Definisi Patogenesis Retinopati hipertensi

Alur cahaya melalui lapisan retina akan melewati beberapa tahap. Apabila radiasi elektromagnetik dalam spektrum cahaya 380-760nm menghantam retina, maka akan diserap oleh fotopigmen yang berada dilapisan luar. Sinyal listrik terbentuk dari serangkaian reaksi fotokimiawi. Sinyal ini kemudian akan mencapai fotoreseptor sebagai aksi potensial dimana akan diteruskan ke neuron kedua, ketiga keempat sehingga akhirnya mencapai korteks visual. Lang, 2000, Pavan, 2008, Skuta et al, 2010

2.3 Retinopati hipertensi

2.3.1 Definisi

Retinopati hipertensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan kelainan pembuluh darah retina pada penderita hipertensi.Wong dan Mitchell, 2007 Kelainan ini pertama kali dikemukakan oleh Markus Gunn pada kurun abad ke 19 pada sekelompok penderita hipertensi dan penyakit ginjal. Tanda-tanda pada retina yang di observasi adalah penyempitan arteriolar secara general dan fokal, perlengketan atau nicking arterionenosa, perdarahan retina dengan bentuk flame-shape dan blot-shape, cotton-wool spot dan edema papil. Pada tahun 1939, Keith et al menunjukkan bahwa tanda-tanda retinopati ini dapat dipakai untuk memprediksi mortalitas pada pasien hipertensi Wong dan Mitchell, 2004 ; Sihota dan Tandon, 2007 Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Patogenesis

Perubahan fundus atau sirkulasi retina akibat peningkatan tekanan darah menurut patogenesisnya dan gejala yang ditimbulkan melalui beberapa fase: 1. Fase awal terjadi vasokontriksi pembuluh darah arteriol, vasospasme dan peninggian tekanan pembuluh darah arteriol retina. Pada stadium ini secara klinis tampak adanya penyempitan secara menyeluruh pembuluh darah arteriol retina. Selanjutnya terjadi peningkatan tekanan darah secara persisten yang menyebabkan penebalan tunika intima, hiperplasia dinding media, dan degenerasi hialin. 2. Fase sklerotik akan terjadi penyempitan arteriol yang lebih berat dan perubahan pada persilangan arteriol vena yang dikenal dengan arteriovenous nicking. Terjadi juga perubahan reflek cahaya arteriol dan aksentuasi dari reflek cahaya sentral yang dikenal dengan copper wiring. 3. Fase eksudat akan terjadi gangguan barier dari pembuluh darah retina, nekrosis otot polos dan sel-sel endotel, eksudasi darah dan lipid, dan iskemik retina. Perubahan-perubahan ini bermanifestasi pada retina sebagai gambaran mikroaneurisma, perdarahan, hard exudates dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal sebagai cotton-wool spot. Edema diskus optikus dapat terlihat pada fase Universitas Sumatera Utara eksudat, dan biasanya merupakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat berat. Wong dan Mitchell, 2004 Pada penderita muda dengan hipertensi, dijumpai penipisan arteriol, dan adanya nonperfusi kapiler dapat di verifikasi dalam hubungannya dengan cotton wool spot, yang dikelilingi oleh kapiler-kapiler yang melebar abnormal dan mikroaneurisma yang meningkat permeabilitasnya pada angiografi fluoresen. Resolusi cotton wool spot dan perubahan perubahan arteriol terjadi hipotensi yang berhasil, pada orang tua perubahan-perubahan ateroslerotik yang ada bersifat reversibel. Sanders dan Graham, 2000 Wang et al melakukan pemeriksaan terhadap 2058 subjek terhadap insidensi dari perubahan mikrovaskular yang berhubungan dengan sistemik arterial hipertensi. Mereka menyimpulkan bahwa adanya focal arterial narrowing merupakan prekursor terhadap kelainan dari mikrovaskular yang berhubungan dengan hipertensi. Oh et al, 2014

2.3.3 Epidemiologi