Analisa data Landasan etik penelitian Lama penelitian Personal penelitian Biaya penelitian Alur penelitian Hubungan antara faktor resiko retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

3. Pengukuran TIO, bila 21 mmHg mata diberi tetes midriatyl 1 untuk melebarkan pupil. 4. Pemeriksaan oftalmoskopi direk 5. Penilaian dan interpretasi kelainan retina pada penderita hipertensi dicatat sebagai data penelitian untuk dijadikan sebagai hasil penelitian 6. Data akan disimpan dan dikomputerisasi dengan menggunakan SPSS

3.7 Analisa data

Analisa data dilakukan secara deskripsi dan disajikan dalam bentuk tabulasi data. Analisis statistik dilakukan dengan uji chi square menggunakan program SPSS

3.8 Landasan etik penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengindahkan etika kedokteran yang berlaku sesuai deklarasi Helsinki. Selanjutnya penelitian mendapat izin dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan terlebih terlebih dahulu disetujui oleh rapat bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dan komisi Etik Penelitian Kesehatan KEPK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

3.9 Lama penelitian

Dilakukan penelitian pada bulan juni 2014 - agustus 2014 Bulanminggu Maret April Mei Juni Agustus Oktober Usulan proposal Penelitian Penelitian Penyusunan Laporan Presentasi

3.10 Personal penelitian

Peneliti : dr. M Agung Eka Putra

3.11 Biaya penelitian

Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti Universitas Sumatera Utara

3.12 Alur penelitian

Pasien dengan diagnosa Hipertensi Esensial Kriteria inklusi subjek penelitian Hubungan Faktor Resiko Kriteria Eksklusi Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 karakteristik umum subjek penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode juni 2014 sampai dengan agustus 2014. Subjek penelitian yang diambil sebagai sampel penelitian diseleksi di poliklinik Ilmu Penyakit Dalam dan poliklinik Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Subjek penelitian yang ditampilkan dalam penelitian merupakan data dari 35 70 mata sampel penelitian. Berdasarkan subjek penelitian diperoleh data yang ditampilkan dalam bentuk tabulasi.

4.1.1 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tajam penglihatan

Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tajam penglihatan Visus Visus ODN OD OSN OS 55 – 516 525 – 550 560 – 360 360 – 160 160 – LP NLP 27 6 1 - 1 - 77.14 17.14 2.86 - 2.86 - 27 6 - 1 1 - 77.14 17.14 - 2.86 2.86 - Total 35 100.0 100.0 35 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa subjek penelitian terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan tajam penglihatan Visus antara 55–516 sebanyak 27 77.14 subjek penelitian. 4.1.2 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia Usia Tahun N 40 - 60 22 62.9 61 - 80 13 37.1 Total 35 100.0 Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan usia 40 - 60 tahun sebanyak 22 62.9 , diikuti oleh subjek penelitian 61 - 80 tahun sebanyak 13 37.1. Dari 35 subjek penelitian yang diteliti didapatkan usia termuda adalah 42 tahun dan tertua 79 tahun. Berdasarkan kumpulan data dari berbagai jenis penelitian, prevalensi tanda retinopati hipertensi pada orang dewasa dijumpai pada usia 40 tahun. Wong dan Mcintosh, 2005 Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin N Wanita 26 74.3 Pria 9 25.7 Total 35 100.0 Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan jenis kelamin wanita sebanyak 2674.3 , diikuti oleh subjek penelitian jenis kelamin pria sebanyak 9 25.7. Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan riwayat keluarga dengan hipertensi

Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan riwayat keluarga dengan hipertensi Riwayat keluarga hipertensi N Ya 26 74.3 Tidak 9 25.7 Total 35 100.0 Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan riwayat keluarga dengan hipertensi sebanyak 26 74.3 , diikuti oleh subjek penelitian dengan riwayat keluarga tidak menderita hipertensi sebanyak 9 25.7. Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok

