1.2 Rumusan masalah penelitian
Apakah hubungan faktor usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, indeks masa tubuh, tekanan darah sistolik dan
diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII mempunyai peranan dalam terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi
esensial ?
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum penelitian
Mengetahui hubungan faktor-faktor resiko terhadap kejadian retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
1.3.2 Tujuan khusus penelitian
1. Mengetahui hubungan faktor resiko usia terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial
2. Mengetahui hubungan faktor resiko jenis kelamin terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial
3. Mengetahui hubungan faktor resiko riwayat keluarga terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial
4. Mengetahui hubungan faktor resiko kebiasaan merokok terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial
5. Mengetahui hubungan faktor resiko indeks masa tubuh terhadap terjadinya retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial
Universitas Sumatera Utara
6. Mengetahui hubungan faktor resiko tekanan darah sistolik dan diastolik derajat hipertensi berdasarkan JNC VII terhadap terjadinya retinopati
hipertensi pada penderita hipertensi esensial 7. Mengetahui hubungan perbedaan faktor resiko retinopati hipertensi
berdasarkan klasifikasi Scheie pada penderita hipertensi esensial antara mata kanan dan mata kiri
1.4 Manfaat penelitian
1. Ilmu pengetahuan • Mengetahui hubungan faktor resiko yang berperan terhadap
kejadian retinopati hipertensi pada penderita hipertensi esensial 2. Masyarakat
• Sebagai informasi agar masyarakat dapat mengetahui secara dini hubungan faktor resiko retinopati hipertensi sehingga dapat
melakukan pencegahan terhadap penyakit. 3. Peneliti
• Peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman. • Sebagai acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
Disebut Hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.Ong et al, 2007
2.1.2 Etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi dua golongan yaitu Madhur et al, 2014 ; Skuta et al, 2010
1 Hipertensi primer atau esensial Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan
meliputi lebih kurang 90-95 dari seluruh penderita hipertensi. 2 Hipertensi Sekunder
Adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau kelainan organik yang jelas diketahui dan meliputi 2-10 dari seluruh
penderita hipertensi.
2.1.3 Epidemiologi
Epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya usia lanjut, maka jumlah penderita dengan hipertensi akan makin bertambah.
Berdasarkan data The National Health and Nutrition Examination Survey
Universitas Sumatera Utara
NHANES menunjukkan dari tahun 2000, insiden hipertensi pada orang dewasa sekitar 29-31, berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di
Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988- 1991.Yogiantoro, 2007
Prevalensi hipertensi meningkat berdasarkan usia dan faktor keluarga. Hipertensi banyak dijumpai pada kulit hitam dibandingkan kulit putih.
Komplikasi Insiden hipertensi bertambah tinggi pada kehidupan sosioekonomi rendah karena tingginya prevalensi hipertensi, terlambat
deteksi dini, dan kontrol yang tidak baik. Terapi anti hipertensi sangat efektif dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas, tetapi banyak individu dari
penderita hipertensi tidak tahu kalau mereka menderita hipertensi atau tidak adekuatnya penanganan.Skuta et al, 2010
2.1.4 Klasifikasi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
JNC 7 klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, pra-hipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2.
Chobanian et al, 2003
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7. Chobanian et al, 2003
Kategori Sistolik mmHg
Dan atau Diastolik mmHg
Normal 120
Dan 80
Pra hipertensi 120-139
Atau 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159
Atau 90-99
Hipertensi derajat II ≥160
Atau ≥100
2.1.5 Patogenesis
Sampai saat ini pengetahuan tentang patogenesis hipertensi esensial terus berkembang dan belum didapat penjelasan yang memuaskan
bagaimana terjadinya peningkatan tekanan darah. Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui system
sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung cardiac output dan dukungan dari arteri peripheral resistance. Peningkatan cardiac output
terjadi akibat peningkatan kontraksi jantung yang ditentukan oleh frekuensi denyut jantung dan stroke volume. Tahanan perifer adalah kelainan
kontraktilitas dan struktur dari pembuluh darah yang ditentukan oleh resistensi vascular perifer dan resistensi renal. Tahanan perifer ditentukan
oleh darah arteriol. Kontraksi sel otot polos berkaitan dengan konsentrasi kalsium intraseluler. Kontraksi sel otot polos yang berkepanjangan dapat
menyebabkan perubahan struktural dengan penebalan dinding arteriol yang mungkin di mediasi oleh angiotensin sehingga menyebabkan peningkatan
Universitas Sumatera Utara
tekanan perifer yang ireversible. Sebagian penderita hipertensi esensial mempunyai curah jantung yang normal tetapi resistensi yang meningkat.
