didefinisikan sebagai infeksi yang didapat oleh pasien selama perawatan di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya setelah pasien masuk rumah sakit dalam
kurun waktu 48 – 72 jam , pada saat itulah penularan saling silang itu bisa terjadi.
Infeksi ini tidak hanya terjadi kepada pasien, tetapi dapat juga terjadi pada semua tenaga kesehatan yang bekerja didalamnya serta pengunjung rumah sakit WHO,
2002. Proses terjadinya penyakit infeksi adalah akibat adanya interaksi segitiga
epidemiologi, sering dikenal dengan istilah trias epidemiologi dan merupakan konsep dasar yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor
utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya, yaitu host penjamu, environment lingkungan, dan agent bakteri Maryani
dan Mulyani, 2010. Infeksi nosokomial disebabkan oleh patogen yang mudah menyebar ke
seluruh tubuh, terutama pada pasien rumah sakit dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah , sehingga mereka kurang mampu untuk melawan infeksi. Dalam
beberapa kasus, pasien mengalami infeksi karena kondisi atau fasilitas kesehatan di rumah sakit yang buruk, atau karena staf rumah sakit tidak mengikuti prosedur
yang tepat seperti cuci tangan yang baik dan benar WHO,2009.
2.2 Bakteri.
Penemuan mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek pada tahun 1683 Gupte, 1990, telah membuka tabir ternyata kumanmikroorganisme berada di
mana-mana, di air, tanah, udara, benda-benda, bahkan di tubuh manusia, termasuk pada telapak tangan. Keberadaan kuman-kuman yang tidak kasat mata tersebut
seringkali membuat kita tidak sadar akan bahaya yang dapat ditimbulkan. Tubuh manusia secara terus menerus terpapar berbagai mikroorganisme yang sebagian
besar merupakan bakteri, namun ada juga jamur dan mikroorganisme lain. Keberadan mikrorganisme tersebut dibuktikan dengan adanya berbagai
penelitian, bahkan salah satu penelitian membuktikan bahwa sabun yang digunakan untuk mencuci tangan dapat terkontaminasi oleh bakteri, padahal
penggunaan sabun dimaksudkan untuk mengurangi jumlah bakteri yang ada di tubuh kita termasuk pada telapak tangan Gal et al., 2004.Pada keadaan normal
dan sehat, organisme tersebut tidak berbahaya bahkan dapat bermanfaat bagi manusia yang dapat dikenal sebagai flora normal atau komensal.
Flora normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati.Tempat paling umum dijumpai
flora normal adalah tempat yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit, mata, mulut, saluran pernafasan atas, saluran pencernaan dan saluran urogenital.Kulit
normal biasanya ditempati bakteria sekitar 10.2 –10.6 CFUcm
2
Trampuz Widmer, 2004.Flora normal yang menempati kulit terdiri dari dua jenis yaitu
flora normal atau mikroorganisme sementara transient microorganism dan mikroorganisme tetap resident microorganism.
Flora transien terdiri atas mikroorganisme non patogen atau potensial patogen yang tinggal di kulit atau mukosa selama kurun waktu tertentu jam, hari
atau minggu, berasal dari lingkungan yang terkontaminasi atau dari pasien.Flora ini pada umumnya tidak menimbulkan penyakit mempunyai patogenisitas lebih
rendah dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan flora tetap. Pada kondisi terjadi