Hakekat Sikap Sosial Sikap Sosial

32 berupa 1 Manusia, misalnya Tokoh masyarakat, pemuka agama, pahlawan bangsa, aparat pemerintahan. 2 non-manusia, misalnya menggunakan tokoh-tokoh fiksi dalam dongeng seperti kancil Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012 : 43-44. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas bahwa pembentukan dan perubahan sikap sosial dipengaruhi oleh berbagai rangsangan yang didapat dalam lingkungan sosial seperti keluarga, sekolah, agama, norma dan adat istiadat yang saling berinteraksi. Secara umum proses pembentukan sikap terbagi menjadi dua proses yakni pola pembiasaan dan modelling. Melalui kedua proses tersebut diharapkan siswa mengalami perubahan sikap ke arah yang lebih baik lagi.

6. Perkembangan Sikap Sosial Anak

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial Hurlock, 2000: 250. Untuk menjadi orang yang bermasyarakat, memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain tapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. Ketiga proses tersebut adalah: a. Belajar Berprilaku yang dapat diterima secara sosial. Ini berarti setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bermasyarakat tidak hanya harus mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi 33 mereka juga harus menyesuaikan prilaku dengan patokan yang dapat diterima. b. Memainkan peran sosial yang dapat diterima. Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. c. Perkembangan sikap sosial. Untuk bermasyarakatbergaul dengan baik anak-anak harus menyukai orang dan aktivitas sosial. Jika mereka dapat melakukannya, mereka akan berhasil dalam penyesuaian sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan diri. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial juga dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi Syamsu Yusuf, 2007: 122. Lusi Nuryanti 2008: 43-44 mengatakan bahwa pada aspek sosial terjadi perubahan yang dialami oleh anak, yaitu: a. Anak semakin mandiri dan mulai menjauh dari orang tua dan keluarga. b. Anak lebih menekankan pada kebutuhan untuk berteman dan membentuk kelompok dengan sebaya. c. Anak memiliki kebutuhan yang besar untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya. 34 Erikson dalam Lusi Nuryanti, 2008: 44 tentang perkembangan psiko-sosial, masa kanak-kanak berada pada tahap 4 yaitu industry vs inferiority. Kejadian yang paling penting pada tahap ini adalah ketika mereka mulai masuk sekolah yang membuat mereka berhadapan dengan banyak hal baru yang harus dipelajari. Pengalaman berhasil akan membuat anak menumbuhkan perasaan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki. Sebaliknya, kegagalan akan menghasilkan perasaan bahwa dirinya tidak mampu melakukan apapun. Hera Lestari, dkk 2009: 112 terdapat tiga hal upaya dalam mengembangkan siswa sebagai anggota masyarakat, yakni: a. Memperkuat kesadaran untuk hidup bersama dengan orang lain. b. Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial. c. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah memiliki tugas untuk memperhatikan dan mengembangkan sikap sosial pada siswa. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan penghasil individu yang akan kembali ke masyarakat dengan kemampuan dan pengetahuan. Dalam kehidupan bermasyarakat, kelak siswa akan dituntut memiliki kehidupan bersosialisasi dengan baik untuk bisa berdampingan dengan yang lain. Jadi, seorang anak harus memiliki sikap sosial yang baik.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Penelitian di Kelas XI SMA PGRI 109 Tangerang

2 10 112

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMATANGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR.

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

1 2 20

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

0 0 16

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN RASA INGIN TAHU DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD BAGI SISWA KELAS V SE-GUGUS SENDANGADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA.

5 14 236

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS IV KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN.

0 1 143

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/ 2015.

0 0 128

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD SE-GUGUS WONOKERTO TURI SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

1 1 109

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS 2 KECAMATAN PENGASIH.

0 1 178

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode074

0 0 3