22 Lebih rinci lagi peneliti menyajikan langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menetapkan masalah yang dikaji
b. Menghimpun data-data yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
c. Memahami korelasi satu data dengan data lainnya
d. Menyusun data-data tersebut secara runtut, runut dan beraturan mulai dari
pandangan umum hingga kepada pandangan khusus e.
Melengkapi data-data yang dianggap perlu sehingga pembahasan semakin jelas dan sempurna.
E. Kajian Terdahulu
Buya Hamka dikenal sebagai tokoh yang memiliki kemampuan penguasaan berbagai bidang ilmu pengetahuan serta kemampuannya dalam menuliskan gaya
penulisan yang khas membuat karya-karyanya mendapat sambutan hangat luas dari berbagai kalangan masyarakat.
63
Tidak ayal lagi, jika banyak peneliti yang menggali lebih dalam butir-butir pemikiran Buya Hamka. Adapun yang menjadi kajian terdahulu dalam penelitian ini
sebagai berikut: 1.
Abdul Roni, NIM 20091010001 “Pemikiran Pendidikan Hamka dalam Tafsir al-
Azhar” Tesis, Program Pascasarjana Studi Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011.
2. Muhammad Khusni, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Roman
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2010. 3.
Ade Aisyah, “Konsep Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut Pemikiran Hamka” Tesis, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Jati, 2008.
63
Menurut Rusydi Hamka, ketokohan Buya Hamka tidak terlepas dari keaktifan beliau meniti karier di dunia perswartawan sehingga dapat menyandang sebagai tokoh nasional. Hal yang sama juga
diberikan kepada tokoh Islam yang diakui sebagai tokoh nasional lainnya, seperti Tjokrominoto, H. Agus Salim, Muhammad Natsir, Zainal Abidin Ahmad dan lain sebagainya. Lebih jelasnya lihat,
Rusyd i Hamka, “Pers Islam Asset Kita” dalam Panji Masyarakat, No. 403 1-10 Januari 1990, h. 30.
23 4.
Nurhayati, “Pemikiran Hamka Tahun 1908-1981 Tentang Pendidikan Islam: Sebuah Telaah Filosofis Tentang Kependidikan Islam” Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,.
5. Ahmad Taufik Nasution, NIM 505830044 Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon “Studi Kompratif Konsep Dasar Metodologi Pendidikan Islam dalam
Pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Nasional” Tesis, Program Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri Syekh Nurjati Cirebon, 2010.
6. Azmi Ali, “Corak Pemikiran Filsafat Moral Hamka” Tesis, Program
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Alauddin Ujung Pandang, 2004. 7.
Nurfaizal, “Pemikiran Hamka Tentang Hukum Islam” Tesis, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniri Banda Aceh, 1994.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana tersebut, penulis melihat belum ada yang mengkaji nilai-nilai pendidikan Islam dalam
otobiografi Buya Hamka. Secara keseluruhan apa yang mereka sajikan lebih mengarah kepada pendekatan metode dan analisis data buku. Terlebih lagi kepada
Tafsîr al-Azhar dan hukum beserta pemikiran pendidikan Buya Hamka. Hal ini
menunjukkan belum terkuaknya rahasia nilai-nilai pendidikan Islam yang ada dalam diri seorang Buya Hamka. Padahal kita mengetahui bahwa otobiografi itu sangat
penting dalam dunia pendidikan Islam. Sebagaimana yang terdapat dalam kajian sanad hadis bahwa ke- â
ḥiḥ, ḥasan ataupun âifnya sebuah matan hadis tergantung pada periwayat yang meriwatkan hadis tersebut. Kiranya untuk kajian pendidikan, hal
demikian tetap berlaku. Karena nilai-nilai pendidikan Islam dan kepribadian seseorang baik itu guru, kepala keluarga, dosen dan apa saja yang dilihat oleh peserta
didik sangat berdampak besar pengaruhnya bagi kepribadian peserta didik tersebut.
24
F. Tujuan Penelitian