Melakukan lomba Strategi Eksternal

32

5.2. Strategi Eksternal

Menurut Firdaus 2008, strategi eksternal atau pendekatan makro berarti organisasi dipandang struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Strategi eksternal pendekatan makro yang dijalankan oleh Komunitas SIPAS terdiri dari berbagai hal.

5.2.1. Melakukan lomba

Isilah lomba dalam hal ini adalah gladhen, yaitu gladen alit dan gladhen ageng yang diadakan setiap Sabtu Legi, untuk gladhen alit diadakan setiap 1 bulan sekali, sementara untuk gladhen ageng diadakan setiap 3 bulan sekali pada hari yang sama. Pada gladhen alit biasanya peserta hanya lingkup daerah Solo, sedang gladhen ageng lingkup pesertanya dapat lebih luas, bahkan sering dihadiri peserta dari luar Kota Solo. Kegiatan ini biasanya disponsori sendiri oleh komunitas SIPAS. Berikut foto tentang peserta dan pengurus SIPAS saat akan dilakukan acara gladhen alit. Foto ini diambil tepatnya di belakang Taman Sri Wedari Solo Gambar 5.2. Selain itu foto di bawahnya Gambar 5.3 merupakan foto pemberian hadiah kepada peserta jemparingan yang menang saat gladhen alit. Gambar 5.2 33 Foto acara gladhen jemparingan Gambar 5.3 Pemenang acara gladhen jemparingan Melakukan lomba rutin yang selalu diadakan oleh komunitas SIPAS setiap sabtu legi ini, sama seperti yang telah diungkapkan oleh Eddy Roostopo selaku penasehat dikomunitas SIPAS dan sekaligus narasumber dalam wawancara pada tanggal 5 Agustus 2016. “Komunitas ini juga aktif dalam hal Lomba rutin atau dengan istilah jawane niku gladhen mas, gladhen itu ada 2 yang pertama gladhen alit dan yang kedua gladhen ageng. Kegitan gladhen atau lomba ini yang menjadi senjata utama komunitas ini untuk aktif dibidang pelestarian tradisi sedangkan kegiatan ini biasanya dapat disaksikan pada setiap sabtu legi di belakang Taman Sriwedari Solo. Ada hal uniknya disini dalam jemparingan saat gladhen atau Lomba jemparingan dengan mengenakan pakaian ala adat jawa dengan belangkon dan jarik. ” Pada wawancara dengan narasumber beliau menjelaskan Terdapat dua jenis gladden dalam olahraga jemparingan, yaitu gladen alit dan gladhen ageng. Acara gladden biasanya diadakan setiap Sabtu Legi, untuk gladhen alit diadakan setiap 1 bulan sekali, dan untuk gladhen ageng diadakan setiap 3 bulan sekali pada hari yang sama. Pada gladhen alit biasanya peserta hanya lingkup daerah Solo, sedang gladhen ageng lingkup pesertanya dapat lebih luas, bahkan sering dihadiri 34 peserta dari luar Kota Solo. Kegiatan ini biasanya disponsori sendiri oleh komunitas SIPAS. Dalam setiap acara gladden, biasanya ketua SIPAS dalam hal ini Bapak Eko Riyanto berkenan membuka acara dengan memberikan sambutan kepada peserta maupun penonton. Pesan yang disampaikan komunitas dalam pelaksanaan acara ini adalah menjujung sportifitas dalam olahraga jemparingan. Selain itu adanya acara-acara gladen ini diharapkan dapat memperluas pengaruh komunitas di kalangan masyarakat, sebab dengan diadakan gladhen-gladhen tersebut kalayak umum juga banyak ikut menonton acara tersebut. Misal: Bapak Wanto tempat tinggal di Nusukan tidak pernah ketinggalan untuk melihat acara gladhen alit atau gladhen ageng. Bapak dua anak ini menilai kegiatan ini positif karena nguri-nguri kabudayan jawa, Bapak Tugiman tempat di daerah Mojosongo Solo senang melihat acara ini selain unik menggunakan atribut mataraman juga menarik, dan jarang ditemui di tempat lain. Berpijak dari hal tersebut pihak komunitas juga menyediakan beberapa haiah bagi para pemenang lomba