Fungsi kerja masing-masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang kompleks. Hipertensi sesungguhnya
merupakan abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan atau ketahanan peripheral.
Tabel 2.2 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian darah
yogiantoro, 2007
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dengan pemberian terapi anti hipertensi merupakan gold standart untuk mengurangi angka morbidity dan mortality. Semua
Penderita hipertensi, diabetes melitus dan penyakit ginjal harus memiliki target tekanan darah sistolik dan diastolik 13080 mmHg. Chobanian et al,
2003 Tabel 2.3 Penanganan hipertensi JNC-7 berdasarkan perubahan gaya
hidup.Chobanian et al, 2003
Perubahan gaya hidup
Rekomendasi Rata-rata penurunan
tekanan darah sistolik ↓ berat badan
Menjaga berat badan normal IMT18,5-24,9 kgm
2
5-20 mmHg10 kg penurunan berat badan
Mengatur pola makan berdasarkan
DASH Konsumsi banyak buah-buahan,
sayuran, produk makanan rendah lemak 8-14 mmHg
Diet rendah sodium Mengurangi konsumsi sodium sampai
dengan 100 mmolhari 2.4 gr sodium atau 6 gr sodium klorida
2-8 mmHg
Aktifitas fisik Melakukan aktifitas aerobik rutin seperti
jalan pagi 30 menit perhari selama seminggu
4-9 mmHg
Berhenti konsumsi Alkohol
Batas konsumsi adalah 2 gelas perhari sampai tidak sama sekali
2-4 mmHg Keterangan:
DASH :The Dietary Approaches to Stop Hypertension IMT : Indeks Masa Tubuh
Berhenti merokok menurunkan resiko kelainan kardiovaskular
Universitas Sumatera Utara
The 2013 European Society of Hypertension ESH dan The European Society of Cardiology ESC merekomendasikan diet rendah
sodium maksimal 5 sampai 6 gr hari, di ikuti dengan pengurangan indeks masa tubuh sampai 25 kgm
2
dan lingkar pinggang 102 cm pada laki-laki dan 88 cm pada perempuan. Madhur et al, 2014
Pemberian obat antihipertensi yang dianjurkan berdasarkan JNC 7 untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi komplikasi dari hipertensi
termasuk diantaranya adalah Angiotensin converting enzyme inhibitors ACEIs, angiotensin receptor blockers ARBs, beta blockers BBs, calcium
channel blockers CCBs, dan thiazide tipe diuretik. Chobanian et al, 2003 Pemeriksaan laboratorium sebaiknya dilakukan sebelum diberikan
pengobatan diantaranya elektrokardiogram, analisa urin, glukosa darah, hematokrit, serum potassium, kreatinin, kalsium, dan asam urat, dan profil
lipid dan trigleserida. Perubahan gaya hidup seorang penderita hipertensi harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya komplikasi kerusakan organ yang lebih parah Skuta et al, 2010
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan, dan penyakit
ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak.. Gagal jantung merupakan kelainan yang
sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya
mikroaneurisma yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak
sementara Transient Ischemic AttackTIA Sharma S et al, 2008 Komplikasi hipertensi pada mata dapat berupa perdarahan retina,
gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan, diantaranya adalah oklusi arteri retina cabang, oklusi vena retina cabang, oklusi vena retina sentral,
oklusi arteri retina sentral, dan terjadinya makroaneurisma pada arteri. Iskemik sekunder oklusi vena retina cabang dapat menyebabkan
