6
ditransmisikan Gillespie Bamford, 2009. Angka kejadian infeksi di Amerika Serikat yang berasal dari rumah sakit nosocomial infection sebesar 30. Bakteri Gram negatif
yang sering menyebabkan infeksi adalah Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii
, Enterobacteria dan Escherichia coli Bela, 2011. Acinetobacter baumannii
ditemukan paling banyak diantara 10 isolat yang didapatkan, yaitu terdapat 4 isolat sekret tenggorok pasien faringitis. Acinetobacter
baumannii merupakan bakteri Gram negatif aerobik yang tersebar luas di tanah dan air,
yang berperan sebagai patogen oportunistik pada pasien yang mengalami luka bakar atau penurunan daya tahan tubuh sehingga dapat menyebabkan infeksi nosokomial.
Acinetobacter baumannii ini dapat dibiakkan dari kulit, selaput lendir, sekret, dan
lingkungan rumah sakit. Jawetz, 2005. Acinetobacter baumannii
di Inggris menjadi penyebab wabah infeksi di rumah sakit Gillespie Bamford, 2009. Faringitis yang disebabkan karena Acinetobacter
baumannii di India sebesar 1,49 Mokkapati Yalamanchili, 2013 dan di Jakarta Pusat,
Indonesia sebesar 1,53 Isnawati, 2002. Hasil isolasi dari pemeriksaan usap tenggorok pada penderita tonsilo-faringitis yang dilakukan di puskesmas di daerah Jakarta Pusat
menunjukkan kuman terbanyak yang dapat diisolasi yaitu Streptococcus viridans 54,2 Isnawati, 2002. Penelitian yang dilakukan oleh Anuradha di Apollo Institute of Medical
Sciences and Research, Jubilee Hills, Hyderaba, India menunjukkan 3 kuman terbanyak yang diisolasi dari pasien faringitis yaitu Staphylococcus aureus 34,32, Streptococcus
pyogenes 25,37, dan Klebsiella pneumoniae 23,88 Mokkapati Yalamanchili,
2013. Di Amerika Serikat ditemukan kasus terbanyak penyebab faringitis adalah Streptococcus pyogenes
30 Anjos et al., 2014. Perbedaan kondisi sosiodemografik negara berkembang atau negara maju,
tingkat kepadatan penduduk, sosio-ekonomi, dan banyaknya jumlah perokok adalah hal yang dapat mempengaruhi perbedaan peta kuman penderita faringitis di setiap negara
Irwanti, 2010.
2. Peta Resistensi Kuman
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode disk diffusion Kirby-Bauer karena hasil yang didapatkan cepat, lebih sederhana, dan murah. Penggunaan disk yang
mengandung antibiotik diletakan di atas media MH padat yang sudah ditanami organisme uji dan kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam.
Kuman ini diujikan dengan berbagai macam antibiotik, dengan tujuan untuk mengetahui bakteri masih sensitif atau sudah resisten. Antibiotik yang digunakan dalam
7
penelitian ini yaitu amoxycillin, ceftriaxone, cefazoline, meropenem, gentamicin, cefotaxime, ciprofloxacin, dan trimethoprim. Pemilihan penggunaan antibiotika ini
berdasarkan pola peresepan terbanyak yang diberikan pada pasien faringitis melalui pembacaan rekam medik, dan hasil uji resistensi dari mesin Vitek yaitu antibiotika
amoxycillin, berdasarkan alternatif terapi pada pedoman penggunaan antibiotik RSUD Dr. Moewardi tahun 2011, pola peresepan pada pasien faringitis melalui pembacaan rekam
medik, dan hasil uji resistensi dari mesin Vitek yaitu antibiotika cefotaxime, ceftriaxone, cefazoline dan ciprofloxacin, serta antibiotika gentamicin, meropenem, dan trimethoprim-
sulfamethoxazole berdasarkan hasil uji resistensi dari mesin Vitek. Penelitian ini menggunakan hasil isolat kuman Gram positif dari sekret tenggorok
pasien faringitis bulan Agustus 2014 RSUD Dr. Moewardi yaitu Staphylococcus aureus sebanyak 2 isolat yang menunjukkan adanya resistensi terhadap antibiotik sebesar 100
pada antibiotik cefotaxime dan amoksisilin serta ciprofloxacin dan gentamicin sebesar 50.