yang berhasil memanah sasaran dengan baik atau dengan poin yang terbanyak dari beberapa pemanah yang mengikuti lomba gladhen jemparingan sabtu legi. Namun disini hadiah hanyalah sebuah apresiasi yang diberikan oleh pihak Komunitas SIPAS sebgai pengacu permainan olahraga ini supaya mereka akan lebih baik lagi dalam hal melakukan panahan. Jika dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi gladen ini termasuk dalam metode redundancy repetition, dan metode canalizing. Sebab pelaksanaannya dilakukan berulang-ulang, dan mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki Fajar, 2009. Sedang jika dilihat dari bentuk isinya strategi ini termasuk dalam metode persuasif dan edukatif. 5.2.2. Menghadiri undangan-undangan “Komunitas SIPAS juga melakukan strategi eksternal dengan menghadiri undangan-undangan oleh pihak lain. Undangan yang sering diterima biasanya dari pihak hotel. Dalam undangan tersebut selain penasehatpimpinan yang hadir juga terdapat beberapa anggota. Isi undangan tersebut biasanya pihak komunitas diperkenankan untuk menampilkan olahraga jemparingan dihadapan tamu-tamu hotel. Selain 35 undangan dari hotel, undangan lain yang pernah diterima komunitas, yaitu dari pihak TNI AU dalam rangka menyambut hari HUT TNI AU ke 69 di Boyolali .” Hal tersebut diatas didukung dengan Hasil Wawancara Peneliti dengan Bapak Eddy Roostopo selaku penasehat komunitas, Bapak Kusuma selaku penasehat, Bapak Faukon selaku sekretaris pada tanggal 5 agustus 2016. Dalam hasil wawancara dengan bapak Eddy dan bapak kusuma putra Dalam setiap undangan yang diterima dari berbagai pihak eksternal biasanya dihadiri oleh beberapa pengurus, seperti: Bapak Eko Riyanto, Bapak Edy Roostopo, Bapak Kusuma, Bapak Faukon berserta para anggota senior, yaitu anggota-anggota yang dipandang telah memiliki kemampuan yang lebih oleh pengurus. Misal undangan yang pernah didapatkan oleh komunitas SIPAS pada saat acara HUT TNI AU Bapak Eko Riyanto, Bapak Edy Roostopo, Bapak Kusuma, Bapak Faukon berserta 15 orang anggota senior ikut menyemarakkan acara tersebut. Dalam acara tersebut biasanya pihak komunitas diperkenankan untuk menampilkan satu rambahan olahraga jemparingan dihadapan petinggi- petinggi TNI AU serta tamu-tamu maupun masyarakat luar yang mengikuti acara tersebut. Kegiatan ini dipandang oleh komunitas sebagai sebuah strategi komunikasi yang baik khususnya dalam rangka memperkenalkan olahraga jemparingan di kalangan masyarakat menengah ke atas. Banyaknya masyarakat menengah ke atas yang tertarik akan olahraga ini mempercepat proses pengenalan budaya jemparingan ke masyarakat lainnya. Sebab dengan ketertarikan mereka terhadap olahraga jemparingan ini secara tidak langsung akan membantu kondisi keuangan komunitas yang saat ini hanya berasal dari iuran rutin dan sukarela dari anggota, penonton saat pelaksanaan gladhen alit dan ageng. Banyaknya bantuan keuangan yang mengalir dari berbagai pihak tersebut diharapkan dapat memperlancar usaha pengenalan olahraga ini di tengah-tengah masyarakat secara lebih luas lagi, selain memperlancar berbagai kegiatan rutin yang dilakukan komunitas. Jika dikaitkan dengan metodenya, maka cara pelaksanaan strategi menghadiri undang-undangan termasuk dalam metode canalizing. Sebab strategi 36 pelaksanaan strategi hanya dilakukan untuk mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki. Sedang jika dilihat dari bentuk isinya strategi ini termasuk dalam metode persuasif Fajar, 2009.

5.2.3. Melakukan talk show melalui media radio