Tabel 4.5 Distribusi subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok Kebiasaan merokok N Ya 8 22.9 Tidak 27 77.1 Total 35 100.0 Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan riwayat tidak merokok sebanyak 27 77.1 , diikuti oleh subjek penelitian dengan riwayat merokok sebanyak 8 22.9. 4.1.6 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan indeks masa tubuh Tabel 4.6 Distribusi subjek penelitian berdasarkan indeks masa tubuh Indeks masa tubuh kgm 2 N 25 7 20.0 ≥ 25 28 80.0 Total 35 100.0 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial dengan indeks masa tubuh ≥ 25 kgm 2 sebanyak 28 80.0 , diikuti oleh subjek penelitian dengan indeks masa tubuh 25 kgm 2 sebanyak 7 20.0. 4.1.7 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII Tabel 4.7 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII Derajat hipertensi {sistolik diastolik mmHg} N Hipertensi derajat I 140-159 90 – 99 mmHg 14 40.0 Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥100 mmHg 21 60.0 Total 35 100.0 Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang terbanyak terjadi retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial berdasarkan derajat hipertensi JNC VII adalah derajat II sebanyak 21 60.0 , diikuti oleh subjek penelitian dengan derajat hipertensi JNC VII derajat I sebanyak 14 40.0. Derajat hipertensi JNC VII ditetapkan berdasarkan pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolik. Universitas Sumatera Utara

