Melisa, 2014 Pembinaan Narapidana Tindak Pidana Korupsi Untuk Mengembangkan Watak
Kewarganegaraan Civic Disposition Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada deskripsi dan analisis data dari hasil penelitian maka pokok bahasan terakhir dari penulisan ini adalah kesimpulan dan saran.
Kesimpulan merupakan totalitas dari berbagai hal yang berkenaan dengan Pembinaan Narapidana Tindak Pidana Korupsi Untuk Mengembangkan Watak
Kewarganegaraan Civic Disposition di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Sukamiskin Bandung. Maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Bentuk dan materi program yang di arahkan untuk pembinaan narapidana
tindak pidana korupsi untuk mengembangkan watak kewarganegaraan Civic Disposition di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Sukamiskin
Bandung secara umum perencanaan pelaksanaan program pemberian pembinaan dan pembimbingan terhadap para narapidana telah direncanakan
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, namun masih bersifat homogen dan berlaku umum bagi
seluruh narapidana atau penghuni Lapas. 2.
Efektivitas pembinaan berupa perubahan perilaku, sikap dan kepribadian akan dikembalikan lagi kepada narapidana itu sendiri. Pelaksanaan
pemberian pembinaan dan pembimbingan khususnya bagi para narapidana tindak pidana korupsi, tampak belum dilaksanakan secara khusus,
terstruktur dan terprogram serta belum sesuai dengan kondisi obyektif yang ada. Hal ini disebabkan oleh karena disamping belum adanya peraturan
mengenai program khusus, juga dikarenakan sangat terbatasnya sumber daya yang tersedia yang dimiliki oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Sukamiskin Bandung baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. 3.
Pemerintah berkomitmen untuk memberikan efek jera pelaku tindak pidana korupsi. Berbagai cara telah di tempuh pemerintah untuk mengatasi
masalah tindak pidana korupsi antara lain penyelesaian kasus-kasus korupsi
Melisa, 2014 Pembinaan Narapidana Tindak Pidana Korupsi Untuk Mengembangkan Watak
Kewarganegaraan Civic Disposition Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang menarik perhatian masyarakat dipercepat dan dilakukan secara adil dan objektif.
4. Persoalan yang ditemui dalam proses pembinaan lebih banyak berasal dari
diri narapidana itu sendiri yakni latar belakang narapidana yang berbeda- beda, hubungan antar personal narapidana, hubungan narapidana dengan
petugas Lapas. Sedangkan faktor dari luar diri narapidana antara lain sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam pelaksanaan pembinaan,
kuantitas dan kualitas petugas pembinaan serta anggaran yang kurang memadai., khususnya kepada para narapidana tindak pidana korupsi.
5. Upaya Lembaga Pemasyarakatan Klas I Sukamiskin Bandung dalam
mengatasi hambatan pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana tindak pidana korupsi adalah telah diupayakan jalan keluarnya dengan cara
menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dari luar.
B. REKOMENDASI