan pendapatan lain-lain sebesar Rp 100.043 miliar pada tahun 2005, sedangkan pada tahun 2004 perusahaan dapat tambahan beban lain-lain sebesar Rp 36.395 miliar. LMPI berhasil pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2005 karena perusahaan mampu meningkatkan laba bersih yang dimiliki perusahaan dari rugi sebesar – Rp 50.779.000.000,- pada tahun 2004 menjadi Rp 130.314.000.000,- pada tahun 2005. Pada tahun 2006 terdapat 4 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan yaitu: ADES, AISA, SKLT, dan KICI. Sementara terdapat 24 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. CEKA berhasil pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2006 karena perusahaan mampu meningkatkan laba bersih yang dimiliki perusahaan dari rugi sebesar – Rp 21.594.000.000,- pada tahun 2005 menjadi Rp 15.291.000.000,- pada tahun 2006. Hal ini disebabkan oleh perusahaan secara signifikan mendapatkan pendapatan lain-lain sebesar Rp 10.984 miliar pada tahun 2006, sedangkan pada tahun 2005 perusahaan dapat tambahan beban lain-lain sebesar Rp 19.659 miliar sehingga perusahaan mencatat laba bersih pada tahun 2006. INDF mampu pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2006 karena perusahaan mampu meningkatkan laba bersih yang dimiliki perusahaan sangat tajam sebesar 433 atau Rp 661.210.000.000,- pada tahun 2006 dari Rp 124.018.000.000,- pada tahun 2005. KDSI mampu pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2006 karena Universitas Sumatera Utara mampu meningkatkan laba bersih sebesar Rp 1.815.000.000,- pada tahun 2006 dari rugi sebesar – Rp 7.398.000.000,- pada tahun 2005. SKLT kembali mengalami kesulitan keuangan pada tahun 2006 karena perusahaan mengalami penurunan laba bersih menjadi Rp 4.637.000.000,- dari Rp 91.549.000.000,- pada tahun 2005. Pada tahun 2007 terdapat 4 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan yaitu: ADES, AISA, PSDN, dan INAF. Sementara terdapat 24 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. PSDN kembali mengalami kesulitan keuangan pada tahun 2007 karena perusahaan mengalami rugi bersih sebesar – Rp 8.646.000.000,-. INAF mengalami kesulitan keuangan pada tahun 2007 karena terjadi peningkatan yang tajam pada total hutang perusahaan dari Rp 406.451.000.000,- pada tahun 2006 menjadi Rp 717.874.000.000,- pada tahun 2007. KICI mampu pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2007 karena perusahaan mampu meningkatkan laba bersih perusahaan dari rugi bersih pada tahun 2006 sebesar – Rp 14.819.000.000,- menjadi Rp 15.742.000.000,- pada tahun 2007. Pada tahun 2008 terdapat 4 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan yaitu: ADES, DAVO, INDF, dan INAF. Sementara terdapat 24 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai Universitas Sumatera Utara probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. AISA mampu pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2008 karena perusahaan mampu meningkatkan laba bersih dari sebesar Rp 15.760.000.000,- pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp 28.686.000.000,- pada tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh secara signifikan perusahaan mampu melakukan efisiensi pada beban pokok penjualan dimana pada tahun 2007 dengan penjualan bersih Rp 499.870 miliar mempunyai beban pokok penjualan sebesar Rp 411.780 miliar, sedangkan pada tahun 2008 dengan penjualan bersih Rp 489.172 miliar mempunyai beban pokok penjualan sebesar Rp 336.280 miliar. DAVO mengalami kesulitan keuangan pada tahun 2008 karena perusahaan mengalami rugi bersih yang sangat besar sebesar – Rp 510.652.000.000,- pada tahun 2008. Besarnya beban lain-lain yang ditanggung perusahaan sebesar Rp 577.295 miliar pada tahun 2008 dari Rp 240.487 miliar pada tahun 2007. Dimana laba kotor yang dihasilkan hanya sebesar Rp 135.112 miliar pada tahun 2008 turun dari Rp 558.728 miliar pada tahun 2007. PSDN kembali pulih dari kesulitan keuangan pada tahun 2008 karena perusahaan mampu kembali meningkatkan laba bersih sebesar Rp 9.448.000.000,- pada tahun 2008 dari rugi bersih – Rp 8.646.000.000,- pada tahun 2007. Pada tahun 2009 terdapat 2 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan yaitu: DAVO dan INAF. Sementara terdapat 26 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. Universitas Sumatera Utara ADES mampu pulih dari kesulitan keuangan yang dialami perusahaan dari tahun 2004 sampai dengan 2008 pada periode pengamatan penelitian ini. ADES mampu meningkatkan laba bersih sebesar Rp 16.321.000.000,- pada tahun 2009 setelah mengalami kerugian dari tahun 2004 sampai dengan 2008. Pada tahun 2008 ADES mengalami rugi bersih sebesar – Rp 15.208.000.000,-. Hal ini disebabkan secara signifikan perusahaan mampu melakukan efisiensi pada total beban usaha dimana pada tahun 2008 sebesar Rp 74.346 