4.2 Hubungan antara faktor resiko retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial

4.2.1 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.8 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Usia Tahun Stadium retinopati hipertensi mata kanan Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n 40 -60 9 47.4 8 72.7 5 100.0 22 62.9 0.068 61 –80 10 52.6 3 27.3 0 0.0 13 37.1 Total 19100.0 11100.0 5100.0 35100.0 Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kanan sebanyak 10 52.6 sampel penelitian antara usia 61-80 tahun. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa gagal mencapai nilai bermakna antara faktor resiko usia dengan derajat retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.068 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.2 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.9 Hubungan antara faktor resiko usia dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Usia Tahun Stadium retinopati hipertensi mata kiri Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n 40 - 60 8 44.4 10 76.9 4 100.0 22 62.9 0.048 61 - 80 10 55.6 3 23.1 0 0.0 13 37.1 Total 18 100.0 13 100.0 4 100.0 35100.0 Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium 1 mata kiri sebanyak 10 55.6 sampel penelitian antara usia 61-80 tahun dan stadium II sebanyak 10 76.9 sampel penelitian antara usia 40-60 tahun. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi- Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko usia dengan derajat retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.048 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.10 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Jenis kelamin Stadium retinopati hipertensi mata kanan Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n Wanita 17 89.5 6 54.5 3 60.0 26 74.3 0.079 Pria 2 10.5 5 45.5 2 40.0 9 25.7 Total 19100.0 11100.0 5100.0 35100.0 Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kanan sebanyak 17 89.5 sampel penelitian dengan jenis kelamin wanita. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko jenis kelamin dengan derajat retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.079 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.4 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.11 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Jenis kelamin Stadium retinopati hipertensi mata kiri Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n Wanita 1794.4 861.5 125.0 2674.3 0.007 Pria 15.6 538.5 375.0 925.7 Total 18100.0 13100.0 4100.0 35100.0 Pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kiri sebanyak 17 94.4 sampel penelitian dengan jenis kelamin wanita. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko jenis kelamin dengan derajat retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.007 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.5 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.12 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Riwayat Keluarga Hipertensi Stadium retinopati hipertensi mata kanan Jumlah n P Value Stadium I n Stadium II n Stadium III n Ya 1263.2 1090.9 4 80.0 26 74.3 0.234 Tidak 736.8 19.1 1 20.0 9 25.7 Total 19100.0 11100.0 5 100.0 35 100.0 Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kanan sebanyak 12 63.2 sampel penelitian dengan riwayat keluarga hipertensi. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor riwayat keluarga dengan derajat retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.234 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.6 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.13 Hubungan antara faktor resiko riwayat keluarga dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Riwayat keluarga hipertensi Stadium retinopati hipertensi mata kiri Jumlah n P value Stadium I Stadium II Stadium III n n n Ya 11 61.1 12 92.3 3 75.0 26 74.3 0.146 Tidak 7 38.9 1 7.7 1 25.0 9 25.7 Total 18100.0 13100.0 4100.0 35100.0 Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium II mata kiri sebanyak 12 92.3 sampel penelitian dengan riwayat keluarga hipertensi. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor riwayat keluarga dengan derajat retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.146 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.7 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.14 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Kebiasaan merokok Stadium retinopati hipertensi mata kanan Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n Ya 1 5.3 5 45.5 2 40.0 8 22.9 0.025 Tidak 18 94.7 6 54.5 3 60.0 27 77.1 Total 19100.0 11 100.0 5100.0 35100.0 Pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kanan sebanyak 18 94.7 sampel penelitian dengan kebiasaan tidak merokok. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan derajat retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.025 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.8 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.15 Hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Kebiasaan merokok Stadium retinopati hipertensi mata kiri Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n Ya 1 5.6 5 38.5 2 50.0 8 22.9 0.038 Tidak 17 94.4 8 61.5 2 50.0 27 77.1 Total 18100.0 13100.0 4100.0 35100.0 Pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kiri sebanyak 17 94.4 sampel penelitian dengan kebiasaan tidak merokok. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan derajat retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.038 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.9 Hubungan antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.16 Hubungan antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Indeks masa tubuhkgm 2 Stadium retinopati hipertensi mata kanan Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n 25 4 21.1 2 18.2 1 20.0 7 20.0 0.982 ≥ 25 15 78.9 9 81.8 4 80.0 28 80.0 Total 19100.0 11100.0 5100.0 35100.0 Pada tabel 4.16 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kanan sebanyak 15 78.9 sampel penelitian dengan indeks masa tubuh ≥ 25. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan derajat retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.982 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.10 Hubungan antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.17 Hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Indeks masa tubuhkgm 2 Stadium retinopati hipertensi mata kiri Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n 25 4 22.2 215.4 125.0 720.0 0.865 ≥ 25 14 77.8 1184.6 375.0 2880.0 Total 18100.0 13100.0 4100.0 35100.0 Pada tabel 4.17 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kiri sebanyak 14 77.8 sampel penelitian dengan indeks masa tubuh ≥ 25. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko indeks masa tubuh dengan derajat retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.865 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.11 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.18 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII dengan retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial Derajat Hipertensi Stadium retinopati hipertensi mata kanan Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n Derajat I 12 63.2 2 18.2 1 20.0 15 42.9 0.030 Derajat II 7 36.8 9 81.8 4 80.0 20 57.1 Total 19100.0 11100.0 5100.0 35100.0 Pada tabel 4.18 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kanan sebanyak 12 63.2 sampel penelitian dengan hipertensi derajat I. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII dengan derajat retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.030 P 0.05 Universitas Sumatera Utara 4.2.12 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Tabel 4.19 Hubungan antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII dengan retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial Derajat Hipertensi Stadium retinopati hipertensi mata kiri Jumlah n P Value Stadium I Stadium II Stadium III n n n Derajat I 11 61.1 3 23.1 1 25.0 15 42.9 0.080 Derajat II 7 38.9 10 76.9 3 75.0 20 57.1 Total 18100.0 13100.0 4100.0 35100 Pada tabel 4.19 dapat diketahui bahwa yang terbanyak dijumpai adalah retinopati hipertensi stadium I mata kiri sebanyak 11 61.1 sampel penelitian dengan hipertensi derajat I. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII dengan derajat retinopati hipertensi mata kiri pada penderita hipertensi esensial dengan P= 0.080 P 0.05 Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

