HASIL Pengamatan Post- HASIL DAN PEMBAHASAN

13 - Luka dibersihkan dengan povidone iodine , perban diganti Hari ke-18 sampai hari ke-20 Anjing aktif, nafsu makan baik, luka operasi mulai mengering, pada hari ke-20 luka operasi kering dan jahitan dibuka. - Ciprofloxacin, Asam mefenamat dan Livron B. plex - Luka dibersihkan dengan povidone iodine , perban diganti setiap hari

4.2 PEMBAHASAN

Pada saat dilakukan operasi pembedahan diberikan Atropin Sulfat dengan dosis 1,5 ml secara subkutan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya muntah, hipersalivasi dan sebagai sedatif. Setelah sepuluh menit dilanjutkan dengan pemberian anastesi umum, diberikan Ketamin 1 ml dan Xylazine 1,3 ml yang dikombinasikan dalam satu spuit diinjeksi secara intra muskulus. Xylazine merupakan obat premedikasi, tetapi dalam hal ini dikombinasikan dengan Ketamin untuk mendapatkan anastesi yang sempurna, dimana kedua obat ini mempunyai efek kerja yang antagonis atau berlawanan, sehingga efek buruk yang ditimbulkan berkurang. Sebelum operasi diinjeksikan vitamin K untuk mencegah perdarahan yang hebat saat dilakukannya operasi mengingat operasi dilakukan di regio cervicalis tempat vena jugularis melintas vena paling besar. Ephineprin diberikan saat terjadi perdarahan pada kapiler kapiler di daerah operasi mucocele . Ketamin mempunyai sifat analgesik dan kataleptik dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk sistem visceral. Tidak menyebabkan relaksasi otot lurik, bahkan kadang-kadang tonusnya meninggi. Ketamin memiliki kekurangan yaitu sangat lemah sifat analgesik pada visceral karena itu tidak dapat diberikan secara tunggal untuk prosedur operasi Fossum, 1997. Sedangkan Xylazine mempunyai efek sedasi, analgesi,anastesi dan relaksasi otot pada dosis tertentu. Xylazine mempunyai efek terhadap sistem sirkulasi, penapasan dan penurunan suhu tubuh. 14 Selain itu dapat menyebabkan bradiaritmia, serta diikuti oleh hipotensi yang berlangsung lama Artbeiter, 1972. Operasi pengangkatan salivary mucocele berjalan dengan cukup sulit. Pada proses operasi ini cukup sulit dikarenakan pada kasus ini dilakukan tiga kali operasi. Hal ini dikarenakan salivary mucocele terjadi dapat diakibatkan adanya gangguan pada saluran glandula salivarius atau gangguan pada glandula itu sendiri. Sehingga dilakukan tiga kali operasi pada kasus ini 1. Operasi pertama dilakukan untuk pengangkatan kapsul tempat akumulasi saliva 2. Operasi kedua dilakukan untuk pemasangan selang drainage. 3. Operasi ketiga dilakukan karena cairan tetap menetes dari selang drainage selama 4 hari, maka dilakukan reseksi pada glandula mandibularis dan glandula submandibularis kiri. Ukuran mucocele yang diangkat saat operasi pertama berukuran ±8 cm. Pengangkatan dilakukan di area cervicalis . Pengangkatan dilakukan untuk mengembalikan kondisi normal anjing. Salivary mucocele dapat bertambah besar jika sekresi saliva semakin tinggi setiap harinya. Jika kebengkakannya sangat besar dapat mengganggu proses makan dan menelan atau mengganggu pernafasan jika kebengkakan menekan regio pharyngeal . Hewan biasanya akan mengalami disfagia, anoreksia, stridor hemoragi atau dispnea Howey, 2001 . Pada kasus ini penanganan dengan operasi merupakan pilihan yang tepat karena langsung mengangkat saluran atau glandula yang mengalami kebocoran sehingga tidak akan tejadi kekambuhan lagi. Apabila mucocele hanya diaspirasi selang jangka waktu tertentu, mucocele akan kambuh kembali dan kemungkinan infeksi yang lebih tinggi akibat tusukan jarum saat aspirasi. Cepatnya penanganan dan pada kasus ini tidak disertai penyakit lain maka prognosis yang didapat akan semakin baik Howey, 2001. Operasi kedua dilakukan 3 hari post operasi pengangkatan kapsul mucocele . Operasi kedua dilakukan karena pada hari ketiga post operasi, akumulasi cairan pada daerah operasi pertama membengkak dan terjadi peradangan. Akumulasi cairan dalam jumlah banyak menyebabkan terjadi pembengkakan sehingga jahitan terbuka kembali. Pada operasi kedua dilakukan pemasangan selang drainage . Tujuannya untuk mengeluarkan cairan saliva yang masih tersekresi agar jahitan pada operasi ini tidak terbuka kembali. 15 Gambar 5. Anjing pasca operasi kedua Adanya peradangan pada hari pertama hingga hari ke-4 post operasi merupakan hal yang wajar. Segera setelah operasi, rongga luka diisi oleh bekuan fibrinogen dan serum protein lain, eritrosit, leukosit, sel yang mati, dan umumnya bakteri dan benda asing lainnya. Pada akhir fase ini terbentuk kapiler-kapiler baru sekeliling pinggir luka. Dalam jaringan penyambung sekeliling kapiler, sel mesenkial berdiferensiasi menjadi fibroblas, dan sel fagosit akan membersihkan jaringan sel mati. Pada fase ini ditemukan tanda-tanda radang. Pada hari ke-6 dilakukan penggantian antibiotik dari Amoxicilin 500 mg ke Amoxan 500 mg. Amoxicilin dan Amoxan merupakan antibiotik dengan kandungan yang sama yaitu penisilinnamun. Amoxan lebih paten dibandingkan Amoxicilin. Hal ini dikarenakan luka bekas operasi, masih basah dan pada selang tetap menetes cairan. Cairan yang keluar dari selang drainage berwarna bening kemerahan. Pada hari ke-7 dilakukan operasi untuk mereseksi glandula mandibularis dan glandula submandibularis sinister. Operasi dilakukan dikarenakan cairan tetap keluar hingga hari ke-12 post operasi pertama atau hari ke-5 post operasi ketiga. Namun cairan yang menetes tersebut sedikit demi sedikit frekuensi dan volumenya mulai berkurang. Pada hari ke-13 dilakukan penggantian antibiotik Amoxan 500 mg ke Ciprofloxacin 500 mg.