eksudat, dan biasanya merupakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat berat. Wong dan Mitchell,
2004 Pada penderita muda dengan hipertensi, dijumpai penipisan arteriol,
dan adanya nonperfusi kapiler dapat di verifikasi dalam hubungannya dengan cotton wool spot, yang dikelilingi oleh kapiler-kapiler yang melebar abnormal
dan mikroaneurisma yang meningkat permeabilitasnya pada angiografi fluoresen. Resolusi cotton wool spot dan perubahan perubahan arteriol terjadi
hipotensi yang berhasil, pada orang tua perubahan-perubahan ateroslerotik yang ada bersifat reversibel. Sanders dan Graham, 2000
Wang et al melakukan pemeriksaan terhadap 2058 subjek terhadap insidensi dari perubahan mikrovaskular yang berhubungan dengan sistemik
arterial hipertensi. Mereka menyimpulkan bahwa adanya focal arterial narrowing merupakan prekursor terhadap kelainan dari mikrovaskular yang
berhubungan dengan hipertensi. Oh et al, 2014
2.3.3 Epidemiologi
Berdasarkan kumpulan data dari berbagai jenis penelitian, prevalensi tanda retinopati hipertensi dari populasi umum dengan menggunakan retinal
photographs didapatkan tanda retinopati hipertensi 3-14 pada orang dewasa usia 40 tahun. Wong dan Mcintosh, 2005
Berdasarkan data The Beaver Dam Eye Study di Wisconsin, dari 4926 orang dewasa dengan rentang usia 43-86 tahun, mengalami insidensi selama
Universitas Sumatera Utara
5 tahun dengan menunjukkan adanya focal arteriolar narrowing,AV nicking, perdarahan retina dan mikroaneurisma pada orang tanpa diabetes 6 - 10.
Berdasarkan The Beaver Dam Eye Study, gambaran hipertensi tanpa kelainan yang lain di jumpai adanya perdarahan retina 50-70 dan
mikroaneurisma, focal arterial narrowing 30-40 dan AV Nicking 70-80 . The Beaver Dam Eye Study melakukan observasi yang berhubungan antara
tekanan darah dan tanda mikrovaskular yang melemah berdasarkan usia.Wong dan Mcintosh, 2005
2.3.4 Klasifikasi dan diagnosis
Klasifikasi retinopati hipertensi pertama kali dibuat pada tahun 1939 oleh Keith Wagener Barker KW. Klasifikasi dan modifikasi yang dibuat
didasarkan pada hubungan antara temuan klinis dan prognosis yaitu terdiri atas empat kelompok retinopati hipertensi.
Tabel 2.4 Klasifikasi Keith-Wagener Barker KW. Grosso et al, 2005;
Khurana, 2007; Nema, 2002
Stadium Karakteristik
Stadium I Penyempitan ringan, sklerosis dan hipertensi
ringan,asimptomatis dalam periode 8 tahun : 4 meninggal
Stadium II Penyempitan definitive, kontriksi fokal, sklerosis, dan nicking
arteriovenous dalam periode 8 tahun : 20 meninggal
Universitas Sumatera Utara
Stadium III Retinopati cotton wool spots, arteriosklerosis, hemoragik
dalam periode 8 tahun : 80 meninggal
Stadium IV Edema neuroretinal termasuk papil edema
dalam periode 8 tahun : 98 meninggal
Sejak itu, timbul bermacam-macam kritik yang mengomentari sistem klasifikasi yang dibuat oleh Keith dkk tentang relevansi sistem klasifikasi ini
dalam praktek sehari-hari. Klasifikasi dan modifikasi yang dibuat terdiri atas empat kelompok retinopati hipertensi berdasarkan derajat keparahan.
Namun kini terdapat tiga skema mayor yang disepakati digunakan dalam praktek sehari-hari sebagai berikut : Hughes, 2007
Tabel 2.5 Modifikasi klasifikasi Scheie oleh American Academy of Ophthalmology.Skuta et al, 2010 ; Tasman dan Jaeger, 2004
Stadium Karakteristik
Stadium 0 Tidak ada perubahan
Stadium I Penyempitan arteriolar yang hampir tidak terdeteksi
Stadium II Penyempitan yang jelas dengan kelainan fokal
Stadium III Stadium II disertai perdarahan retina dan atau eksudat
Stadium IV Stadium III disertai papil edema
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6 Klasifikasi retinopati hipertensi berdasarkan data populasi oleh New England Journal of Medicine. Wong dan Mcintosh, 2005
2.3.5 Penatalaksanaan