Retinopati hipertensi merupakan salah satu komplikasi kerusakan organ retina akibat hipertensi. Telah dilakukan penelitian terhadap 35 70 mata subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dengan rancangan potong lintang. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial. Pada penelitian ini beberapa faktor resiko tersebut adalah usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, indeks masa tubuh, tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII. Pada penelitian ini didapatkan bahwa retinopati hipertensi banyak didapati pada usia 40 - 60 tahun 62.9, dengan rata-rata usia dari 35 subjek penelitian adalah 60,5 tahun dengan usia termuda adalah 42 tahun dan usia tertua 79 tahun. Dari tabel 4.7 dan 4.8 penelitian ini didapatkan hasil bervariasi antara mata kanan dan kiri yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan uji chi-square P = 0,068 antara usia dengan terjadinya retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial. Sedangkan pada mata kiri, dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan P = 0,048. Berdasarkan penelitian Wong TY Universitas Sumatera Utara 2004 melaporkan bahwa retinopati hipertensi lebih banyak dijumpai pada pasien usia pertengahan dan usia lebih tua. Setyowati 2002 dalam The Beaver Dam Eye Study Population melaporkan bahwa di dapati penderita yang lebih muda 43-74 tahun dengan retinopati hipertensi dan hal tersebut diatas dihubungkan dengan banyaknya angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan penelitian Setyowati 2002 di RSUP Dr. Kariadi Semarang, menjelaskan bahwa retinopati hipertensi dipengaruhi oleh usia dimana ditemukan usia terbanyak penderita retinopati hipertensi adalah 41- 50 tahun 30.4. Berdasarkan penelitian Setyowati 2002 dalam wong TY et al, adanya penyempitan diameter arteriol retina atau A-V rasio arteriol retina yang rendah, lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin pria, usia tua, perokok, peminum alkohol, indeks masa tubuh yang tinggi, hipertensi, hiperglikemia, kolesterol total tinggi, HDL kolesterol yang rendah dan dihubungkan juga dengan peningkatan angka kematian. Berdasarkan penelitian Yu T 1998 bertambahnya usia terutama pada wanita memiliki resiko retinopati hipertensi satu kali lebih banyak pada laki- laki. Menurut Framingham eye study pada usia 52-85 tahun prevalensi retinopati hipertensi 0,8, tidak termasuk pasien dengan diabetes. Berdasarkan data dari The Beaver Dam Eye Study dan ARIC study prevalensi retinopati hipertensi mempunyai hubungan dengan usia dan ini juga sesuai dengan data penelitian dari The Blue Mountain Study Neto, 2009 Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini didapatkan bahwa retinopati hipertensi banyak didapati pada jenis kelamin wanita. Pada tabel 4.9 dan 4.10 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dengan uji chi-square P = 0,079 antara jenis kelamin dengan derajat retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial. Sedangkan pada mata kiri, dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan P = 0,007. Berdasarkan penelitian Wong TY 2004 melaporkan bahwa pasien dengan retinopati hipertensi lebih banyak ditemukan pada laki-laki, sedangkan The Atherosclerosis Risk in Communities Study melaporkan bahwa terjadinya retinopati hipertensi yang dihubungkan dengan penyakit jantung koroner didapati lebih banyak pada wanita. Berdasarkan penelitian Chatterjee S 2002 melaporkan prevalensi retinopati hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita daripada laki-laki. Pada penelitian ini retinopati hipertensi lebih banyak dijumpai pada subjek penelitian dengan riwayat keluarga dengan hipertensi sebanyak 26 74,3 subjek. Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12, menunjukkan bahwa riwayat keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan uji chi-square P = 0,234, sedangkan retinopati hipertensi mata kiri juga tidak memiliki hasil yang signifikan P = 0,146. Berdasarkan penelitian Besharati 2006 riwayat keluarga dengan hipertensi Universitas Sumatera Utara merupakan faktor resiko terjadinya retinopati, diagnosa dan pengobatan awal dapat mencegah komplikasi dari hipertensi esensial. Pada penelitian ini retinopati hipertensi pada subjek penelitian yang merokok sebanyak 8 22.9 subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki, ini disebabkan total jumlah sampel yang dijumpai saat penelitian lebih banyak wanita dan tidak merokok . berdasarkan tabel 4.13 dan 4.14, Hasil penelitian menunjukkan bahwa merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan uji chi-square P = 0,025, sedangkan retinopati hipertensi mata kiri juga memiliki hasil yang signifikan P = 0,038. