130 melakukan penilaian pada ranah psikomotorik karena keterbatasan instrumen,
keterbatasan aspek pengetahuan dan keterbatasan waktu yang dimiliki guru. Pelaksanaan penilaian kompetensi psikomotorik bisa dilaksanakan
ketika siswa melakukan praktikum, maka lembar observasi dapat digunakan secara efektif bersamaan dengan penilaian kinerja siswa. Penilaian dengan
menggunakan instrumen non tes yang dirancang sedemikian rupa dan disesuaikan dengan waktu mengajar yang tepat diduga dapat meningkatkan
serta memudahkan guru dalam menilai kompetensi psikomotorik siswa secara efektif dalam pembelajaran di kelas.
Penggunaan instrumen penilaian kompetensi psikomotorik yang dilengkapi dengan panduan yang memuat instrumen non tes berupa lembar
observasi, lembar penilaian diri, dan penilaian teman sebaya dapat dimanfaatkan guru dalam melakukan penilaian kompetensi psikomotorik
yang lebih obyektif dan komprehensif sehingga menghasilkan penilaian yang lebih bermakna. Sejalan dengan uraian di atas judul penelitian ini adalah
pengembangan instrumen non tes berbasis scientific approach untuk pemetaan hasil belajar fisika siswa SMA pada kompetensi psikomotorik yang
efektif digunakan guru dalam menilai kompetensi psikomotorik siswa.
B. Identifikasi Masalah
131 Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi beberapa masalah
antara lain: 1.
Pembelajaran fisika berupa metode ceramah, diskusi dan tanya jawab yang berlangsung di dalam kelas, sehingga siswa tidak terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran. 2.
Penggunaan panca indera siswa terbatas sehingga kemampuan psikomotorik siswa menjadi tidak optimal.
3. Belum maksimalnya penilaian hasil belajar fisika siswa SMA pada
kompetensi psikomotorik. 4.
Saat ini penilaian kompetensi psikomotorik jarang menggunakan instrumen, karena kurang efektifnya penggunaan instrumen penilaian
kompetensi psikomotorik yang ada. 5.
Tidak adanya panduan penggunaan instrumen penilaian kompetensi psikomotorik menyebabkan guru kurang memahami cara pemakaian
instrumen. 6.
Keterbatasan instrumen penilaian kompetensi psikomotorik, keterbatasan pengetahuan, dan waktu menjadi faktor utama guru tidak menggunakan
instrumen pada saat menilai kompetensi psikomotorik siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, banyak masalah yang di hadapi oleh guru pada saat
melakukan penilaian terhadap siswa pada kompetensi psikomotorik. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan masalah supaya proses penelitian dapat
132 berjalan sesuai rencana. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini
adalah: 1.
Belum maksimalnya penilaian hasil belajar fisika siswa SMA pada kompetensi psikomotorik.
2. Saat ini penilaian kompetensi psikomotorik jarang menggunakan
instrumen, karena kurang efektifnya penggunaan instrumen penilaian kompetensi psikomotorik yang ada.
3. Tidak adanya panduan penggunaan instrumen penilaian kompetensi
psikomotorik menyebabkan guru kurang memahami cara pemakaian instrumen.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:
1. Apakah produk instrumen non tes berbasis scientific approach untuk
pemetaan hasil belajar fisika siswa SMA pada materi impuls dan momentum untuk penilaian kompetensi psikomotorik memenuhi kriteria
layak? 2.
Apakah pemetaan hasil belajar fisika siswa SMA pada kompetensi psikomotorik dengan menggunakan instrumen non tes berbasis scientific
approach yang telah dikembangkan bermakna dalam pembelajaran fisika? 3.
Apakah instrumen non tes berbasis scientific approach untuk pemetaan hasil belajar fisika siswa SMA pada kompetensi psikomotorik efektif
digunakan guru dalam menilai kompetensi psikomotorik siswa?
133
E. Tujuan Penelitian