Universitas Kristen Maranatha
5
1.5 Skema Perancangan
v
v
Diagram 1.1 Skema Perancangan
PERMASALAHAN Banyak anak-anak SD di kota Bandung yang terbawa arus budaya luar dan melupakan budaya
lokal cerita rakyat Sunda. Mereka mulai menganggap cerita rakyat Sunda adalah budaya kuno. SOLUSI
Merancang perancangan visual untuk mengenalkan dan mempertahankan cerita rakyat sunda di era modern kepada anak-anak SD di kota Bandung.
TUJUAN PERANCANGAN Membuat anak-anak SD tertarik dan mengenal cerita rakyat Sunda melalui perancangan visual
board game agar tidak menganggap cerita rakyat Sunda sebagai budaya kuno
SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA STUDI LAPANGAN
STUDI LITERATUR TEORI
Kuesioner, Wawancara Buku,
Internet Cerita rakyat, Perkembangan
Psikologi Anak,Snellius, Bahasa Rupa, Ilustrasi,
Warna, Game, Board Game SASARAN
PSIKOGRAFIS Anak-anak SD yang mulai
memiliki minat dalam hal-hal khusus, gemar membentuk
kelompok bermain, mulai ingin tahu dan belajar.
DEMOGRAFIS Laki-laki dan perempuan usia
9-12 tahun kelas 4-6 SD, golongan menengah ke atas.
GEOGRAFIS SD swasta dan negeri
Kota Bandung.
KONSEP KOMUNIKASI Menyampaikan cerita Telaga
Warna melalui board game KONSEP KREATIF
Batik Bogor, Gaya Gambar, Layout, Typography, Studi
Karakter KONSEP MEDIA
Board game
HASIL KARYA Board Game yang terdiri dari papan permainan, pion, kartu, dan disertai beberapa media promosi
kepada sekolah dasar di SD seperti X-Banner serta gimmick berupa pin.
Universitas Kristen Maranatha
84
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah board game Apsari Sang Pelindung: Jelajahi Telaga Warna, dapat mengenalkan kembali cerita rakyat Telaga Warna kepada anak-anak
serta mengubah pandangan anak – anak bahwa cerita rakyat bukanlah budaya kuno
melalui belajar dan bermain.
Berdasarkan data dan fakta yang sudah dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, dan studi pustaka, cerita rakyat Sunda perlu dikomunikasikan kembali kepada anak-
anak SD khususnya kelas 4-6 di Kota Bandung. Cerita rakyat yang akan dikomunikasikan adalah Telaga Warna. Hal ini dikarenakan cerita Telaga Warna
merupakan salah satu cerita rakyat menarik yang sudah dipublikasikan melalui buku, tetapi, anak-anak SD di Kota Bandung sebagian besar hanya mengenal cerita
Sangkuriang dan Lutung Kasarung.
Pengenalan kembali cerita rakyat Telaga Warna adalah melalui perancangan board game. Media ini dipilih berdasarkan dari hasil survei bahwa anak-anak usia 9-12
tahun menyukai bermain game. Selain itu digunakan juga pendekatan menggunakan bahasa kata dan bahasa rupa dari Prof.Dr.H Primadi Tabrani. Board game akan
dibagikan kepada 10 sekolah di Bandung sebagai promosi pertama pada bulan Agustus 2015 minggu pertama, dimana setiap sekolah menerima 10 board game.
Board game Apsari Sang Pelindung bertujuan untuk mengajak pemain dapat bersosialisasi dan bekerja sama , dimana secara implisit mengenalkan :
1. Nilai moral 2. Nilai sosial
3. Perkembangan logika 4. Nilai agama
5. Ilmu pengetahuan
Universitas Kristen Maranatha
85
5.2 Saran