Berdasarkan uji kepekaan pada sekret tenggorok pasien faringitis bulan Januari hingga Maret tahun 2014 di RSUD Dr. Moewardi terdapat 4 kuman Gram positif yang
berhasil diisolasi yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus haemolyticus, Streptococcus mitis,
dan Streptococcus sanguinis. Staphylococcus aureus juga menunjukkan adanya resistensi terhadap antibiotika amoxycillin sebesar 100. Peta
resistensi kuman Gram positif sekret tenggorok pasien faringitis bulan Januari-Maret 2014 terhadap beberapa antibiotika ditunjukkan pada tabel 2 Laboratorium Mikrobiologi RSUD
Dr. Moewardi, 2014. Berdasarkan peta resistensi kuman Gram negatif terhadap beberapa antibiotika
pada pasien faringitis di RSUD Dr. Moewardi periode Januari-Maret 2014 menunjukkan Klebsiella pneumoniae
merupakan kuman yang paling banyak ditemukan pada pasien faringitis bulan Januari hingga Maret 2014 dan mengalami resistensi terhadap antibiotik
golongan penicillin yaitu ampicillin sebesar 100 Tabel 3 Laboratorium Mikrobiologi RSUD Dr. Moewardi, 2014. Pada penelitian ini kuman Klebsiella pneumoniae juga
menunjukkan resistensinya terhadap antibiotika golongan penicillin yaitu amoxycillin sebesar 100 Tabel 4.
8
Tabel 2. Peta resistensi kuman Gram positif terhadap beberapa antibiotika pada pasien faringitis di RSUD Dr. Moewardi periode Januari-Maret 2014
Antibiotik Persentase resistensi bakteri terhadap antibiotik
Staphylococcus aureus n= 6
Staphylococcus haemolyticus
n= 3 Streptococcus
mitis n=4
Streptococcus sanguinis
n=2 Ceftazidime 0
67 25
50 Ceftriaxone 0 67
25 Cefepime 0 67
75 100
Ertapenem 0 67 50
Meropenem 0 67
50 Gentamicin 0 33
50 50
Ciprofloxacin 0 67 25 50
Levofloxacin 0 67 0 0
Trimethoprim 0 33 50 100
Piperacilin 0 67 25
Benzypenicilin 100 100
- -
Amoxycillin 100 100 0 0 Oxacilin 0
67 -
- Cefadroxil 0 67
- -
Cefuroxime 0 67 - -
Cefotaxime 0 67 50
Ceftizoxime 0 67 - -
Doripenem 0 67 -
- Imipenem 0 67
25 Moxifloxacin 0
67 - - Eritromysin 0 33
- - Clindamysin 0
33 - - Quinupristin 0
0 - - Vankomysin 0
0 50 50
Tetrasiklin 33 33 50
100 Nitrofurantoin
Norfloxacin Amikacin
Amoxycillin clavulanic
Sulbactam cefoperazon
Netilmicin Cefoperazon
Ampicillin Ampicillin
sulbactam Kloramfenikol
17 -
- -
- -
- -
-
- -
- -
- -
- -
-
- 50
25 50
50
25 25
50 50
100 50
50 Keterangan : n menyatakan jumlah isolat, - menyatakan tidak dilakukan uji
Laboratorium Mikrobiologi RSUD Dr. Moewardi, 2014
Tabel 4. Hasil uji kepekaan kuman pada 10 isolat pasien faringitis bulan Agustus 2014 dengan menggunakan metode
disk diffusion
Bakteri Uji N
Presentase resistensi bakteri terhadap antibiotik SXT KZ CIP MEM CRO CTX AML CN
Klebsiella pneumoniae 2
0 0 0 0 0 100 100 0
Enterobacter cloacae 2
0 50 0 0 100 100 100 0 Acinetobacter baumanniii
4 0 75 0 0 75 100 25 0
Staphylococcus aureus 2
0 0 50 0 0 100
100 50 Keterangan: n menyatakan jumlah isolat bakteri, SXT = trimethoprim, KZ = cefazoline, CIP = ciprofloxacin, MEM = meropenem, CRO
= ceftriaxone, CTX = cefotaxime, AML = amoxycillin, CN = gentamicin
9
Tabel 3. Peta resistensi kuman Gram negatif terhadap beberapa antibiotika pada pasien faringitis di RSUD Dr. Moewardi periode Januari-Maret 2014
Antibiotik Persentase resistensi bakteri terhadap antibiotik
Escherichia coli
n = 6 Enterobacter
cloacae n = 9
Enterobacter aerogenes
n = 1 Acinetobacter
baumannii n = 5
Sphingomonas paucimobilis
n = 2 Pseudomonas
aeruginosa n = 9
Citrobacter freundii
n= 1 Klebsiella
pneumonie n = 22
Ampicilin 83,33 100 100 100 100 100 100
Ampicilin sulbactam
83,33 100 100 0
100 100
18,18 Cefazoline 66,67 88,89 100 100
100 100
100 27,27
Cefmetazole 0 88,89
100 100
50 100
100 9,09
Ceftazidime 50 22,22 0
11,11 27,27
Ceftriaxone 50 22,22 0
80 100
27,27 Cefepime 50 11,11 0
