Pembentukan dan Perubahan Sikap Sosial

34 Erikson dalam Lusi Nuryanti, 2008: 44 tentang perkembangan psiko-sosial, masa kanak-kanak berada pada tahap 4 yaitu industry vs inferiority. Kejadian yang paling penting pada tahap ini adalah ketika mereka mulai masuk sekolah yang membuat mereka berhadapan dengan banyak hal baru yang harus dipelajari. Pengalaman berhasil akan membuat anak menumbuhkan perasaan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki. Sebaliknya, kegagalan akan menghasilkan perasaan bahwa dirinya tidak mampu melakukan apapun. Hera Lestari, dkk 2009: 112 terdapat tiga hal upaya dalam mengembangkan siswa sebagai anggota masyarakat, yakni: a. Memperkuat kesadaran untuk hidup bersama dengan orang lain. b. Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial. c. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah memiliki tugas untuk memperhatikan dan mengembangkan sikap sosial pada siswa. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan penghasil individu yang akan kembali ke masyarakat dengan kemampuan dan pengetahuan. Dalam kehidupan bermasyarakat, kelak siswa akan dituntut memiliki kehidupan bersosialisasi dengan baik untuk bisa berdampingan dengan yang lain. Jadi, seorang anak harus memiliki sikap sosial yang baik. 35

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Muhibbin Syah 2010: 68 mengungkapkan bahwa belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya Dalyono, 2009: 49. Slameto 2003: 2 menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Prestasi Belajar

Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar dikelas. Dari sebuah penilaian tersebut siswa diharapkan mengalami perubahan kemampuan lebih baik. Perubahan 36 tersebut dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang menjadi tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran. Muhibbin Syah 2010: 148 menyatakan bahwa pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Jadi, diharapkan dalam pengungkapan prestasi belajar tidak hanya memperhatikan ranah psikologis tertentu namun semua ranah psikologis. Ranah psikologis tersebut diantaranya adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia 2005: 787 mengartikan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan atau dikerjakan, dan sebagainya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai berupa angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar menurut Tulus Tu’u 2004: 27 dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan tugas pembelajaran di sekolah. b. Prestasi belajar adalah pencapaian nilai mata pelajaran berdasarkan kemampuan peserta didik dalam aspek pengetahuan, ingatan, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. c. Prestasi belajar adalah nilai yang dicapai oleh peserta didik melalui ulangan atau ujian yang diberikan guru.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Penelitian di Kelas XI SMA PGRI 109 Tangerang

2 10 112

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMATANGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR.

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

1 2 20

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

0 0 16

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN RASA INGIN TAHU DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD BAGI SISWA KELAS V SE-GUGUS SENDANGADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA.

5 14 236

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS IV KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN.

0 1 143

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/ 2015.

0 0 128

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD SE-GUGUS WONOKERTO TURI SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

1 1 109

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS 2 KECAMATAN PENGASIH.

0 1 178

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode074

0 0 3