Riwayat Karir Riwayat Hidup
Kalangan LSM mencoba menjelaskan masalah ini dengan melakukan penelitian, menawarkan alternatif melalui analisis sosial transformatif . ini suatu
model komunikasi dua arah, ke atas dan ke bawah yang sifatnya setara, demokratis dan memberikan penghargaan dan saling memberikan manfaat. Suatu pola hubungan
antara manusia yang dilandasi oleh sifat manusiawi. Ketiga masih aktif di LSM, Moeslim Abdurrahman melihat bahwa yang
diperlukan lembaga semacam ini bukan sekedar membuka budaya bisu rakyat dalam arti memberi kesempatan pada setiap orang untuk bicara, tetapi yang lebih penting
dari itu ialah bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memutuskan sesuatu. Inilah yang disebutnya sebagai partisipasi rakyat dalam mengambil
keputusan bersama.
8
Setelah mengetahui visi-misi lembaga swadaya masyarakat, Moeslim Abdurrahman mulai tertarik dan terlibat di dunia LSM. Selanjutnya, ia kemudian
melamar pekerjaan di Pusat Penelitian Ilmu Sosial di bawah bimbingan Dr Alfian almarhum dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, dan diterima sebagai
staf peneliti lapangan. Ketika berada di LIPI ini ia masih tetap aktif di LSM sambil melakukan riset emansipatoris dan riset partisipatoris. Di LIPI ia banyak melakukan
penelitian lapangan bersama dengan aktivis seperti Wardah Haidz yang kemudian mendirikan LSM UPC Jakarta, Wiladi Budiharga, Mansour Fakih pendiri LSM
INSIST Yogyakarta dan lain-lain.
8
Ibid., h. 218-219
Sejak di LIPI, pandangan-pandangannya yang normatif bergeser ke empiris dan ini semakin kental saat ia bekerja di Badan Litbang Departemen Agama 1977-
1989, dan merasa namanya mulai dikenal saat ada pertemuan anak-anak muda yang diselenggarakan Kompas di Pacet, Puncak, tahun 1984.
9
Moeslim pernah menjadi dosen tidak tetap di beberapa perguruan tinggi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dia
kurang tertarik menjadi dosen tetap dan hanya bersedia menjadi dosen tamu, antara lain dosen antropologi dan Ilmu Politik Universitas Indonesia UI serta Pascasarjana
Guru Besar Antropologi pada Universitas Indonesia 1962-1999. Setelah sempat mampir bekerja sebagai wartawan, dan terlibat dalam
penelitian-penelitian di LIPI, Moeslim tetap bersemangat dalam kegiatan LSM karena di sinilah ia menemukan ide-ide kritis dengan gagasan transformasi sosial masyarakat
yang telah lama menjadi konsentrasinya. Untuk memuasakan keinginanya, kemudian dia mendirikan Asosiasi Peneliti Indonesia, sebuah LSM yang kemudian
menghasilkan peneliti-peneliti andal di kemudian hari seperti Wardah Hafidz di bidang genderfeminisme, Indro Tjahjono kajian sosial. Pada masa ini Moeslim
pun bergaul intensif dengan kalangan non-Islam di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.
10
Moeslim Abdurrahman berteman baik dengan Abdurrahman Wahidud, ketua PBNU dan presiden Republik Indonesia. Keduanya merasa cocok dan memiliki
9
www.islamlib.com , dibuka tanggal 10 November 2015 pukul 20.00 WIB
10
www.islamlib.com , dibuka tanggal 10 November 2015 pukul 20.00 WIB
kesamaan visi dan kepedulian yang besar terhadap masyarakat tertindas. Gagasan transformatif keduanya juga memiliki kesamaan.
Semasa hidupnya, sebagaimana ia tuturkan di situs Jaringan Islam Liberal, Moeslim memiliki obsesi besar untuk membangun aliansi yang kritis dengan berbagai
kelompok dan jaringan. Ia juga pernah mencatatkan dirinya dalam kepengurusan partai. Setidaknya, namanya pernah tercantum sebagai salah satu Ketua Partai
Amanat Nasional PAN dan kemudian dia menyebarang ke Partai Kebangkitan Bangsa PKB dan sempat menjabat Ketua Dewan Syuro PKB sepeninggal
Abdurrahman Wahid. Moeslim Abdurrahman mengaku, habitatnya adalah lembaga swadaya
masyarakat LSM dan organisasi kemasyarakatan Ormas. Dia antara lain, menjabat sebagai ketua Lembaga Pemberdayaan Buruh, Tani, dan Nelayan, PP Pendiri
Muhammadiyah, anggota Dewan Penasihat Center for Strategic and International Studies CSIS. Direktur Direktur Maarif Institute for Culture, dan Direktur Lembaga
Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial LPIS.