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian wong TY 2003 yang menemukan bahwa penderita yang ditemukan retinopati hipertensi lebih banyak terjadi pada yang merokok. Berdasarkan penelitian Chatterjee S 2002, merokok memilki hubungan dengan hipertensi, hipertensi dan kerusakan target organ akibat merokok merupakan faktor gaya hidup dan sosio ekonomi , penderita dengan hipertensi menunjukkan hubungan yang kuat antara merokok dan grade IV retinopati hipertensi. Nilai rata-rata Indeks masa tubuh berdasarkan klasifikasi indeks masa tubuh asia pasifik perkeni 2002 dengan berpatokan di Indonesia dikatakan normal 18,5-24,5 kgm 2 , dijumpai pada subjek penelitian sebanyak 28 80 dengan obesitas IMT ≥25kgm 2 dan yang tidak obesitasIMT 25 kgm 2 sebanyak 720. Pada penelitian ini kami membagi indeks masa tubuh Universitas Sumatera Utara menjadi 2 kategori yaitu 25 kgm 2 normal dan ≥ 25 kgm 2 obesitas. Berdasarkan tabel 4.15 dan 4.16. Hasil penelitian mendapatkan bahwa indeks masa tubuh tidak memiliki hubungan yang signifikan terjadinya retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial dengan uji chi-square P = 0.982, sedangkan indeks masa tubuh pada mata kiri juga tidak memiliki hubungan yang signifikan P = 0,865. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang ada, karena terlepas dari faktor tekanan darah pada obesitas yang juga mempengaruhi retinopati. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian Wong TY 2004, Manon V dalam The HOORN Study yang melaporkan bahwa prevalensi retinopati hipertensi dihubungkan dengan obesitas. Swedish Eye Study 1999 dalam penelitian Kapojos 2009 mendapatkan kejadian hipertensi pada 13.6 populasi obesitas, sedangkan tromo study membuktikan adanya hubungan antara peningkatan indeks masa tubuh dengan peningkatan tekanan darah baik pada laki-laki dan wanita. Banyak penelitian membuktikan bahwa adanya hubungan antara indeks masa tubuh dengan kejadian hipertensi dan di duga peningkatan berat badan memainkan peranan penting pada mekanisme timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas, walaupun mekanisme terjadinya hal tersebut belum sepenuhnya dipahami, tetapi pada obesitas didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah. Universitas Sumatera Utara Nilai rata-rata tekanan sistolik dan diastolik masuk kedalam hipertensi derajat I dan derajat II berdasarkan kriteria JNC VII. Pada penelitian ini di dapati retinopati hipertensi lebih banyak ditemukan pada subjek dengan diagnosa hipertensi derajat II tekanan darah sistolik diastolik ≥ 160 ≥100 mmHg sebanyak 21 60 subjek. Derajat hipertensi di dasarkan atas pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolikmmHg. Berdasarkan tabel 4.17 dan 4.18, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan uji chi-square P = 0,030 dengan terjadinya retinopati hipertensi mata kanan pada penderita hipertensi esensial. Sedangkan pada mata kiri penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan P = 0,080. Wong TY,2007 melaporkan bahwa Kejadian retinopati hipertensi sangat erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah. Penderita hipertensi memiliki kemungkinan 50 - 70 mengalami retinopati hipertensi. Penelitian yang dilakukan pada masyarakat Amerika Serikat, didapatkan insidensi 3 tahun yaitu tahun 1993-1996 dari retinopati hipertensi adalah 2.9 - 4.3. berdasarkan Penelitian setyowati 2002 yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang, menjelaskan bahwa retinopati hipertensi dipengaruhi oleh stadium hipertensi, dimana 59.5 penderita merupakan penderita retinopati hipertensi dengan hipertensi stadium II. The Atherosclerosis Risk in Communities Study melaporkan bahwa terdapatnya penyempitan arteriol retina secara generalisata dihubungkan dengan adanya penyakit jantung koroner pada wanita juga menemukan penyempitan diameter arteriol retina Universitas Sumatera Utara yang bukan hanya dihubungkan dengan kenaikan tekanan darah tetapi juga suatu tanda sistemik dari inflamasi dan disfungsi endotel. Berdasarkan data dari Australia Blue Mountain Eye Study bahwa tanda kelainan mikrovaskular retina sangat berhubungan dengan level peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Wang JJ et al, 2003 Berdasarkan wong TY 2002 kelainan mikrovaskular retina berhubungan dengan peningkatan tekanan darah terutama pada usia yang lebih tua dan berhubungan dengan lamanya menderita hipertensi. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan