commit to user
II-26
6. Sambungan dengan pelat penguat.
Jenis sambungan dengan pelat penguat terdiri dari sambungan dengan pelat penguat tunggal dan sambungan dengan pelat penguat ganda. Sambungan ini
mirip sambungan tumpang, dan karena tidak begitu efesien maka sambungan ini jarang digunakan sebagai sambungan utama.
Gambar 2.21 Sambungan dengan pelat penguat.
Sumber: Suharto, 1991
Pengelasan yang baik terlihat dari kualitas dan kemudahan serta kecepatan pengelasan. Untuk memperoleh lebar kampuh yang ideal pada kekuatan
sambungan maka ayunan tidak lebih dari tiga kali diameter elektroda. · Pengaruh besar kecilnya arus pada las listrik.
1. Apabila arus terlalu kecil. - Penyalaan busur listrik sukar
- Busur listrik yang terjadi tidak stabil - Panas yang tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan benda kerja
- Rigi-rigi las kecil dan tidak rata serta penembusannya dangkal 2. Apabila arus terlalu besar.
- Elektroda mencair terlalu cepat - Hasil permukaan las lebih besar
- Penembusan terlalu dalam · Ukuran elektroda.
Ukuran standar diameter kawat inti adalah 1,5 sampai 7 mm dengan panjang 350 sampai 450 mm. Jenis selaput terbuat selulosa, kaolin, kalium, titanium,
oksida, kalium oksida mangan, oksida besi, tebal selaput berkisar antara 10 sampai 50 diameter elektroda. Pada waktu pengelasan selaput elektroda akan
ikut mencair menghasilkan gas CO
2
yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Cairan selaput yang disebut terak
commit to user
II-27 akan mengapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas
kampuh. · Kekuatan sambungan las.
Berdasarkan kekuatannya, maka sambungan las dapat dibedakan menjadi las kampuh butt joint dan las sudut fillet weld.
1. Las kampuh butt joint. Tegangan tarik dirumuskan:
l h
F
t
× =
s persamaan 2.8
dengan;
t
s = tegangan tarik Nmm
2
F = gaya tarik N h = tinggiukuran las mm
l = panjang las mm
2. Las sudut fillet weld dirumuskan:
l h
F ×
× =
707 ,
t persamaan 2.9
dengan; t = tegangan geser Nmm
2
F = gaya geser N h = tinggiukuran las mm
t = h × sin 45
o
= 0,707 × h l = panjang las mm
3. Tegangan lentur dirumuskan:
b l
h L
F
b
× ×
× ×
= 414
, 1
s persamaan 2.10
dengan;
b
s = tegangan lentur Nmm2
F = gaya yang diterima dari las N L = jarak eksentrisitas mm
commit to user
II-28 h = tinggiukuran las mm
l = panjang las mm b = lebar benda yang dilas mm
4. Tegangan kombinasi dirumuskan:
2 2
1 2
8 ,
1 1
2 2
÷ ø
ö ç
è æ
- ×
+ ÷
ø ö
ç è
æ +
× ×
× =
b L
b L
l h
F
s persamaan 2.11
dengan; s = tegangan kombinasi Nmm
2
2.6 GERAK HARMONIK PEGAS