C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan
Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas sehingga dapat memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun tujuan yang ingin
dicapai melalui penelitian ini adalah :
a.
Untuk mengetahui prosedur hukum dalam memperoleh Kredit Usaha Rakyat KUR Tanpa Jaminan di PT. Bank Tabungan Negara Cabang
Medan Dikaitkan dengan Hukum Jaminan.
b.
Untuk mengetahui pengaruh kebijakan Kredit Usaha Rakyat KUR Tanpa Jaminan Kepada Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
c. Untuk memperoleh data dan informasi secara lebih jelas dan
lengkap mengenai hambatan-hambatan dan solusi dalam pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat KUR Tanpa Jaminan di PT. Bank Tabungan Negara
Cabang Medan
2. Manfaat Penulisan
Dalam suatu penelitian pasti ada manfaat yang diharapkan dapat tercapai. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoretis
Guna mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan hukum perdata, khususnya mengenai Kebijakan Pemberian Kredit Usaha Rakyat KUR
Tanpa Jaminan di PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan.
Universitas Sumatera Utara
b. Manfaat Praktis 1
Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran kepada pihak- pihak terkait, mengenai prosedur hukum dalam memperoleh Kredit
Usaha Rakyat KUR Tanpa Jaminan dan pengaruh kebijakannya beserta permasalahan yang ditimbulkan karenanya.
2 Untuk memberikan pemikiran alternatif yang diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan informasi dalam kaitannya dengan perimbangan yang menyangkut masalah.
D.
Tinjauan Kepustakaan
Di dalam KUHPerdata tidak ditemukan pengertian perjanjian kredit, perjanjian dalam KUHPerdata yang mirip dengan perjanjian kredit yaitu
perjanjian pinjam-meminjam. Djuaendah Hasan mengartikan perjanjian kredit adalah suatu perjanjian yang diadakan antara bank dengan calon debitur untuk
mendapatkan kredit dari bank yang bersangkutan.
8
Dari pengertian kredit tersebut maka jelas mengenai perjanjian kredit antara bank dengan debitur ditekankan pada kesepakatan para pihak yaitu berdasar asas
Pengertian kredit dikenal dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 1 angka
11: ”Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
8
Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah dan Benda Lain yang Melekat pada Tanah dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horizontal, Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 1996, hal. 70.
Universitas Sumatera Utara
kebebasan berkontrak yang diatur dalam Pasal 1338 Ayat 1 KUHPerdata. Mengenai istilah kredit lebih cenderung untuk menamakan perjanjian kredit bank,
istilah bank dilekatkan untuk membedakannya dengan perjanjian pinjam uang yang pemberi pinjamannya bukan bank.
9
9
Mariam Darus, Perjanjian Kredit Bank, Bandung: Alumni, 1978, hal 20
Menurut R. Subekti, ”Perjanjian kredit diidentikkan dengan perjanjian pinjam-meminjam uang yang mempunyai sifat khusus maksudnya perjanjian
peminjaman uang terjadi antara bank dengan debitur, di mana debitur akan mengembalikan pinjaman setelah jangka waktu yang telah ditentukan.”
Kredit menurut Gatot Supratmono adalah ”Perjanjian meminjam uang antara bank sebagai kreditur dalam hal ini bank sebagai pemberi kredit percaya
kepada nasabahnya dalam jangka waktu yang disepakatinya akan dikembalikan dibayar lunas.”
Dalam kredit tentu ada unsur kepercayaan yaitu keyakinan kreditur bahwa
prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang atau barang akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu yang sudah disepakati oleh
debitur maupun kreditur. Mengenai Jaminan, pengertiannya dalam kehidupan sehari-hari adalah
sesuatu benda atau barang yang dijadikan sebagai tanggungan dalam bentuk pinjaman uang atau sesuatu yg diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan
keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.
Menurut Mariam Darus Badrulzaman, “Hal yang berhubungan dengan masalah perjanjian, hubungan hutang piutang antara kreditur dengan debitur, dan
apa yang dapat dilakukan kreditur jika debitur misalnya tidak dapat memenuhi apa yang sudah diperjanjikan atau wanprestasi, ini yang disebut dengan teori
perjanjian jaminan.”
Universitas Sumatera Utara
Dalam arti luas, jaminan kredit bukan saja persoalan agunan yang diberikan nasabah debitur tetapi juga meliputi faktor-faktor lain seperti bonafiditas dan
prosepek usaha. Dalam arti sempit, jaminan kredit hanya ditujukan kepada benda agunan yang diberikan nasabah debitur yang lazim disebut dengan jaminan
tambahan berupa harta benda.
10
Jaminan kredit bank dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi berdasarkan sudut pandang tertentu, misalnya cara terjadinya, sifatnya kebendaan
yang dijadikan objek jaminan, dan lain sebagainya.
11
1. Jaminan karena undang-undang dan karena perjanjian
Jaminan karena undang-undang adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakan oleh seperti jaminan umum, hak privelege dan hak retensi, sedangkan
jaminan karena perjanjian adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakan oleh perjanjian yang diadakan para pihak sebelumnya.
2. Jaminan umum dan jaminan khusus
Dalam jaminan yang bersifat umum ini, semua kreditur mempunyai kedudukan yang sama terhadap kreditur-kreditur lain, tidak ada kreditur yang
diutamakan atau diistimewakan dari kreditur-kreditur lain. Jaminan khusus memberikan kedudukan mendahului preferen bagi pemegangnya.
3. Jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan perseorangan. Jaminan yang bersifat kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak
atas sesuatu benda, yang mempunyai ciri-ciri mempunyai hubungan langsung atas
10
Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Bandung: Alumni, 2006, hal. 185.
11
Fuady, Munir, Hukum Perbankan Modern, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 67-69.
Universitas Sumatera Utara
benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan terhadap siapa pun, selalu mengikuti bendanya dan dapat diperalihkan, sedangkan jaminan perseorangan
adalah jaminan yang menimbulkan hubungan lansung pada perseorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan
debitur umumnya.
E. Keaslian Penelitian