Sumber Daya Manusia Sarana dan prasarana Pelayanan

pihak lain untuk reagen tertentu, namun untuk pengadaan reagen lain yang tidak termasuk KSO tetap dilakukan oleh instalasi farmasi. c. user lainnya seperti poli-poli rawat jalan.

3.2.7 Pokja Farmasi Klinis

3.2.7.1 Sumber Daya Manusia

Pokja farmasi klinis dipimpin oleh seorang apoteker selaku kepala pokja yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik. Kepala pokja farmasi klinis dibantu oleh tujuh orang apoteker dalam melakukan pelayanan farmasi klinis, satu orang sarjana farmasi dan satu orang analis farmasi.

3.2.7.2 Sarana dan prasarana

Pokja farmasi klinis telah memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut : a. Ruang Pelayanan Informasi Obat PIO dilengkapi dengan : 1. 2 unit komputer,satu dilengkapi dengan koneksi internet 2. Perpustakaan 3. Airphone. b. Ruang konseling dilengkapi dengan : 1. 1 unit computer yang dilengkapi software PIO 2. Formulir pemantauan terapi obat rawat jalan dan lembar konseling 3. Poster dan alat peraga, seperti boneka untuk acuan tempat penyuntikan insulin 4. Meja dan kursi c. Ruangan pencampuran obat kemoterapi terdiri dari : 1. Ruang administrasi 2. Ruang antara ruang ganti 3. Ruang peracikan pencampuran 4. Kamar mandi Ruangan pencampuran dilengkapi dengan : 1. lemari pencampuran yang dilengkapi dengan laminar air flow 2. kulkas penyimpanan obat termolabil 3. lemari penyimpanan obat-obat komoterapi 4. 2 unit komputer 5. pass box 6. westafel 7. Alat Pelindung Diri APD

3.2.7.3 Pelayanan

Pokja farmasi klinis mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan pelayanan farmasi klinik, melaksanakan pendidikan dan penelitian, pengembangan pelayanan kefarmasian serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja farmasi klinis. Pokja farmasi klinis bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian resep, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, pengkajian penggunaan obat, dispensing sediaan khusus, pemantauan kadar obat dalam darah, pendidikan berkelanjutan, penelitian, pengembangan pelayanan kefarmasian dan penyuluhan . Pelayanan farmasi klinis di rumah sakit sangat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan farmasi di rumah sakit. Pelayanan farmasi klinis dapat terlaksana dengan baik dengan adanya komunikasi dan kerja sama yang intensif antara dokter, apoteker, perawat dan pasien. Pelayanan farmasi klinis meliputi:

a. Pengkajian resep

Pengkajian resep pasien dilakukan oleh apoteker bersamaan dengan visite, di depo dan apotek. Kegiatan pengkajian resep dilakukan untuk melihat kesesuaian persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis.

b. Pelayanan informasi obat PIO

Pelayanan Informasi Obat PIO merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien Depkes RI, 2004. Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan dari farmasi klinis yang kegiatannya meliputi menjawab pertanyaan, menyediakan informasi bagi komite farmasi dan terapi sehubungan dengan penyusunan formularium rumah sakit, kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap bekerja sama dengan instalasi PKMRS, melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.

c. Konseling