miliar menjadi Rp 43.744 miliar pada tahun 2009. Di samping itu, laba rugi selisih kurs bersih perusahaan pada tahun 2009 mengalami keuntungan sebesar Rp 10.576 miliar dari rugi bersih sebesar Rp 14.337 pada tahun 2008. Pada tahun 2010, 28 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. INAF mampu pulih dari kesulitan keuangan karena perusahaan mampu meningkatkan laba bersih dari sebesar Rp 2.126.000.000,- pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp 12.546.667.360,- pada tahun 2010. Pada tahun 2011 terdapat 1 perusahaan sektor barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan yaitu: DAVO. Sementara terdapat 27 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. Pada tahun 2012 terdapat 2 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau Universitas Sumatera Utara mengalami kesulitan keuangan yaitu: DAVO dan RMBA. Sementara terdapat 26 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. RMBA mengalami kesulitan keuangan pada tahun 2012 karena perusahaan mengalami rugi bersih sebesar – Rp 323.351.000.000,- pada tahun 2012. Hal tersebut disebabkan dari perusahaan tidak mampu menekan beban pokok penjualan dari Rp 7.756.010.000.000,- dengan penjualan bersih sebesar Rp 10.070.175.000.000,- pada tahun 2011 naik menjadi Rp 8.180.101.000.000,- dengan penjualan bersih yang menurun sebesar Rp 9.850.010.000.000,- sehingga perusahaan mencatat rugi bersih pada tahun 2012. Pada tahun 2013 terdapat 2 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan yaitu: RMBA dan INAF. Sementara terdapat 26 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan perusahaan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. DAVO mampu pulih dari kesulitan keuangan karena perusahaan mampu meningkatkan laba bersih sebesar Rp 304.665.948.569,- pada tahun 2013 dari mengalami rugi bersih sebesar – Rp 2.695.748.296.504,- pada tahun 2012. Disamping itu, terjadi penurunan total hutang perusahaan yang sangat tajam dari sebesar Rp 4.636.607.760.111,- pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 165.167.946.499,- pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh perusahaan melaksanakan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 17PKPU2012PN.NiagaJKT.PST tanggal 7 Juni 2012, dimana perusahaan Universitas Sumatera Utara mentaati isi perdamaian dengan para kreditornya dalam putusan tersebut diantaranya sebagai berikut: 1. Seluruh hutang pokok dikonversikan menjadi saham Perseroan selambat- lambatnya 10 tahun sejak disahkannya Proposal Perdamaian. 2. Harga konvensi per saham Rp 50,- lima puluh Rupiah. 3. Kurs konvensi yang digunakan adalah US 1,00 satu dollar Amerika Serikat sama dengan Rp 9.200,- Sembilan ribu dua ratus rupiah. 4. Seluruh hutang pokok sebelum dikonversikan menjadi saham tidak dikenakkan bunga dan denda. 5. Seluruh hutang sebelum dikonversikan menjadi saham adalah hutang tanpa jaminan atau clean basis. Jumlah bunga tertunggak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dihapuskan. INAF kembali mengalami kesulitan keuangan pada tahun 2013 karena perusahaan mengalami rugi bersih sebesar –Rp 54.222.595.302,- pada tahun 2013 dari laba bersih pada tahun 2012 sebesar Rp 42.385.114.981,-. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan tidak mampu menekan beban usaha, dimana pada tahun 2013 sebesar Rp 369.872 miliar naik dari Rp 284.585 miliar pada tahun 2012 dengan laba kotor hanya sebesar Rp 337.567 miliar pada tahun 2013. Dari sepanjang periode pengamatan tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 terdapat 16 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan keuangan Pi menunjukkan ekstrim 0 atau tidak mengalami kesulitan keuangan. Artinya, 57,14 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI dalam kategori sehat sepanjang periode pengamatan tahun 2004 sampai dengan Universitas Sumatera Utara tahun 2013. Sementara terdapat 12 perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI nilai probabilitas kesehatan keuangan Pi pernah menunjukkan ekstrim 1 atau mengalami kesulitan keuangan selama periode pengamatan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 namun masih tetap menjalankan kegiatan operasinya meskipun mengalami kesulitan keuangan kategori parah. Hasil tersebut konsisten dan sesuai dengan penelitian Fachrudin 2007 yang menunjukkan bahwa ada perusahaan kesulitan keuangan yang tetap kesulitan keuangan, namun ada yang dapat survive. Kesulitan keuangan perusahaan tidak selalu berakhir dengan kebangkrutan. Serta penelitian Saragih 2010 yang menunjukkan bahwa meskipun nilai prediksi kebangkrutan dengan Altman Z- score termasuk dalam kategori berisiko bangkrut, pada kenyataannya perusahaan perbankan masih tetap menjalankan kegiatan usahannya.

4.2 Hasil Korelasi Multivariate dengan Menggunakan Koefisien Korelasi Pearson