neovaskularisasi dari retina, pre retinal dan perdarahan vitreus, pembentukan epiretinal membran, dan tractional retinal detachment. Hipertensi dan
diabetes melitus secara bersamaan dapat menyebabkan retinopati yang lebih berat. Skuta et al, 2010
Universitas Sumatera Utara
2.2 Anatomi retina
Retina di bentuk dari lapisan neuroektoderma pada proses embriologi, berasal dari divertikulum otak bagian depan proencephalon. Awalnya
vesikel optik terbentuk, lalu berinvaginasi membentuk struktur seperti mangkuk dinding ganda disebut optic cup. Dalam perkembangannya dinding
luar akan membentuk epitel pigmen, sementara dinding dalam akan membentuk sembilan lapisan retina lainnya. Retina akan terus melekat
dengan proencefalon sepanjang kehidupan melalui suatu struktur yang disebut traktus retinohipotalamikus. Eva, 2000, Skuta et al, 2010
Retina merupakan lapisan bola mata yang paling dalam. Secara umum retina terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan fotoreseptor pars optica retinae
dan lapisan non-fotoreseptor atau lapisan epitel pigman retinal pigment epitheliumRPE. Lapisan RPE merupakan suatu lapisan sel berbentuk
heksagonal, berhubungan langsung dengan epitel pigmen pada pars plana dan ora serata. Lapisan fotoreseptor merupakan satu lapis sel transparan
dengan ketebalan antara 0.4 mm berhubungan dengan nervus optikus, sehingga 0.15 mm berhubungan dengan ora serata. Di tengah - tengah
makula terdapat fovea yang berada 3 mm di bagian temporal dari margin temporal nervus optikus. Lang, 2000 Pavan, 2008
Lapisan dalam retina mendapatkan suplai darah dari retina sentralis. Arteri ini berasal dari arteri oftalmikus yang masuk ke mata bersama-sama
Universitas Sumatera Utara
dengan nervus optikus dan bercabang pada permukaan dalam retina. Arteri sentralis memiliki diameter dengan empat cabang utama.
Lapisan luar retina tidak mempunyai vaskularisasi. Bagian ini mendapatkan nutrisinya melalui proses difusi dari lapisan koroid. Arteri retina
berwarna merah cerah. Lang GK, 2000 Pavan PR, 2008 Secara histologis, retina terdiri dari 10 lapisan,
yaitu : 1. Membran limitan interna serat saraf glial yang memisahkan retina
dari korpus vitreus: 2. Lapisan serat saraf optikus akson dari neuron ke-3
3. Lapisan sel ganglion nukleus ganglion sel dari neuron ke-3 4. Lapisan pleksiform dalam sinapsis antara akson ke-2 neuron dengan
dendrit dari neuron ke-3 5. Lapisan nuklear dalam
6. Lapisan pleksiform luar sinapsis antara akson pertama neuron dengan dendrit neuron ke-2
7. Lapisan nuklear luar neuron pertama 8. Membrana limitans eksterna
9. Lapisan fotoreseptor rods dan cones 10. Retinal Pigment Epithelium
Universitas Sumatera Utara
Alur cahaya melalui lapisan retina akan melewati beberapa tahap. Apabila radiasi elektromagnetik dalam spektrum cahaya 380-760nm
menghantam retina, maka akan diserap oleh fotopigmen yang berada dilapisan luar. Sinyal listrik terbentuk dari serangkaian reaksi fotokimiawi.
Sinyal ini kemudian akan mencapai fotoreseptor sebagai aksi potensial dimana akan diteruskan ke neuron kedua, ketiga keempat sehingga akhirnya
mencapai korteks visual. Lang, 2000, Pavan, 2008, Skuta et al, 2010
2.3 Retinopati hipertensi