11,11 0 27,27
Aztreonam 50 22,22 0
100 55,55 0
18,18 Ertapenem 0
- -
Meropenem 0 11,11 0
Amikacin 0 Gentamicin 16,67 11,11 0
11,11 0 4,55
Ciprofloxacin 50 11,11
22,22 Levofloxacin 50
44,45 Tigecycline 0
100 Trimethoprim 66,67
22,22 100
13,64 Piperacilin -
11,11 0 -
-
Keterangan: - menyatakan tidak dilakukan uji, n menyatakan jumlah isolat, SXT = trimethoprim, KZ = cefazoline, CIP = ciprofloxacin, MEM = meropenem, CRO = ceftriaxone, CTX = cefotaxime, AML = amoxycillin, CN = gentamicin
Laboratorium Mikrobiologi RSUD Dr. Moewardi, 2014
9
10
Zona hambat akan terbentuk apabila disk antibiotik berdifusi ke dalam media secara efektif. Zona hambat yang terbentuk dibagi menjadi dua yaitu zona radikal yaitu
apabila daerah di sekitar disk tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri bening dan zona iradikal yaitu daerah di sekitar disk yang menunjukkan bakteri dihambat oleh
antibiotika tetapi tidak dimatikan. Hasil zona hambat pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2. Umumnya semakin besar zona hambat maka semakin sensitif organisme uji
artinya antibiotika tersebut masih poten untuk terapi pengobatan. Zona radikal yang diperoleh dari hasil uji kemudian diinterpretasikan sesuai standar pengukuran yang telah
ditetapkan CLSI Clinical and Laboratory Standards Institude, untuk menentukan bakteri tersebut sensitif S, intermediet I, atau resisten R Tortora et al., 2010.
Enterobacter cloacae merupakan kuman Gram negatif yang mempunyai standar
pengukuran zona hambat yang sama dengan Klebsiella pneumonia karena masih dalam satu keluarga Enterobacteriaceae. Tabel 5 menunjukkan diameter zona hambat dari 10
isolat kuman pasien faringitis mengalami resistensi terbesar terhadap antibiotik cefotaxime 100 dan amoxycillin 70.
Tabel 5. Diameter zona hambat pada 10 isolat kuman pasien faringitis bulan Agustus 2014 dengan menggunakan metode
disk diffusion
Bakteri Uji Kode
Bakteri Diameter Zona Hambat mm
SXT KZ CIP MEM CRO CTX AML CN
Klebsiella pneumonia 539 ST
24,67 S
23,33 S
27,67 S
29,17 S
24,17 S
25,33 R
9,67 R
17,67 S
Enterobacter cloacae 548 ST
23 S
24,67 S
23 S
24,67 S
17,33 R
22 R
10 R
16 S
Klebsiella pneumonia 588 ST
27,33 S
25 S
28,33 S
29 S
23,33 S
16,33 R
15,83 R
17 S
Enterobacter cloacae 598 ST
18 S
- 23 S
23,3 S
20,33 R
18,67 R
13 R
16 S
Acinetobacter baumannii 634 ST
26,33 S
16,5 R
26,33 S
26,33 S
16,3 R
16 R
11,33 R
20,33 S
Acinetobacter baumannii 659 ST
24,17 S
10 R
26,5 S
26,83 S
18,67 R
18,5 R
15,17 S
20,33 R
Staphylococcus aureus 671 ST
24,83 S
23,67 S
23 S
31 S
23,67 S
22 R
12,33 R
9,67 R
Staphylococcus aureus 726 ST
28 S
26 S
18,67 R
30,67 S
22 S
22,33 R
15,67 R
15,67 S
Acinetobacter baumannii 846 ST
21,67 S
28 S
21,67 S
30,67 S
23,33 S
22 R
16,5 S
17,67 S
Acinetobacter baumannii 17 ST
22,33 S
12 R
28 S
30,3 S
20,33 S
18 R
19,67 S
17,67 S
Keterangan: - menyatakan tidak ada zona hambat, S = sensitif, R = resisten, SXT = trimethoprim, KZ = cefazoline, CIP = ciprofloxacin, MEM = meropenem, CRO = ceftriaxone, CTX = cefotaxime, AML = amoxycillin, CN = gentamicin
Resistensi yang terjadi pada Staphylococcus aureus terhadap golongan penicillin erat kaitannya dengan kejadian potensi epidemik MRSA Meticillin-resistant
Staphylococcus aureus Gillespie Bamford, 2009. Kejadian resistensi Staphylococcus
aureus terhadap penicilin juga ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh den Heijer
et al ., 2013 yang menunjukkan terjadi resistensi terhadap penicillin sebesar 73,2.
1 2
3 4
1
2 7
6
11
Gambar 2. Uji kepekaan isolat pasien faringitis bulan Agustus 2014 terhadap beberapa antibiotika 1. Amoxycillin, 2. Ciprofloxacin, 3. Ceftriaxone,
4. Meropenem, 5. Cefazoline, 6. Gentamicin, 7. Cefotaxime, dan 8. Trimethoprim dengan metode